11

222 12 12
                                    


Dengan lemas Lyra menyampirkan tasnya di pundak dan melangkah keluar dari kelas, ia tersenyum melihat Ryujin dan Lia melambaikan tangannya ke arah Lyra sambil berlari. Keduanya memang selalu pulang bersama karena jarak rumah yang berdekatan dan searah, dari tiga orang sahabat pasti salah satunya memiliki rumah dengan jarak paling jauh

"Lyraa" panggil Junkyu

Lyra tersenyum, "gak ada temen pulang?"

Junkyu menggelengkan pelan dengan wajah lesu seperti kelelahan, "udah pada punya circlenya sendiri-sendiri, gue sendirian deh gak punya temen balik, yang searah juga gak ada"

Lyra berpapasan dengan Jeno yang baru saja keluar dari kelas tapi Jeno terus berjalan tanpa mempedulikannya padahal Jeno sempat melihatnya

Apa karena Lyra sedang bersama Junkyu?

Jeno tidak ingin bertemu dengan Junkyu?

Junkyu menyadarinya, "gue sebenernya penasaran sih, kok dia bisa berubah dalam sehari"

"siapa? Jeno?" tanya Lyra

"iya lah, siapa lagi?"

"tapi lo suka dia yang sekarang 'kan?"

Junkyu terkekeh, "iya juga sih, eh tapi anterin gue ke kamar mandi dong, tungguin aja di depan"

Lyra mengernyit, "tahan aja sampai rumah"

"gak bisa Lyr, bentar aja yuk" ajaknya

Lyra mengiyakannya, ia menunggu di depan kamar mandi wanita agar orang-orang yang lewat tidak mencurigainya, sambil bermain ponsel selagi menunggu namun keadaannya semakin sepi bahkan sampai tidak ada yang lewat satu orang pun

Lagipula siapa yang memakai kamar mandi saat pulang sekolah? Lyra baru menemukan Junkyu seorang sepertinya

Tiba-tiba sepasang kaki berdiri di hadapan kakinya, saat Lyra mendongakkkan kepalanya langsung saja kerahnya di tarik menuju ke dalam kamar mandi wanita

Lyra berusaha memberontak, ia berulang kali memukul perut dan wajahnya tapi sepertinya Mark sudah kebal hingga bisa menahan semuanya

Mark masuk ke salah satu bilik dan menutupnya, meraup mulut Lyra dengan ciuman ganas yang ia paksakan. Mark menginjak kedua kaki Lyra supaya tidak bisa bebas menendang dan mengekang kedua tangannya

Lyra dibuat tidak bisa bergerak, ia berusaha melepas ciumannya dengan menoleh ke kanan, tapi Mark melanjutkan ciumannya di leher Lyra dan terus menurun

Mark mengambil kesempatan setelah tau hari ini Lyra ternyata sedang sakit dan tidak akan mendapat kekuatan untuk melawan atau menyerangnya

Lyra berusaha lepas dari kungkungan Mark dengan terus mendorong tengannya namun nihil

Ketika Lyra mendongak Mark langsung kembali melumat bibirnya dengan kasar

"Akk-ah"

Mark menggigit bibir bawah Lyra hingga berdarah sebagai pembalasan dendamnya siang tadi sudah di hantam pukulan yang cukup keras

"lo beruntung karena tangan gak gue balas sama tangan, gue tau lo juga menikmati ini 'kan?" ucap Mark dengan seringaian khasnya

Lyra sama sekali tidak membalasnya tapi saat Mark mencium lehernya ia merasakan geli yang pernah ia rasakan sebelumnya, bohong jika Lyra tidak menikmatinya

Mungkin sedikit

"kalo berantem gak bisa bikin gue menang, kita lanjutin ini biar lo kalah" Mark menyeringai dengan wajahnya yang berjarak sangat dekat dengan Lyra, "lo desah lo kalah"

The Curse of Losing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang