22

3.6K 243 6
                                        

Pagi ini Jennie dan kedua orangtuanya menunggu hasil yang dokter berikan, mereka ingin tahu apakah ada perkembangan atau tidak setelah memeriksa kondisi Jennie kemarin. Jantung Jennie berdegub kencang ia menggenggam erat tangan ibunya.

"Eomma, aku takut"lirihnya
Hyuna memeluk putri kesayangannya sambil mengusap lembut punggung Jennie

"Kita berdoa ya nak semoga hasilnya tidak memburuk"gumam Hyuna walaupun ia sendiri takut akan hal itu

"Permisi, tuan Kim bisakah anda ikut keruangan saya?"ucap Dokter yang menangani Jennie

"Baik Dok" sebelum masuk keruangan Dokter, tuan Kim mengusap bahu kedua wanitanya.

Lalu tuan Kim dan Dokter Lee pun masuk kedalam ruangan, tuan Kim menyiapkan hatinya apapun yang terjadi. Dokter Lee pun mempersilahkan tuan Kim untuk duduk, sekarang mereka berhadapan. Kemudian Dokter Lee mengambil lembaran yang ada didalam amplop coklat dan sudah dipastikan itu dokumen mengenai keadaan Jennie.

"Silahkan anda baca tuan Kim"ucap Dokter Lee dengan bijak

Tuan Kim menganggukan kepalanya lalu membaca kata demi kata yang tertera pada kertas selembar itu. Tuan Kim menahan nafasnya sejenak ia memejamkan matanya tangannya bergetar.

"Maafkan kami tuan Kim, kami tidak bisa membantu Nona Jennie karena kondisi Nona Jennie belakangan ini sangat memburuk ia stress dan tubuhnya sangatlah melemah. Dan berita terburuknya, Nona Jennie mengalami buta permanen pada kedua matanya"ucap Dokter Lee membuat tuan Kim tertegun ia benar benar tidak tahu harus apa, ia ingin Jennie melihat lagi dunianya.

"Dokter, apakah ada cara lain? Untuk membuat putriku bisa kembali melihat dunia?"lirih Tuan Kim sambil meneteskan air matanya

"Hanya ada satu cara tuan Kim..."

"Yaitu mencari pendonor mata yang cocok untuknya dan itu bukanlah hal yang mudah"lanjutnya

Ayah dari Jennie Kim itu harus menelan pil pahit yang membuat dunianya seakan terhenti, bagaimana ia harus menyampaikan semua ini pada putri dan istrinya.

"Saya mohon Dokter, lakukan yang terbaik dan saya akan bayar berapapun agar anak saya bisa melihat kembali"ucap tuan Kim baginya Jennie dan Istrinya sangat berharga

"Baiklah, saya akan menghubungi tuan jika kami berhasil menemukan pendonor yang cocok untuk Nona Jennie"

Setelah dirasa cukup atas informasi yang diberikan Dokter, ia pun keluar dari ruangan Dokter Lee. Istrinya itu menatap suaminya khawatir karena suaminya hanya tersenyum tipis.

"Jennie"panggilnya dengan lembut membuat Jennie langsung menegakan kepalanya

"Appa bagaimana hasilnya? Apakah aku akan bisa menjalani operasi secepatnya?"tanya Jennie yang tak sabar menunggu hasilnya

.

.

.

.

.

Sedangkan Lisa saat ini berada diruangan Dokter Jung, seperti biasa ia ingin mengetahui kondisi Louis lebih lanjut. Karena ia benar benar khawatir Louis saat ini semakin melemah.

"Duduklah Lisa"ucapnya dengan lembut lalu Lisa pun duduk berhadapan dengan lakilaki itu

"Oppa, bagaimana kondisi Louis?"ucapnya dengan khawatir

"Kita akan melakukan pengangkatan kankernya Lisa, dua hari lalu kondisi Louis kembali membaik tetapi setelahnya kembali menurun. Kami akan segera melakukan operasi"ucap Dokter Jung

"Lalu kapan kalian akan melakukannya?" Tanya Lisa

Setelah mengobrol perihal Louis, Lisa pun memutuskan untuk keruangan bocah kecil itu. Terlihat disana Louis sedang tertidur damai, semenjak kondisinya menurun Louis menjadi lebih sering diam dan tertidur. Ia melangkahkan kakinya mendekati Louis dan menggenggam tangan mungil Louis.

"Louis, berjuanglah ku mohon. Aku sangat menyayangi mu, jika Ninimu tidak ingin menemuimu maka aku yang akan membawa mu menemui Nini. Tapi ku mohon sembuhlah Louis"lirihnya dengan air mata yang sudah membasahi pipinya

Lisa terisak ia mencium lembut tangan mungil Louis. Lalu ia pun menengok kearah sampingnya karena bahunya diusap lembut oleh seseorang. Terlihat ibunya disana dengan cepat ia memeluk ibunya dan menangis disana. Chittip mengusap punggung anaknya, Marco dan dirinya sudah mengetahui semuanya dari keluarga Kim dan Jisoo selaku teman dekat Lisa. Lalu mereka memutuskan untuk terbang kembali kekorea setelah mendengar apa yang menimpa putrinya. Mereka pikir Jennie akan mudah luluh dengan Lisa, ternyata bukan hanya hal itu Lisa terpuruk, Marco dan Chittip tahu bagaimana kehilangan seorang anak. Saat itu Lisa berumur 2 tahun, mereka mempunyai seorang anak pertama lakilaki bernama Light Bruchweiler Manoban yang tak lain tak bukan adalah Kakak dari Lalisa.

Ketika Light berusia 5 tahun seperti Louis, Light juga mengidap penyakit yang sama. Keluarga Manoban seperti tertimpa batu besar mendengar kabar Louis, mereka mengingat bagaimana Light saat itu sama persis seperti Louis sampai akhirnya mereka kehilangan Light untuk selamanya. Sampai akhirnya mereka memutuskan untuk menemui Lisa ia tahu anaknya itu sangat menyayangi Louis. Jisoo bercerita Lisa tidak pernah meninggalkan Louis dan tetap berusaha mendapatkan maaf dari putri tuan Kim

"Lisa kuatkan dirimu nak, kau anak yang baik sayang. Louis sungguh beruntung bertemu dengan mu"ucap Chittip ia tak mampu menahan air matanya melihat Louis terbaring lemah

.

.

.

.

.

"Mommy, adik ku sedang apa dirumah? Light merindukan Lala"ucap Light sambil menatap ibunya. Ibunya menggenggam tangan mungil dari putranya

"Kau tenang saja nak, adikmu baikbaik saja dirumah. Cepatlah sembuh okay? Agar kau bisa bermain lagi dengan Lala"ucap Chittip sambil mencium tangan anak sulungnya

"Mommy, apakah Light akan sembuh?"tanya Light dengan polos

Chittip serta Marco yang ada disana menguatkan hati mereka agar tidak lemah didepan putra sulungnya.

"Of course baby, karena kau jagoan kami. Kau harus membantu daddy melindungi mommy dan adikmu, bukan kah kau adalah superhero Manoban hm?"ucap Marco sambil mengusap pipi Light. Chittip menangis dalam diam sampai ia tak sanggup untuk bersuara.

"Hehe benar jugaa, Light akan sembuh dad mom. Kalian tenang saja, aku akan melindungi kalian dan aku akan marah besar jika ada yang menyakiti Lala"ucap Light sambil tersenyum

"Hahaha kau anak yang pintar babyy, kami semua beruntung memiliki mu"ucap Marco mencium kening putranya

Setelah seminggu Light dirawat dirumah sakit, keadaan Light naik turun membuat mereka semua khawatir. Sampai akhirnya Light tidak kuat untuk berjuang dan Tuhan lebih menyayangi putra Manoban akhirnya Light menghembuskan nafas terakhirnya.

"Lighttttt!!!"teriak Chittip yang memeluk tubuh putranya yang dingin dan pucat

"LIGHTTTT!! JANGAN TINGGALKAN MOMMYYY!" Marco memeluk istrinya mereka menangis karena Light meninggalkan mereka.

Saat ini Lisa sedang disuapi makan oleh ibunya. Lisa tak mengalihkan tatapannya pada Louis

"Nakk, heyy. Ayo habiskan sayang sedikit lagi"ucap Chittip tetapi Lisa menolaknya menggelengkan kepalanya dengan pelan

Marco yang melihat kedua wanitanya dari luar ruangan menghela nafasnya. Ia sungguh sakit melihat Lisa yang sangat menyayangi Louis sampai ia tak memikirkan kondisinya.

"Uncle. Mari kita doakan Louis, Lisa dan Jennie mereka butuh doa dan support"ucap Jisoo dibelakang Marco. Jisoo datang bersama Seulgi dan Diana

"Terimakasih karena kalian selalu ada untuk Lisa"ucap Marco yang memaksakan senyumannya lalu mereka semua pun berdoa didepan ruangan Louis. Semoga Tuhan mengabulkan doa mereka

Hate Or Love (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang