Jihyo mengamati dua foto yang dihiasi dengan karangan bunga dengan tatapan kosong. Kedua tangannya memegangi dengan kuat sisi hanbok berwarna hitam yang ia kenakan. Tidak ada yang Jihyo bisa katakana tatkala apa yang dilihatnya ternyata benar akan faktanya. Pemilik mobil yang mobilnya nyaris hancur semua adalah milik Jungkook. Bahkan terdapat bayi yang berada di dalam sana. Jungkook dinyatakan meninggal saat berada di rumah sakit, tetapi bayi itu meninggal di tempat.
Sampai saat ini, Jihyo tidak menangis atas kepedihan yang terjadi. Berbeda dengan beberapa kerabat dan sahabat dekat Jungkook, termasuk keluarga dari Sohyun yang begitu histeris akan kepergian Jungkook beserta Jeonshan. Walaupun begitu, Jihyo merasakan dadanya sejak kemarin terasa sesak—tepat setelah kabar Jeonshan meninggal dunia dan disusul dengan kematian Jungkook.
Perlahan, Jihyo tersenyum getir. "Bukankah kau seharusnya senang, Jihyo? Mereka yang seperti benalu dalam kehidupanmu sudah pergi selamanya. Kau sudah tenang sekarang."
Akan tetapi, Jihyo tidak merasakan kesenangan ketika ia mengharapkan hal demikian. Dadanya malah semakin terasa nyeri—begitu menyesakkan. Kenapa ia malah berharap apa yang terjadi saat ini sebuah mimpi buruk? Jihyo tidak paham, terlebih apa yang terjadi bukanlah sebuah mimpi buruk. Melainkan kenyataan pahit yang harus ia terima.
Jihyo yang melamun dengan amatan yang masih sama lantas disentakkan oleh sebuah tangan yang menariknya untuk menjauh dari sekitar. Jihyo mulanya kebingungan, tetapi melihat aura memanas dari Sohyun, Jihyo seperti sudah menebak akan pembahasan mereka ketika Sohyun membawanya berada di lorong yang sepi. Tatapan tajam dan menusuk begitu saja Sohyun berikan pada Jihyo.
"Kau sudah puas, bukan?" tanya Sohyun langsung dengan nada amarah dan kesal menyatu. Jika berpapasan dengan Jihyo, Sohyun bahkan hanya ingin memaki wanita di hadapannya ini yang lebih busuk dan liar dari binatang. Sungguh, Sohyun dan sahabat lainnya yang mengusili Jungkook pada waktu itu sampai sekarang menyesal bukan main. Terlebih ditambah akan kematian Jungkook dan penjelasan Dante—alasan Jungkook mengendarai mobil bersama dengan putra kecilnya, luruhlah semuanya.
"Sumpah, demi apapun, aku tidak tahu hatimu terbuat dari apa, Jihyo! Kau sangat jahat dan tidak berperasaan dengan suami dan anakmu sendiri. Kau pasti sudah tahu alasan mereka bisa keluar waktu itu bukan? Apa kau sama sekali tidak bisa memahami walau sedikit saja bagaimana frustrasinya Jungkook, hah? Hei, bukan kau saja yang menderita karena semua hal kau limpahkan padanya!"
"Wanita iblis!"
Sohyun mengeluarkan semua keluh kesahnya—kesedihan dan amarah yang hanya bisa dipendam karena larangan dari Jungkook untuk mendekati Jihyo. Mengingat, seperti yang ia katakan, melihat Jihyo, Sohyun hanya ingin memaki dan menghina. Detik itu juga, Sohyun luruh di atas lantai dan menangis. "Sampai saat ini, aku membencimu. Aku sudah melakukan banyak hal bersama dengan sahabatku yang lainnya untuk menghasut Jungkook agar membencimu, tetapi kita malah mendengar puncak komedi dalam alur ini. Sial sekali, Jungkook malah jatuh cinta padamu," kata Sohyun di tengah tangisnya. Ia tidak peduli lagi akan harga dirinya sebagai seorang konsultan hukum yang disegani.
Jihyo pun hanya bisa diam. Kedua mata bulatnya menatap lantai dengan tatapan kosong. Walau begitu, ia bisa mendengar setiap apa yang diucapkan Sohyun kepadanya—menghantam tubuh Jihyo begitu dalam. Namun, Jihyo tidak menyangka akan kalimat akhir yang di katakana oleh Sohyun.
Tidak mungkin Jungkook jatuh hati kepadanya ketika Jihyo selalu mengacaukan banyak hal. Kepalanya menggeleng pelan. "Jangan membual! Senior tidak pernah mencintaiku—"
"Itu karena kau melihat Jungkook sebagai seorang penjahat. Kau ingin membencinya seumur hidupmu. I see, tetapi itulah fakta yang kau harus dengar. Kau bisa menemukan hal menarik lainnya di kamar yang menjadi tempat pelarian Jungkook," jelas Sohyun yang masih pada posisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Life
FanfictionHubungan yang tercipta karena kesalahan, membuat Han Jihyo tidak peduli pada anak dan suaminya--Choi Jungkook. Ia merasa terjebak akan hubungan ilusi dan hanya ingin menciptakan kesengsaraan bagi mereka. Akan tetapi, ketika suami dan anaknya meningg...