21

1.5K 132 1
                                    

Hari sudah menjelang sore langit mulai gelap sama seperti suasana hati Jennie saat ini, gadis berpipi mandu itu berdiri sambil berpegangan dengan pembatas balkon kamarnya. Ia memasang wajah datar, semenjak ia bermimpi mengenai Louis ia semakin kepikiran dengan anak itu dan sudah seminggu lebih sejak memimpikan Louis ia belum siap bertemu anak itu. Tetapi jika ia datang menemui Louis sudah pasti ia bertemu dengan Lisa, ia sangat menghindari Lisa saat ini walaupun dalam seminggu ini Lisa selalu datang kerumahnya ia tak ingin bertemu dengan Lisa. Ia menghela nafasnya bingung harus bagaimana ia benar benar tidak ingin kondisi Louis memburuk.

Tinn tinn tin tinnn

"Yakk! Siapa orang gila yang mengklakson didepan rumah ku!"pekiknya terkejut sambil mengusap dadanya

"Jennie!" Jennie yang mendengar suara Lisa memutuskan untuk masuk kedalam kamarnya dan menutup pintu kaca itu serta menutup gorden kamarnya

Duarrr

Jennie menutup telinganya ia mulai gemetar mendengar suara petir ia terduduk lemas, setelahnya hujan turun cukup deras. Bayangan dimana ia bertemu Lisa pertama kali, Lisa memeluknya dan menenangkannya saat hujan, jujur ia mengakui jika pelukan itu adalah pelukan ternyaman baginya. Pelukan terhangat selain pelukan orangtuanya, ia meneteskan air matanya mengingat itu semua. Mengingat dimana perjodohannya dengan Lisa, kecelakaan yang membuatnya hanya bisa melihat warna hitam, dan mengingat bagaimana kondisi Louis  serta senyum manis bocahnya didalam mimpi.

Ceklekkk

Hyuna yang melihat anaknya gemetar langsung memeluk putrinya dan menenangkan Jennie

"Jennieee!"suara Lisa cukup terdengar diselangi hujan dan petir Hyuna terkejut mendengar Lisa yang ada dibawah sana tapi Jennie menahan ibunya untuk keluar ia gemetar mendengar petir yang cukup kencang

"Jennie! Aku tahu kau mendengarku! Aku mohon padamu, aku ingin meminta maaf dengan mu. Ini tulus dari hati ku, aku tak masalah kau akan membenci ku sekarang. Aku benarbenar tidak memperalat Louis untuk mu tapi ku mohonnn! Temui Louis, ia membutuhkan muuu!"teriak Lisa dari sana membuat Jennie yang berada dibalik pintu miliknya memejamkan matanya. Ia mengingat bagaimana buruknya kondisi Louis dimimpinya kala itu

"Ku mohonnn! Setidaknya temui Louis hanya kau dan dia!"lanjut Lisa

Sedangkan dibawah sana Lisa sudah mulai menggigil, ia menundukan kepalanya ia tak peduli jika ia harus hujanhujanan. Cuaca dalam seminggu ini tak menentu mungkin sudah mulai memasuki musim hujan, sudah beberapa hari ini Lisa kehujanan hanya menunggu Jennie membuka pintu balkon kamarnya. Sebelumnya ia mencoba kekamar Jennie dan memanggil Jennie tapi ia sama sekali tak mendapat jawaban Jennie benar benar tidak ingin menemuinya.

Orangtua Jennie sudah sering menyuruh Lisa untuk masuk dengan kunci cadangan yang mereka punya. Tetapi Lisa tidak ingin membuat Jennie semakin membencinya karena memaksa masuk keruang pribadinya. Hari ini ia sedikit beruntung karena melihat Jennie yang berada dibalkon kamarnya walau berakhir seperti ini. Ia terduduk lemas sambil memegangi dadanya, efek Louis dan Jennie sungguh luar biasa. Louis bukanlah anaknya tetapi ia menyayangi Louis dan mencintai Louis seperti putranya sendiri, bahkan ia sudah menyiapkan kamar tamunya untuk Louis jika Louis sembuh nanti ia ingin membawa Louis hidup bersamanya.

"Jennie, ku mohon. Louis ingin sekali melihat mu dan memelukmu"isaknya dengan pelan lalu melihat kembali balkon kamar Jennie.

Jennie takan keluar ia yakin itu, ia kembali menundukan wajahnya lalu tak terasa hujan sudah tidak lagi mengenai tubuhnya. Ia pun membuka matanya terlihat Jisoo dan Diana disana, sahabat serta mantannya itu cukup khawatir melihat kondisi Lisa akhir akhir ini. Jika saja waktu bisa diputar Jisoo ingin menghentikan waktu dan ingin membuat Lisa serta Louis tidak saling mengenal. Memang jahat tapi mereka semua tidak menyangka jika efek Louis sebesar ini pada hidup Lisa.

"Aku tidak ingin pergi kali ini eonni, Jennie harus menemui Louis"isaknya saat Jisoo membantunya untuk bangun

"Kami akan membantumu tapi ku mohon jangan seperti ini Lisa, kau akan sakit lagi. Cuaca sudah mulai musim hujan jangan terus berhujanhujan atau anakmu itu akan sedih"ujar Diana yang kali ini bersuara Lisa terdiam sampai akhirnya Jisoo dan Diana membawa Lisa kedalam mobilnya

"Aku akan dengan Lisa"ucap Diana lalu Jisoo pun mengiyakannya lalu mereka menuju unit apartemen Lisa dengan Jisoo yang setia mengikuti mobil sport Lisa bersama dengan Diana

.

.

.

.

.

Sementara itu disisi lain

"Babyy, aku sangat khawatir dengan Lisa"ucap Seulgi sambil memeluk Irene

"Aku yakin Jisoo akan berhasil merayunya untuk pulang Bear"sahutnya sambil mengusap punggung Seulgi

Ia tidak bisa ikut untuk membantu Jisoo dalam menangani Lisa. Ia sedang tidak enak badan sampai akhirnya Irene melarangnya untuk keluar apartemen. Akhirnya ia pun menurut dan Jisoo pun memakluminya

"Lisa sangat menyayangi Louis babyy"ucap Seulgi sambil menatap langit langit dikamarnya

"Lisa juga sangat menyayangi Jennie, hanya saja ia belum berani untuk mengungkapkan isi hatinya"sahut Irene

Seulgi yang berada didekapan Irene bergetar, dan itu membuat kekasihnya bingung.

"Kau menangis Bear?"tanya Irene ragu lalu ia melepaskan pelukan mereka dan menangkup wajah Seulgi

"Mwo? Kau menangis kenapa?"ucap Irene panik melihat Seulgi melengkungkan bibirnya kebawah

"Huwaaaa, aku tidak mau melihat Lisa dan Jennie menderita Baeee. Aku juga mau Louis sembuh hikss, huwaaaa"isak Seulgi yang seperti bayi membuat Irene terkekeh ia pun kembali memeluk kekasihnya itu. Sejak 2 hari lalu Seulgi demam dan membuat ia sangat manja serta sensitif. Irene harus ekstra sabar dalam menjaga kekasihnya yang sedang dalam mode bayi

.

.

.

.

.

Sedangkan gadis berambut pirang semakin tak karuan didalam kamarnya, Jennie masih tidak mau bertemu siapasiapa termasuk dirinya teman dekatnya. Rose menghela nafasnya, ia benarbenar tidak tahu harus apa.

"Aku harus apa Tuhan?"lirihnya sambil menggigit rotinya dengan kasar

Rose juga terpukul mendengar kabar Louis yang memburuk, teman temannya pun merasakan hal yang sama. Anak lakilaki berusia 5 tahun itu berhasil mencuri semua hati orangorang terdekatnya.

"Louis, cepatlah sembuh"gumamnya lalu ia memutuskan untuk kedapur miliknya membuat minuman yang bisa menyegarkan tenggorokan dan pikirannya

Ting tongg

Saat ia sedang asik membuat jus mangga untuknya ia pun mendengar suara bel. Ia pun memutuskan untuk melihat kelayar intercom apartemennya terlihat Jisoo disana. Ia pun segera membuka pintunya, terlihat wajah Jisoo yang begitu kusut lalu memeluknya begitu saja membuat ia sedikit terhuyung kebelakang.

"Eonni, are you okay?"tanya Rose ragu lalu menutup pintu perlahan walau agak susah karena Jisoo masih memeluknya

"Aku tidak tega melihat Lisa yang seperti mayat hidup hiks" Rose terkejut mendengar Jisoo yang pertama kalinya menangis didepannya lalu ia pun melepaskan pelukan Jisoo dan menangkup wajah wanita chikin itu

"Heyy, Lisa itu sedang diuji eonni. Aku yakin kita semua bisa kembali seperti dulu begitupun dengan Jennie eonni, kita harus perbanyak doa untuk Jennie, Lisa, dan Louis"ucap Rose sambil mengusap air mata Jisoo walau ia juga tak baikbaik saja yang masih kepikiran Jennie

"Hiks aku baru pertama kali melihatnya seperti ini Rose"sahutnya kembali memeluk Rose

Rose menganggukan kepalanya mengerti ia mengusap bahu Jisoo. Mereka saling menguatkan, siapa yang tidak terluka melihat sahabat yang sudah dianggap keluarga mengalami kesulitan seperti ini.

Hate Or Love (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang