7

233 13 8
                                    

Jeno menutup kepalanya dengan kupluk hoodie hitam, ia mengambil kunci motor beat dan keluar dari kamarnya, tidak lupa ia mengunci pintu kamarnya agar tidak ada seorang pun bisa masuk

"malam begini mau kemana?"

"gausah sok peduli" ketus Jeno

Irene menggertak, "ini udah jam 12 malam kamu masih mau keluar? Gimana Mamah gak peduli?"

Jeno sedikit menendang sofa di sampingnya, "jadi Mamah tiri sih jadi Mamah tiri aja, gausah sok jadi strict parents, beban banget tau gak! Gak berhak lo lakuin itu ke gua"

"gak ada sopannya ya kamu! Masih baik Mamah ngertiin kamu!" teriak Irene

"ngapain maksa jadi baik? Jadi jahat aja sana lebih cocok sama muka lo yang antagonis itu! Lo juga lebih dengerin omongan tetangga 'kan? Dengerin aja sana, Mamah kandung gue gak pernah ngelarang gue keluar malam!" Jeno melempar gelas yang ada di meja membuat Irene sedikit terkejut

Ini hal biasa yang terjadi di kediaman Jeno setiap malam, beradu mulut hingga yang paling parah mereka akan saling melakukan kekerasan dan menghancurkan barang-barang yang ada di sekitarnya

Irene menarik napas panjang agar ia bisa sedikit tenang, "motor kamu mana?"

Jeno menatap Irene dengan malas dan melangkah keluar, "jual"

"jangan bilang kamu ikut aneh-aneh sampai nukerin motor kamu karena kamu kalah ya!"

Jeno berdecih, membanting pintu rumahnya cukup keras

"sok tau" gumamnya

Jeno memakai helm fullface yang sangat tidak cocok dengan motornya, ia melepasnya lagi dan meletakkannya di depan pintu rumahnya karena malu dengan motor beat milik temannya yang ia bawa

Ia sengaja menukar motornya karena ingin mengikuti mobil Lyra tanpa diketahui sebab motor miliknya memiliki suara yang keras sehingga memungkinkan Lyra menyadari jika sedang diikuti

Jeno jadi tau rumah Lyra, ia mengelilingi rumah Lyra agar bisa naik ke lantai 2 setelah ia memeriksa semua jendela yang ada di bawah yang ternyata tidak ada satu pun kamar di sana

Ia menaiki pagar dan dengan hati-hati berjalan ke ujung seperti yang dilakukan Jaemin, ada dua jendela yang lampunya masih menyala yaitu kamar Jungwoo dan Haruto

Jeno melewati kamar Jungwoo yang terlihat tidak berpenghuni, ia juga melewati kamar Haruto yang tengah fokus dengan komputer dan headphone di kepalanya, dan terakhir ia membuka jendela kamar yang lampunya mati setelah jendela Haruto

Kamar Lyra

Jeno mengendap masuk ke dalam kamar, baru satu kaki yang menyentuh lantai, tiba-tiba sesuatu yang keras dan panjang juga dingin menyentuh lehernya

"nyari gue?" tanya Lyra

Jeno tidak bisa melihat Lyra karena masih mencoba beradaptasi dengan kegelapan di kamarnya sehabis dari luar, ia dengan cepat meraih tongkat kasti kayu dan merebutnya tapi Jeno tidak menggunakannya, ia diam-diam datang kemari tujuannya bukan untuk membuat keributan

Jeno masih menerawang dimana posisi Lyra berdiri sekarang karena benar-benar sangat gelap tapi tiba-tiba lampu kamarnya dinyalakan membuat matanya menyipit karena silau

Lyra memberikan tatapan tajamnya, "gue tau lo bakal datang"

belajar dari kejadian sebelumnya, tebakan Lyra benar akan ada tamu tak diundang malam ini selain Jaemin

Jeno menghela napasnya, tidak menyangka dia sudah ada di tahap ini. Jika mundur pun harga dirinya yang sudah hancur akan semakin terinjak

Jeno meletakkan tongkat kastinya dengan perlahan, "gue ngaku kalah sekalahnya" ucapnya dengan kepala tertunduk malu

The Curse of Losing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang