Junkyu mengusap bahunya dengan sedikit pijatan ringan, merasakan bekas pukulannya yang belum juga sembuh, mengurutnya sedikit demi sedikit sambil menahan rasa sakit, rasa sakitnya begitu terasa sampai hati ingin menangis
"akh, kayaknya besok gue bisa mati deh" gumamnya
"hai Junkyu, gak ke kelas?" tanya salah satu temannya dari kelas lain
Junkyu menggeleng pelan, "enggak, masih nungguin Jeno"
"ooh gitu ya, semangat deh gue langsung aja ke kelas, duluan ya"
"oke"
Junkyu menatap punggung temannya, kehidupan sebelumnya normal sebelum pindah ke sekolah ini seperti anak-anak yang lainnya, ia jadi lupa bagaimana kehidupannya yang asli, yang ia ingat hanyalah wajah Jeno yang tengah memukuli badannya sampai terbayang-bayang dan tidur tidak tenang
Ia bisa merasakan dengan jelas saat tubuhnya bergemetar ketakutan ketika dipukuli, melawan juga tidak ada gunanya, rasa takutnya lebih besar pada Jeno
tapi, bagaimana ia akan menyikapi Jeno hari ini? hari lalu ia ketahuan dibantu oleh Lyra, seharusnya ia tidak boleh mengkhawatirkan diri sendiri melainkan Lyra yang ia tinggal begitu saja karena kabur dan takut dengan Jeno
Suara motor Jeno mulai terdengar dan Junkyu harus bersiap apapun yang terjadi
"kira-kira kemarin Lyra gimana ya keadaannya? Nanti gue samperin ke kelasnya deh, kemarin gue gak ketemu dia waktu pulang, gak mungkin juga gue nanyain Lyra ke Jeno" gumam Junkyu
Junkyu melihat Jeno sudah turun dari motornya dan berjalan ke arahnya, jantungnya benar-benar berdebar saat Jeno semakin mendekat tapi Jeno malah sengaja menyenggol lengannya sampai ia terjatuh
Junkyu melihat ke arah Jeno yang terus berjalan, 'bukannya gue harus bawain tas sekolah dia sampai ke kelas? Batinnya
"tunggu tunggu Jen, sini tas lo biar gue yang bawa" Junkyu mengikuti langkah Jeno yang cepat, ia tidak ingin dimarahi lagi, ia harus bersikap lebih peka agar tidak dipukuli lebih keras lagi
Junkyu menabrak punggung Jeno ketika tiba-tiba saja Jeno berhenti lalu membalikkan badannya, terlihat kesal karen sepertinya Junkyu sudah mengusiknya
Malunya sampai ke bulan
"lo manggil gue apa barusan?" tanyanya dengan suara serak
Junkyu kembali berkeringat dingin, salah dia memanggil nama Jeno? Dibandingkan itu, suara Jeno tiba-tiba berubah menjadi serak dan semakin menakutkan, nyalinya benar-benar mengkerut seperti plastik yang terkena suhu panas
Apa Jeno sedang sakit?
Seorang Jeno bisa sakit?
Junkyu disadarkan dari lamunannya setelah Jeno menggenggam lehernya seperti memegang botol minuman, tapi tidak sampai tercekik
"gue bukan temen lo, jadi jangan panggil gue seenak jidat atau leher lo gue patahin. Mana buku gua?"
"i-iya maaf ini ada di tas, lepasin dulu tangan lo"
Junkyu membuka tas punggungnya begitu Jeno melepaskan cengkeraman di lehernya, ia memberikan buku tugas yang ia kerjakan hasil paksaan dari Jeno
Jeno merebut bukunya, menampar wajah Junkyu menggunakan buku itu sebelum melangkah pergi
Desas-desis bermunculan dari orang-orang di sekitarnya, tapi sepertinya Junkyu sudah kebal seakan tuli, bahkan tidak lagi malu menjadi tontonan mereka
Seperti ini Lyra memintanya untuk bertahan? Sampai kapan?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Curse of Losing You
Fanfiction˗ˏˋ On Going ˎˊ˗ Aku mencarimu, untuk menyatukan lagi apa yang seharusnya menjadi milikku