Jihyo terusik dari tidurnya mendengar suara dari dalam kamar mandi. Dengan kesadaran yang sepenuhnya belum terkumpul, Jihyo meraih ponsel di atas nakas. "Masih pukul enam pagi. Kelas akan mulai jam delapan nanti karena kami harus melakukan kunjungan ke Kosel Bank," kata Jihyo yang kembali menaruh ponsel. Bukannya membuka mata, ia ingin kembali memejamkan mata karena tidurnya memang cukup kurang.
Hanya saja, ketika ia menarik selimut, sebuah suara yang menjadi alasan Jihyo terbangun kembali terdengar. Suara seseorang yang tengah mual dari balik kamar mandi. Lekas, Jihyo membuka mata dan ia tidak melihat kehadiran sang suami di sampingnya. "Apa dia sakit?"
Pertanyaan yang tak bisa Jihyo jawab, tetapi ia bergegas menuju kamar mandi. Ia bisa melihat Jungkook yang memuntahkan cairan lewat mulut diwasfatel dengan kedua tangan memegangi pinggiran, sebagai penopang tubuhnya.
"Senior, apa yang terjadi? Apa Senior sakit?" tanya Jihyo yang mendekat. Walau Jungkook memberikan gelengan setelah terkejut akan kehadiran istrinya, Jihyo tidak percaya dan langsung menempelkan punggung tangan kedahi Jungkook.
"Tidak demam. Sepertinya Senior masuk angin ...." Jihyo termangu saat Jungkook kembali mual—mengeluarkan cairan-cairan putih. Sedih rasanya melihat suaminya seperti ini. Dengan pelan, Jihyo memijiti bagian leher, berharap merasa sedikit lega. "Senior sakit. Lebih baik izin dulu untuk hari ini. Aku yang akan berbicara dengan Sohyun. Kerjanya libur dulu."
Namun, Jungkook yang dari dulu keras pada diri dan begitu suka kerja, langsung menggelengkan kepala seraya menghapus liur disekitar mulut. "Aku baik-baik saja. Hanya masuk angin. Ini tidak masalah. Percaya padaku," ucap Jungkook yang mulai memberikan atensi pada sang istri. Ia yang sedikit mulai merasa membaik, memegangi kedua pundak istrinya dengan tatapan lembut. Jihyo semakin khawatir dibuatnya.
"Baiklah. Akan berakhir sia-sia membujuk libur untuk pria workaholic satu ini," kata Jihyo yang berkacak pinggang. Jungkook tersenyum di tengah kondisinya yang tak baik-baik saja, lantas menuntun kepalanya untuk bersandar di bagian selangka Jihyo yang membuat sang empu menghela napas. "Ya sudah, ayo berbaring dulu. Masih ada beberapa jam sebelum ke kantor. Aku akan menyiapkan sup ayam dan teh jahe biar Senior merasa baik."
Akan tetapi, Jungkook menggelengkan kepala—sedikit menggelikan bagi Jihyo. Terlebih, helaan napas Jungkook yang begitu terasa, tetapi tak ingin Jihyo hentikan momen manis ini—rasanya menyenangkan melihat sisi suaminya bagai bayi besar.
"Biarkan begini dulu. Aroma tubuhmu ternyata sangat menenangkan. Apa kau ganti parfum, Sayang?" tanya Jungkook yang tersenyum. Bagi Jihyo, suara suaminya saat ini begitu seksi—mengingatkan ia pada putaran kegiatan panas mereka. Ya, rasanya Jihyo ingin memukul kepalanya yang malah berpikiran kotor dalam kondisi yang tak memungkinkan adanya siaran ulang secara nyata.
Jihyo sedikit berbatuk, berusaha menjaga wibawa dirinya. "Parfumku masih sama. Aku tidak pernah menggantinya saat berada di Sekolah Menengah Atas," kata Jihyo yang merasakan anggukan dalam kegiatan yang dilakukan Jungkook—masih bersandar dengan manja.
"Aku kira berbeda. Entah kenapa, mualku hilang sekejap hanya karena berdekatan denganmu, hanya menghirup aroma tubuhmu yang begitu memabukkan. Seandainya bisa, aku ingin membawamu ke kantor dan terus memelukmu, Sayang."
Oke, Jihyo dibuat kehabisan kata-kata. Suaminya mendadak pintar mengolah kata yang berhasil menciptkan rona merah dipipi Jihyo. "Sudah, jangan merayu. Jelas itu tidak bisa. Kau mau dikenal sebagai suami yang begitu posesif dan manja dengan istri?'
"Kenapa tidak? Kau'kan istriku! Yang aneh itu kalau aku meminta hal tersebut pada wanita yang lain," ucap Jungkook sembari terkekeh.
Jihyo mendengus sebal. "Aku akan memastikan jika burung yang kau pelihara akan kusembeli jika kau melakukannya dengan wanita lain!" Jihyo berujar dengan nada tak suka. Ia perlahan menyingkirkan tubuh Jungkook karena suasana hatinya mendadak buruk, tetapi Jungkook malah mempersempit jarak dengan memeluk Jihyo—begitu erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Life
FanfictionHubungan yang tercipta karena kesalahan, membuat Han Jihyo tidak peduli pada anak dan suaminya--Choi Jungkook. Ia merasa terjebak akan hubungan ilusi dan hanya ingin menciptakan kesengsaraan bagi mereka. Akan tetapi, ketika suami dan anaknya meningg...