28

2.2K 230 25
                                    

Jennie bergegas memasuki kantor Lisa disana sudah mulai gelap ia sedikit takut ia menaiki lift menuju lantai atas dimana ruangan Lisa berada. Sampai saat dimana lorong menuju ruangan Lisa lampu masih menyala dan terlihat Yoona bolak balik didepan ruangan Lisa.

"Yoona apa yang terjadi?"tanya Jennie khawatir

"Tubuh Miss Manoban sangat panas Miss, aku sudah mengingatkannya untuk beristirahat karena sore hari tadi ia sempat terjatuh ditoilet. Tetapi beliau bersihkeras untuk melanjutkan pekerjaannya"jelas Yoona sambil menundukan kepalanya lalu dengan cepat Jennie membuka pintu ruangan Lisa terlihat Lisa ada disofa sedang memejamkan matanya. Jennie pun berjongkok dihadapan Lisa dan memegang kening Lisa.

"Haiss panas sekali. Bisa kah kau tolong ambilkan air dan handuk kecil untuk mengompres Lisa?"ucap Jennie sambil mengusap kening Lisa lalu Yoona pun mengambil kotak P3K yang terdapat diujung pojok ruangan Lisa

"Miss, ini pengompres penurun panas. Miss Manoban selalu menyediakan ini"ucap Yoona sambil memberikan selembar penurun panas Jennie pun menganggukan kepalanya lalu menempelkan penurun panas itu pada kening Lisa

"Yoona kau boleh pulang"sahut Jennie tibatiba

"Eoh? Tapi Miss bagaimana dengan kalian? Atau saya harus menghubungi orang kepercayaan bos besar Marco untuk membawa kalian pulang?"tanya Yoona, Jennie pun menggelengkan kepalanya.

"Aku akan membiarkan ia lebih dulu, lagi pula ada security dibawah aku akan meminta tolong padanya jika Lisa sudah sadar nanti. Kau pulanglah dan beristirahat terimakasih telah menjaga Lisa"ucap Jennie dengan tulus lalu Yoona pun menganggukan kepalanya dan membungkukan tubuhnya lalu pergi dari ruangan Lisa

Jennie menatap Lisa yang tenang dalam tidurnya, tubuh Lisa sangatlah panas untung saja besok weekend jadi ia akan menyuruh Lisa untuk beristirahat. Tanpa sadar ia mengantuk dan tertidur dengan posisi duduk dibawah dengan kepala yang menjadikan tangan Lisa sebagai bantalannya. Tak lama Jennie tertidur gadis jangkung itu pun mengerjabkan matanya ia merasa pusing lalu ia pun memegang keningnya dan tersadar ada yang menempel.

Ia pun merasa tangannya sedikit berat ia pun mengalihkan pandangannya. Ia terkejut melihat Jennie berada disampingnya, tanpa sadar ia tersenyum melihat Jennie yang tertidur tenang. Lalu ia pun mengusap pipi Jennie dengan lembut dengan tangan lainnya, ia tak mau Jennie terbangun saat ini ia sedang menikmati wajah bayi dari Jennie.

"Arghh"ringisnya lalu memegang kepalanya kembali Jennie yang mendengar itu reflek bangun dari tidurnya dan menatap Lisa khawatir

"Astaga Lisa, kau sudah sadar. Aku akan menghubungi security untuk membawa mu kerumah sakit"ucap Jennie panik lalu beranjak dari tempatnya ketika ia ingin menghubungi security dengan telepon kantor milik Lisa, Lisa pun menahannya

"Jangan Jennie, aku tak apa hanya kelelahan bisa kah aku minta tolong padamu untuk menyiapkan air hangat dan obat pereda nyerinya ada ditasku"ucap Lisa yang masih merasakan sakit dikepalanya Jennie pun menganggukan kepalanya lalu keluar dari ruangan Lisa

Tak lama kemudian Jennie pun kembali dengan membawa segelas air hangat, terlihat Lisa yang sudah duduk dengan wajah pucatnya lalu ia menatap tas Lisa yang berada dimejanya

"Tak apa ambilah obatnya ada disana. Kau tenang saja tidak ada bom disana pendek"lirih Lisa sambil memejamkan matanya lalu Jennie dengan kesal mengambil obat milik Lisa didalam tas Lisa lalu ia duduk disamping Lisa

"Kau ini sedang sakit jangan membuat ku kesal dan menyiram mu karena kau menyebutku pendek"geramnya menatap Lisa kesal

"Eoh? Lalu aku harus memanggilmu apa?"tanya Lisa dengan polos menatap Jennie

"Kau mengetahui namaku kan?"ucap Jennie kesal lalu memberikan air dan obatnya pada Lisa lalu Lisa meminumnya lebih dulu setelah itu meletakannya diatas lemari kecil yang tersedia disana

"Iya tahu, baiklah maafkan aku. Babyy"ucap Lisa sambil tersenyum lembut membuat Jennie merasakan panas dipipinya ia pun mengalihkan pandangannya kearah lain

"Yakk! Diam lah"ucap Jennie kesal tanpa menatap Lisa membuat Lisa terkekeh lalu ia pun mengambil tangan Jennie dengan lembut membuat Jennie terkejut

"Jennie, apa kau mencintai Taehyung?"tanya Lisa dengan tatapan takut dan Jenniepun tertegun

"Apaapaan ini?"batin Jennie

"Jawab aku Jennie"sahut Lisa dengan lembut dan itu membuat Jennie kembali merasakan perasaan aneh dihatinya

"Mencintai Taehyung atau tidak. Apa urusannya denganmu?"tanya Jennie sedikit kesal lalu melepaskan tangan Lisa

"Bukankah kau yang membuat ramai kantor ku? Dan memberitahu bahwa aku adalan calon istrimu. Tentu saja ada urusannya denganku karena kau adalah calon istriku Jennie"ucapan Lisa yang menatap Jennie serius. Jennie pikir Lisa akan menjahilinya

"Jika kamu ingin membatalkan perjodohan kita silahkan. Tapi itu tidak akan terjadi karena aku akan memperjuangkan kamu"lanjutnya lalu ia pun beranjak dari tempatnya dan sedikit menggeser lemari buku yang ada diruangannya. Jennie sedikit tercengang ketika melihat ada sebuah kamar disana

"Kau boleh pulang, terimakasih sudah membantu ku. Aku akan menginap"ucap Lisa ketika ia ingin menggeser dan menutup dengan lemarinya kembali Jennie dengan sigap melarangnya.

"Aniyaa, aku akan menemani mu. Dan aku tak terima penolakan, istrihatlah"ucap Jennie lalu Lisa pun menganggukan kepalanya lalu duduk dan bersandar pada headboard setelah itu Jennie menggeser lemari buku milik Lisa.

Didalam sana terdapat ranjang yang lumayan cukup untuk dua orang yang menghadap kekaca yang menampilan gedunggedung indah kota Seoul. Jennie pun mendekati kaca yang menampilkan kota Seoul

"Lisa-ya aku tak tahu jika ini sangat indah"gumamnya membuat Lisa yang berada dikasur mendekatkan dirinya pada Jennie dan memeluknya dari belakang. Itu membuat Jennie sedikit tersentak lalu mencoba melepaskan tangan Lisa yang melingkar diperutnya.

"Biarkan dulu Jen"lirih Lisa sambil meletakan kepalanya dibahu Jennie. Mereka terdiam menikmati pemandangan didepan mereka. Jennie reflek menyandarkan kepalanya didada Lisa

"Pemandangan kota Seoul saat ini kalah indah dengan wajahmu Jennie"gumam Lisa ditelinga Jennie dan itu membuat Jennie membalikan tubuhnya dan menatap Lisa datar

"Berhenti membual Miss Manoban"ucapnya lalu ia pun berniat untuk kekamar mandi yang berada didalam kamar rahasia itu. Tetapi dengan cepat Lisa menarik tangan Jennie membuat keduanya bertabrakan.

Lisa melihat wajah Jennie kembali dengan jarak dekat sedangkan Jennie mendongakkan wajahnya karena Lisa lebih tinggi darinya

"Kau belum menjawab pertanyaanku tadi Miss Kim"ucap Lisa pelan didepan bibir mungil Jennie. Jennie menelan salivanya berusaha untuk menyadarkan dirinya sendiri

"Aku.. tidak ta..huu"ucapnya gugup saat Lisa menyatukan kening mereka, tangan Lisa memeluk erat pinggang ramping Jennie membuat mereka semakin menempel

"Kalau begitu aku ganti pertanyaannya apa kau mencintaiku Jennie?"tanya Lisa kembali lalu mengecup singkat hidung mungil Jennie dan itu membuat Jennie menahan napasnya seperkian detik siapapun yang ada disana tolong ingatkan pada Jennie untuk bernafas

"Lisaa.. beristirahatlah dan lepa.."ucapan Jennie terpotong































Hayooloohhh ngapainnn😭😭
Jangan lupa follow, vote dan commentnya readersss.
Salam melon sejatii🌚🍈🍈

Hate Or Love (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang