Bagian 42 : Membuka Luka Lama

203 33 5
                                    

"Kau belum tidur? Hei, sekarang sudah pukul sebelas malam," ucap Jungkook yang mengamati istrinya yang tengah berada di area dapur. Tampak Jihyo yang tengah menikmati cokelat hangat dengan cheesecake yang sebelumnya di pesan secara online.

Jihyo dibuat terkejut kala mendengar suara Jungkook yang menggema. Tidak sadar jika suami tampannya itu sudah tiba, pun Jihyo memang tidak memeriksa ponsel. Sepertinya tertinggal di kamar tidur dan biasanya Jungkook akan mengirimkan kabar jika sedang dalam perjalanan pulang. "Aku lapar," ucap Jihyo begitu singkat.

Faktanya memang seperti itu. Beberapa saat yang lalu, ia sudah tertidur, tetapi seketika terbangun karena ingin memakan cheesecake. Beruntung, ia menemukan toko yang masih terbuka dan menyediakan jasa antar. Jihyo tidak bisa membayangkan jika tidak ada, karena ia sungguh tidak bisa meminta pada suaminya yang pasti sedang sibuk dan kelelahan karena lembur.

Jungkook mengangguk paham. Ia mendekat ke arah Jihyo lalu memberikan kecupan hangat di pipi, tanpa peduli Jihyo yang tengah makan. "Bangun karena lapar, ya? Jadi, ini menggunakan jasa antar? Kenapa tidak menghubungiku? Aku pasti berusaha untuk pulang cepat."

"Aku tidak ingin. Lagipula, masih bisa teratasi dan jika pun menunggumu, akan sangat lama. Kaukan sedang lembur," ucap Jihyo kemudian melirik ke arah Jungkook yang meneguk habis air mineral yang ada di dekat Jihyo. Pada dasarnya memang milik Jihyo. "Bagaimana dengan lemburnya? Apa ada yang sulit?"

Langsung saja, Jungkook menggeleng. "Tidak ada. Semuanya lancar. Aku, Sohyun dan Hyunki bergerak cepat sehingga besok kami hanya akan menganalisa. Maaf karena membiarkan orang lain menjemputmu," ucap Jungkook yang saat ini memberikan fokus pada istrinya yang begitu menikmati chessecake. Jihyo sendiri sudah mengatakan jika ia sangat menyukai kue tersebut.

Alhasil, Jungkook memilih membiarkan jemari kekarnya mengarah ke perut Jihyo. Ia memberikan usapan yang Jihyo rasakan begitu nyaman.

"Aku tidak masalah. Sebenarnya, tidak di jemput juga tidak apa-apa—"

"Tetapi aku tidak bisa istriku. Kau sedang hamil. Aku sedikit khawatir setelah apa yang terjadi," ucap Jungkook dengan tatapan begitu sendu. Walau jemarinya masih di perut Jihyo, tetapi fokusnya ada pada istrinya yang hanya merekahkan senyum. Seolah semuanya baik-baik saja.

"Kau bisa lihat aku, apa aku terluka?" tanya Jihyo dengan percaya diri. Kali ini, Jihyo mengalunkan kedua tangan ke leher, membuat Jungkook melakukan gerakan spontan—memegang begitu posesif ke pinggang Jihyo.

Jungkook tersenyum tipis sembari menghembuskan napas kasar. "Aku bersyukur jika memang kau baik-baik saja, tetapi hari ini sesuatu terjadi, bukan?"

Jihyo langsung mengerjapkan mata mendengar pertanyaan Jungkook. Pikirannya langsung berkelana, apa Jungkook tahu mengenai kejadian sebelum ia pulang? Apa pria bernama Mike itu memberitahu? Akan tetapi, ia dan Mike bertemu cukup jauh dari area ruangan sang ibu. Tidak mungkin, bukan?

Diamnya Jihyo ditambah ekspresinya yang seakan bingung membuat Jungkook kembali menghembuskan napas. "Mike memberitahu jika kau berbicara dengan Pengacara Goo. Entah apa yang kalian bicarakan dan Mike memilih untuk menghubungimu melalui telepon. Hanya ingin bertanya, apa yang Mike katakan benar atau dia memang salah lihat," ucap Jungkook dengan nada pelan.

Jihyo hanya bisa memejamkan mata. Tidak menduga jika pria yang katanya berasal dari Shanghai, China itu berterus terang pada Jungkook. Ia pun tidak menyadari jika pria itu ternyata melihatnya bersama dengan Goo Seojun. Padahal Jihyo memilih menyimpannya secara pribadi untuk sementara waktu. Ternyata, angan itu harus pupus begitu saja. Tidak mungkin ia berbohong. Getahnya akan semakin menyusahkan dirinya sendiri.

Alhasil, Jihyo mengangguk ragu lalu menatap mata Jungkook yang memberikan fokus begitu serius. "Iya, aku tidak sengaja bertemu dengannya. Aku juga bingung kenapa dia ada di depan ruangan ibu."

My Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang