Bagian 48 : Kehidupan Bahagia

640 37 16
                                    

Surat Pengajuan Cuti. Itulah yang Jihyo baca dari surat yang ia pegang. Surat yang harus ia serahkan ke bagian administrasi sebelum mengajukannya kepada pihak kepala prodi jurusan. Memasuki usia kehamilan delapan bulan, Jihyo ingin berhenti sejenak memikirkan peningnya akuntansi dan segala rentetannya. Lagipula, ia mulai merasa cepat kelelahan jika terlalu banyak melakukan aktivitas. Sehingga ia mengambil jalan pintas.

Sungguh, Jihyo bersyukur saat Jungkook yang tengah disibukkan akan pekerjaannya tetap menjalankan tanggung jawab yang ia miliki. Bukti sederhana ketika Jungkook saat ini menemaninya, menggenggam jemarinya untuk menyusuri lorong kampus hingga tiba di bagian administrasi.

Tak banyak berbicara, Jihyo langsung memberitahu keperluannya dan sebelumnya, ia memang sudah memberi kabar mengenai hal ini kepada bagian administrasi sehingga ia sisa menunggu selama beberapa hari ke depan, panggilan dari pihak kepala prodi mengenai kebijakan yang bisa ia terima. Jihyo berharap ia bisa mendapatkan jatah liburan selama satu semester atau tak kurang dari tiga bulan.

"Baik, Jihyo. Kau bisa mendapatkan kabar dari pihak kampus maksimal tiga hari mengenai pengajuan cuti ini," ucap staf yang Jihyo kenali sembari tersenyum. "Semoga persalinannya lancar." Pun staf itu menambahi.

Jihyo mengangguk disertai senyum begitu lebar. "Terima kasih. Aku pamit dulu. Sampai jumpa!" Sembari ia melambaikan tangan lalu melangkah menjauh bersama dengan Jungkook untuk meninggalkan area kampus. Seperti yang sudah mereka agendakan. Hari ini, mereka akan ke toko pakaian bayi yang sebelumnya sudah mereka pesan.

"Aku tidak sabar untuk melihat pakaian-pakaian Jeonshan. Pasti lucu sekali," ucap Jihyo berseru. Lengannya saat ini mengapit lengan Jungkook. Mereka beriringan menuju parkiran sebelum melaju ke toko pakaian bayi yang berada tidak jauh dari area kampus.

Jungkook pun tersenyum manis. Ia melampiaskan kesenangannya dengan mengusap kepala sang istri. "Bener sekali. Aku sebenarnya sudah tidak sabar menantinya. Entah dia mirip denganku atau dengan dirimu."

"Aku bisa yakin jika Jeonshan akan mirip dengamu, Sayang," ucap Jihyo yang hendak masuk ke dalam mobil kala suaminya telah membuka pintu. Agak bingung, kedua alis Jungkook langsung tertaut.

"Kenapa bisa seyakin itu? Bagaimana jika dia mirip denganmu?" tanya Jungkook yang masih berdiri di sisi Jihyo.

Karena aku sudah melahirkannya. Dia benar-benar mirip denganmu, hei! Namun Jihyo tentu tidak akan mengatakan hal itu. "Feeling. Lihat saja nanti," ucapnya dengan kedua alis naik turun. Bagi Jihyo, ia merasa sedang digoda tetapi ia memang dasarnya tidak paham jika apa yang istrinya sedang katakan adalah sebuah kebenaran.

Jungkook memperlihatkan rasa senang dan antusiasnya yang begitu besar jika memang Jeonshan akan mirip dengan dirinya. Jungkook junior, itu terdengar mengagumkan. Selama Jungkook melajukan mobilnya, dengan radio mobil yang memutar lagu my you, mereka bercerita banyak hal. Itu tentang warna blue gray yang menjadi pilihan warna kamar Jeonshan, lalu mereka akan memberikan tema astronomi pada kamar itu hingga kemungkinan mereka akan menambahi beberapa pakaian dan benda-benda lainnya untuk sang bayi kecil yang tidak lama lagi akan lahir.

Ya, kali ini, mereka berdua begitu antusias untuk menyambut kelahiran Jeonshan yang tidak lama lagi.

***

Beberapa hari ini, Jihyo mulai mengalami perutnya yang sedikit kram. Ketika diperiksa lebih lanjut oleh dokter Chaerin, Jihyo mengalami gejala kontraksi palsu. Memang sediki menyebalkan, mengingat Jungkook yang begitu berperan penting-akan selalu ada untuk Jihyo sehingga ia tidak bisa memegang kasus secara penuh. Walaupun begitu, Jungkook merasa bersyukur kala Sohyun dan Hyunki sangat suka rela untuk menggantikan jika ia tidak bisa hadir.

My Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang