Bagian 20 : Malam yang panjang

596 49 18
                                    

Bagi Jungkook, Jihyo begitu mempesona—setiap inci tubuhnya serasa ingin ia puja setiap detik. Tepat setelah pergulatan kedua mereka, ia hanya menginginkan istrinya yang berada di bawahnya. Sungguh, mereka berhasil mengubah momen mengerikan itu menjadi momen yang mendambakan—hati tak bisa bohong untuk selalu menginginkannya berulang kali. Baik Jungkook dan Jihyo juga berpikiran yang sama.

Seperti saat ini, mereka kembali melakukan kegiatan panas itu setelah Jungkook mengenakan jas miliknya pada sang istri. Jungkook yang sudah dipenuhi gairah mengungkung tubuh Jihyo di atas meja kerja yang dipenuhi beberapa berkas dokumen. Jungkook sudah memprediksi, tak akan terjadi apa-apa dengan semua pekerjaannya. Ia bisa yakin dengan hal itu. Sehingga, ia bisa melakukan kegiatan panas dengan istrinya.

"Jung ... pelan-pelan," kata Jihyo saat merasakan sentuhan dari suaminya. Jemari kekar itu sudah bermain di bagian bawah—menari hingga membuat ketiga jarinya keluar masuk. Jihyo merasakan tubuhnya terguncang—hanya bisa memeluk tubuh kekar suaminya yang masih mengenakan pakaian. Pada dasarnya, ia juga seperti itu, tetapi Jihyo sudah nyaris telanjang. Atasan gaun yang ia kenakan sudah tidak menutupi payudaranya yang menyembul—memperlihatkan kedua puncak yang berwarna cokelat muda. Belum lagi, bagian bawahnya telah dibuat tersingkap oleh Jungkook.

"Sial, milikmu benar-benar rapat, Sayang. Aku sudah tidak tahan," kata Jungkook menahan gairah yang ingin membludak. Miliknya juga sudah terasa sesak di celana kerja yang ia gunakan. Terasa ingin membebaskan diri. Alhasil, Jungkook langsung kembali bergulat pada kedua belahan dada istrinya—kembali mencicipi satu persatu dan memberikan gigitan yang membuatnya memerah. Jungkook bisa melihat istrinya yang berkeringat dengan erangan-erangan yang keluar dari bibir yang bengkak. Pemandangan indah itu, membuat Jungkook semakin bersemangat.

Jungkook mengamati istrinya dengan lekat. Kemudian, mencium bibir yang sudah membengkak dan tersenyum. "Akan sedikit sakit, tetapi itu sebentar, Sayang. Kau bisa menghajarku untuk melampiaskannya. Aku akan hati-hati melakukan ini," kata Jungkook dengan wajah yang begitu dekat dengan sang istri.

Jihyo yang seperti setengah sadar karena dibuat mabuk akan cumbuan, mengangguk. "Lakukan, Jung. Aku ... aku tidak tahan lagi." Jihyo merasa seperti ingin meledak di saat itu juga. Bagian bawahnya sudah terasa basah dan sedikit berkedut—menginginkan sesuatu yang padat untuk memenuhi dirinya.

Satu sudut bibir Jungkook dibuat terangkat. Ia menyanggupinya. Perlahan, memperbaiki posisi sang istri yang ia dudukan di atas meja. Lantas, Jungkook membuka celananya—menuruni relesting celana hingga menampakkan benda pusaka yang benar-benar terbangun. Dengan posisi duduk, Jihyo bisa melihat milik suaminya yang membuat tubuhnya sedikit bergetar. Benda seperti itu—panjang, besar dan padat, entah bagaimana bisa masuk memenuhi dirinya? Memberikan rasa sakit dan kenikmatan secara bersamaan.

Malam-malam panas sebelumnya pun lantas terbayang, membuat bulu kuduk meremang. Rasanya ingin berkata sesuatu, tetapi Jungkook seakan tak memberikan izin dengan langsung memasukkannya—menembus pertahanan dan mengacaukan pikiran Jihyo.

"Jung, ini cukup sakit!"

"Tahan sebentar, Sayang! Aku masih mencoba untuk masuk! Shit! Sempit sekali." Jungkook mengumpat seraya berusaha memasukannya. Jihyo tidak peduli dengan itu, karena ia merasakan bagian bawahnya yang cukup sakit, walau seberapa sering di masukkan. Bahkan, Jihyo tidak menuruti perkataan Jungkook mengenai melampiaskan rasa sakit kepada dirinya. Jihyo tidak bisa, sehingga memilih meremas pinggiran meja, hingga ia merasa benar-benar penuh.

Alhasil, Jungkook menenangkan diri dulu—tak bergerak begitu banyak selain menghembuskan napas dengan kasar dengan mata yang tak bisa lepas dari tubuh istrinya yang sangat menggoda. Jungkook merasa dirinya benar-benar gila. Ia tidak masalah dengan perkataan teman-temannya beberapa jam yang lalu, karena nyatanya memang seperti itu. Jungkook tidak bisa menampik. Lantas, Jungkook mulai bergerak—memaju mundurkan miliknya dengan perlahan. Ia ingin merasakan sensasi begitu dalam tatkala milik istrinya—memijat miliknya. Jungkook sampai memejamkan mata.

My Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang