5

241 14 8
                                    

Wendy sibuk membuat sereal untuk camilannya karena tidak ada yang bisa di makan di siang bolong seperti hari ini, ia merasa lapar dan tidak bia menunggu lebih lama jika memesan makanan

Terdengar suara motor, ia menebak jika Haruto yang pulang dari sekolahnya, saat menoleh ke belakang rupanya ia mendapati Lyra dan Jungwoo yang baru saja datang sepulang sekolah, masuk ke dalam rumah sambil bergurau dan tertawa bersama

Wendy tersenyum lembut, melihat keakraban anak-anaknya. "dari mana aja kok baru pulang" tanya Wendy dengan suara yang lembut, senang melihat kedua anaknya akur

"tau nih, tuan putrinya Ayah minta jalan-jalan gak jelas, bukannya diganti bensinnya, masuk ke rumah-rumah lagi" gerutu Jungwoo

"berapa bensin lo sini gue yang bayar"

"dih songong yang punya banyak duit"

"motor orang aja banyak gaya" sahut Lyra

Jungwoo melihat Lyra berjalan naik ke lantai atas, "yeuu- awas kesandung omongan sendiri"

Wendy terkekeh, "Lyra mau sereal gak?"

"enggak Mah"

Jungwoo mengerucutkan bibirnya lucu, "Mamah gak tanya aku?"

"gak, kalo Mamah tanya kamu, pasti mau" Wendy membawa serealnya ke dalam kamar

Lyra masuk ke dalam kamarnya, meletakkan tas lalu merebahkan tubuhnya di atas kasurnya yang sangat nyaman dan terasa dingin, ia mengeluarkan ponselnya dan bermain sebentar

"anjir" Haruto terkejut melihat posisi Lyra sedang tiduran dengan kaki terbuka mengarah ke pintu, memperlihatkan celana pendeknya yang langsung di tutup ketika mendengar umpatan Haruto

"ketuk dulu kalo masuk" ucap Lyra santai

"pinjem colokan"

"colokan apa"

"colokan telinga"

"Kak Lyra, aku mau pinjam airpods sebentar" ucap Lyra

Haruto menghela napasnya, "geli bangsat, tinggal bilang taruhnya di mana buruan!"

"ada di lemari"

Haruto berjalan ke arah lemari dan membukanya, betapa terkejutnya saat sebuah bra hampir jatuh dan malah tergantung di depan matanya karena tersangkut dengan baju yang lain

"LYRA!!!"

Lyra hanya bisa tertawa melihatnya, ia menarik Haruto menjauh dan mengambilkan airpods yang ia simpan di bawah tumpukan baju agar Haruto tidak bisa menemukannya

Haruto mengernyitkan keningnya, matanya tak melepaskan tatapannya dari tangan kiri Lyra, terdapat garis panjang melintang di telapak tangan, "tangan lo"

"luka" jawab Lyra

"kalo itu luka lama, kenapa gak bilang? Gue baru tau sekarang" ujar Haruto

"udah gak sakit ini, sebelumnya juga gak sakit, kegores penggaris ini waktu main"

"wah udah gila lo main sampai segitunya, beneran main lo gak bohong?"

"iyaa"

"beneran?"

"tanya sekali lagi gue tendang"

Haruto memastikan Lyra tidak membohonginya, tapi ia tetap mempercayai Lyra, toh lukanya sudah hampir mengering, untuk apa Haruto khawatir?

Namun Haruto tetap memeriksa telapak tangan kirinya, "lukanya masih dalem, ini masih bisa ngeluarin darah, gak sakit ini? Gak bilang mamah?"

Lyra tersenyum, "gue tau, gausah"

The Curse of Losing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang