"Hari ini kau tampak bugar dan bercahaya Jungkook. Katakan, apa yang sudah terjadi?" sahut seorang pria tampan dengan pakaian kasual yang ia kenakan, rambutnya begitu pendek—tak sepenuhnya botak, berjalan dengan langkah bak di depan kamera. "Halo, teman-teman! Hwang Daehyun ada di sini," katanya yang menyapa, sesaat di dalam ruangan tersebut memang bukan hanya ada Jungkook. Melainkan terdapat Sohyun dan Hyunki yang sedang dilahap oleh dokumen-dokumen yang menurut Daehyun lembaran kosong.
Alhasil, tiga pria bersetelan jas menoleh pada sumber arah, tetapi langsung kembali pada kerjaan masing-masing. "Menyingkirlah kalau kau mau mengusik, Daehyun. Kami tidak memiliki waktu banyak untuk mengurus aktor sialan sepertimu," kata Hyunki langsung. Daehyun dibuat memegangi dada.
"Aku tidak akan mengusik. Hanya ingin menyapa dan memberikan kabar," ucapnya yang lalu duduk dengan angkuh di sofa yang ada di samping—tak terlalu jauh dari keberadaan tiga temannya.
Saat ini, mereka berempat ada di ruangan Jungkook. Makanya cukup kecil. Daehyun tak mengerti alasan mereka berkumpul di sini, padahal ada ruangan Hyunki yang begitu luas dan besar. "Kasus besar, ya?"
"Kau tidak akan paham Tuan Aktor! Lagipula, kau seperti tidak biasanya dengan datang ke sini. Waktu makan siang bahkan belum dimulai. Aneh." Kali ini, Sohyun yang berujar. Menyayat hati Daehyun. Jika kedua pria itu sudah berkata seperti itu, Jungkook tipikal lebih parah lagi—kata-katanya seringkali menembus ke hati. dan jantung sekaligus.
"Kalian tidak seru! Aku ke sini tidak menganggu! Aku ingin memberikan sesuatu tahu!"
Jungkook yang tadinya sibuk, lekas mengangkat kepala, menoleh pada Daehyun yang memelas karena sejak tadi diabaikan. Ia pun menghela napas, sedikit malas tetapi spontan ia lakukan. "Apa ini berhubungan dengan film'mu?"
Tentu saja, Daehyun dibuat bangkit dari duduknya. Ia mendekat ke arah Jungkook dengan raut wajah tertekjut. "Astaga, bagaimana kau tahu? Aku belum cerita mengenai keterlibatan filmku. Lalu, sejak kapan kau tahu? Sungguh, aku terkejut mengetahui jika kau cukup perhatian terhadap diriku," kata Daehyun yang terharu. Mengingat, hanya Dante, Sohyun dan Hyunki yang sedikit peduli dengan passion-nya. Jungkook memilih tidak peduli dan memasang tameng. Pergi untuk menyaksikan film atau serial dramanya pun tak enggan ia lakukan.
Jungkook yang diserbu pertanyaan seperti itu, dibuat menghela napas. "Sosial media. Beritamu menganggu putaran berita yang ingin kubaca—"
"Tetapi ini bukan yang pertama, Jung! Oh, aku seperti bermimpi!" Daehyun memangkas perkataan Jungkook.
Sohyun yang ada di seberang tersenyum tipis. "Akhir-akhir ini Jungkook kita memang sudah berubah berkat cinta istrinya," katanya dengan enteng.
Hyunki yang fokus pada pekerjaan sontak mengangguk, setuju dengan perkataan Sohyun—adik iparnya. "Cinta dan gairah, memang membawa perubahan untuk semua orang. Terlebih bagi seorang pria yang sebelumnya dimusuhi oleh istrinya sendiri," jelas Hyunki.
Daehyun mengangguk paham dengan wajah yang melongo—semakin syok. "Serius? Oh, aku turut senang! Itu berarti, Jungkook kita tidak lagi bermain solo dengan tangan atau melubangi sabun. Aku juga bersyukur, keponakan kita tidak akan berakhir menjadi anak broken home. Aku jujur, selalu terbayang mereka akan berpisah, melihat bagaimana kejamnya Jihyo," ucap Daehyun secara blak-blakan, tak kenal takut dan bahkan tersenyum lebar.
Sohyun dan Hyunki lantas menoleh pada Daehyun yang tidak merasa bersalah atas apa yang ia katakan, lalu ia menoleh pada Jungkook yang ekspresi wajahnya benar-benar tidak bisa ditebak, tetapi mereka merasakan aura yang begitu menyeramkan.
Sohyun tersenyum canggung. "Jung, dia memang sakit jiwa. Jangan diambil pusing. Lebih baik fokus sama berkas-berkas sebelum menghadiri jadwal putusan nanti. Kita—"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Life
FanficHubungan yang tercipta karena kesalahan, membuat Han Jihyo tidak peduli pada anak dan suaminya--Choi Jungkook. Ia merasa terjebak akan hubungan ilusi dan hanya ingin menciptakan kesengsaraan bagi mereka. Akan tetapi, ketika suami dan anaknya meningg...