20

1.8K 159 4
                                    

Disebuah hamparan yang luas dengan rumput yang menjuntai tinggi serta pegunungan yang berada dihadapannya membuat ia sangat terkagumkagum dengan ciptaan Tuhan. Ia bingung sekarang ia ada dimana, wanita yang saat ini tengah bingung harus apa menyusuri tempat yang indah itu. Tetapi tak ada satupun oranglain disana membuatnya khawatir apakah ia sudah berada disurga? Tapi bagaimana bisa?

"Niniiii"

Wanita yang dipanggil dengan sebutan Nini itu langsung mencari sumber suara. Suara itu terus memanggilnya sekarang ia tahu suara itu milik anak hebatnya Louis

"Louis! Nakkk kamu dimanaaa?"teriak Jennie yang mulai ketakutan karena tidak menemukan Louis, ia terus saja mencari sampai ia terdiam ditempat dan menangis karena suara Louis menghilang

"Ninii" Jennie tertegun suara itu kembali lagi dengan lembut dan itu berasal dari belakangnya dengan cepat ia pun membalikan tubuhnya dan terlihat tak jauh darinya terlihat Louis yang tersenyum dengan tulus

"Louis!"ucap Jennie dengan senang ia hendak melangkahkan kakinya untuk memeluk Louis

"No Ninii, tetap disitu"ucap Louis dengan tangan mungilnya yang mengisyaratkan Jennie untuk diam ditempatnya

"Eoh? Wae? Nini ingin memeluk mu Louis, aku bisa melihat mu disini! Sungguh aku sangat bahagiaaa!"ucapnya sambil meneteskan air matanya, Louis tersenyum melihat Jennie

"Hehe iyaa Nini, ini Louis" Jennie terisak melihat Louis yang sangat pucat dan rambutnya menipis kondisi saat ini Louis sangatlah buruk. Jennie memejamkan matanya agar tidak menangis kuat disana saat ia membuka matanya ia masih melihat Louis disana. Tetapi kali ini penampilan Louis lebih segar! Dan dengan ingatannya yang lumayan bagus ia mengingat perkataan Rose jika Louis sangat mirip dengannya.

"Louis kau sangat mirip dengan ku"gumamnya pelan ia mulai terisak ia sungguh tidak kuat ia bahagia sekaligus sedih melihat apa yang ada didepannya

"Sekarang kau sudah melihat ku Nini, tolong berhenti menangis dan jalani hidupmu Ninii"ucap Louis dengan tulus

"Bagaimana bisa aku menjalani hidupku Louis? Aku buta, aku merasa bahagia disini bisa melihat lagi dan melihat mu pertama kali"lirihnya disela isakan tangisnya Louis tersenyum lembut

"Louiss!! Louisss! Kau dimanaaa?" Suara seseorang membuat Jennie terdiam ia tahu suara milik siapa terlihat tak jauh dari Louis berdiri ia melihat sosok yang ia benci.

"Lisa"gumamnya pelan

"Louiss!! Ayoo pulanggg Lili merindukanmu!"isaknya yang tak kalah sedih dengan Jennie tapi Jennie bingung Lisa tidak melihat kearahnya seakan ia tak ada disana

"Ninii, Bolehkah Louis titip Lilinya Louis?"ucap Louis yang masih setia dengan senyuman dibibir mungilnya

"Mengapa harus aku?"tanya Jennie

"Tolong jangan membencinya Nini, Lili tidak salah Lili akan menjagamu dengan baik Lili akan menjadi seseorang yang terbaik dihidup mu, Lili akan mencintai seluruh hidupmu Ninii" Jennie merasa sesak dibagian dadanya ia harus bagaimana saat ini

"Louisss! Kau sedang berbicara dengan siapa?! Ku mohon kembali lah"lirih Lisa yang tidak bisa menggapai Louis

"Liliii, berjanjilah padaku kalian harus bahagia eoh? Louis akan menjadi sangat senang jika kalian bersatu"ucap Louis dengan keduanya

"Louis, Lili akan lakukan apapun untuk mu dan Nini kita. Lili akan membuktikan padanya bahwa Lili yang terbaik dihidupnya, Lili akan membawa Nini kita kehadapanmu"ucap Lisa dengan tegas sambil menghapus air matanya

Jennie yang mendengar itu tanpa sadar meneteskan air matanya kembali sungguh ia sangat merasa sakit didadanya. Louis merentangkan kedua tangan kearah Jennie yang berada tak jauh darinya dan kearah Lisa yang juga tak jauh darinya lalu melambaikan kedua tangan mungilnya kepada Lisa dan Jennie.

"Louis menyayangi kalian"ucap Louis dengan lembut

"Louiss, aku juga menyayangi mu"ucap Jennie dan Lisa bersamaan lalu Louis menutup matanya dan perlahan menghilang dari Jennie dan Lisa.

"Louis!!!!" Teriak keduanya

.

.

.

.

.

"Louis!!!!" Teriaknya membuat orangtuanya yang sedari tadi membangunkannya menatap Jennie dengan khawatir. Jennie terbangun dari tidurnya tetapi ia kembali tak melihat apapun ia hanya tahu warna hitam

"Nakk astagaa, kau mimpi buruk eoh? Kamu demam tinggi nak"lirih Hyuna sambil mengusap punggung Jennie, Jennie baru menyadari bahwa ia bermimpi dalam tidurnya dan itu cukup menyesakan dadanya.

"Louis"lirihnya lalu menangis dan terisak hatinya benarbenar sakit. Ia baru dua kali bertemu Louis tapi pengaruh anak itu begitu kuat terhadap dirinya ia benarbenar bingung.

"Jennie, kau kenapa sayang?"kali ini ayahnya yang membuka suara, Jennie hanya menggelengkan kepalanya dan menangis lalu kedua orangtuanya pun dengan sigap memeluk putri kesayangannya

"Kau terus memanggil Louis dalam tidur mu nak, apa kau memimpikan anak pintar itu hm?"tanya Hyuna sambil mencium pucuk kepala Jennie yang masih menangis

.

.

.

.

.

Saat ini Louis sedang disuapi sarapan oleh Lisa, ia sangat senang saat bangun tidur yang pertama kali ia lihat adalah Lisa. Ia tersenyum menatap Lisa yang bingung karena Louis terus tersenyum

"Kau kenapa Louis? Apa ada yang salah dengan wajahku?"tanya Lisa sambil memegang seluruh wajahnya dan itu membuat Louis terkekeh

"Tidak Lili aku hanya sedang bahagia hari ini"ucapnya membuat Lisa bingung lalu setelah selesai memberi Louis makan dan minum obat Lisapun memakai jas miliknya yang berada disofa ruangan Louis

"Louis, Lili akan bekerja lebih dulu nanti Lili akan kesini lagi eoh? Kau jangan nakal ya"ucap Lisa sambil mencium kening dan pipi Louis

"Siapp captain, Lili semangat kerjanya ya. Cepat kembalii"ucap Louis sambil tersenyum

"Hais kau ini, bahkan aku belum pergi dari sini Louis" lalu mereka pun tertawa bersama setelah itu mereka pun berpelukan Lisa dan Louis memejamkan matanya merasakan kehangatan dari pelukan itu

"Eoh? Kalian sangat romantis"ucap seseorang yang baru saja datang membuat pelukan mereka pun terlepas

"Dokter!"ucap Louis dengan semangat

"Kau sudah meminum obat dan memakan sarapanmu Louis?"tanya Dokter Jung membuat Louis menganggukan kepalanya lalu Dokter Jung mendekati Louis dan mengusap rambut pasien kecilnya

"Oppa, aku akan berangkat kerja dulu. Aku titip Louis jika ada apaapa hubungi aku"ucap Lisa sambil memberi kartu namanya pada Dokter Jung

"Baiklah Lisa, hatihatilah dijalan" Lalu Lisa pun mencium pipi Louis sekali lagi dan ia pun pamit untuk berangkat kekantornya.

Selama dalam perjalanan kearah kantor ia benarbenar merasa dadanya sakit mengingat kondisi Louis sekarang. Ia juga memikirkan bagaimana caranya untuk meminta maaf dengan Jennie dan membuat agar Jennie tidak lagi membencinya

Ckitttt

"Ohtuhan!" Lisa terkejut untung ia dengan sigap mengerem mobilnya melihat ada truk bermuatan besar lewat dihadapannya dan ia hampir saja menerobos lampu merah membuat ia mengusap dadanya beberapa kali. Ia pun meminum air mineral miliknya yang ia beli dicaffetaria rumah sakit

"Haiss, Lisa kau hampir mati bodoh!"ucapnya sendiri sambil mengusap wajahnya kasar setelah lampu merah berganti hijau ia pun menginjak gas nya kembali dengan hatihati

Hate Or Love (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang