14 - Kekasih Gelap

93.2K 4.2K 260
                                    

Part ini 5500 kata (bisa bayangkan aku revisi per kata).. sebagian ada yg di cut. Kalau kalian teliti, diksi suara hati sebagian besar aku cut. Enggak tahu knp dulu, aku ko alay yah.. hahaha ..

Bantu aku kalau ada typo yah. Mata jg suka ikutan ruwet klo baca banyak kalimat. 😅

***

Di bengkel Mark.

Ternyata, berpacaran normal itu menyenangkan. Apa adanya, tanpa perlu kepalsuan memberikan perhatian, terasa lebih mudah dinikmati. Tak perlu lagi menyogok pasangan dengan membelikan barang mewah, atau pun mengikuti kemauan kekasih atas dasar menerima imbalan. Imbalan mendapatkan keinginan hasrat. Tidak sampai batas terparah. Setidaknya, dulu, Mark selalu mengikuti kemauan sang kekasih. Sama-sama senang, pacar mendapat hadiah menyenangkan, Mark mendapat keinginan menyalurkan hasrat.

Semua bermuara dengan nafsu, bukan perasaan tulus.

Mark terus menatap gadis cantik di hadapannya ini sambil tersenyum bahagia. Dalillah mungkin pacar urutan terakhir Mark yang tidak terhitung jumlahnya. Tetapi, hanya dialah yang mampu menembus hati Mark, hingga si mantan play boy takut menyentuh gadis manisnya ini terlalu jauh. Mark merasa harus membatasi diri. Ya, walaupun, Dalillah bukan tipe pasangan menolak disentuh. Dalam arti, sebatas berciuman tidak masalah.

Ada rasa bersalah jika Mark memanfaatkan tubuh indah Dalillah, untuk dia lampiaskan karena nafsu sesaat dirinya. Entah mengapa, dia tidak mau dan merelakan sisi bejat dalam dirinya berbuat seperti itu dengan Dalillah.

Terlarang bagi Mark, untuk sekadar making out, berujung petting dengan Dalillah.

Selama hampir dua minggu mereka menjalin kasih secara resmi, Mark hanya sebatas mencium bibir dan sekitar wajah cantik nan lugu Dalillah. Dia tidak berani melangkah lebih jauh. Bukan karena Satria sang ibu tiri kekasihnya, tetapi batin dirinya yang tidak merespon. Gadis itu suci, biarlah keluguannya yang menang melawan sintingnya isi otak Mark. Lagi-lagi Mark tersenyum menatap Dalillah yang sedang duduk di kantornya di siang hari yang cerah ini.

"Mark, Mark.." Dalilah terus memanggil yang sedang melamun menatap dirinya. "Hmm..."

"Ada yang salah sama aku? Salah kostum? Kok, lihatnya begitu?" Dalillah merapikan bajunya, dia kira pasti ada sesuatu yang janggal. Tatapan Mark membuatnya risih.

"Kamu enggak salah kostum, justru kamu cantik memakai baju apa saja. Gaya santai seperti ini saja kamu cantik." Mark memang kagum dengan Dalillah. Dia tipe wanita yang tampil apa adanya. Tidak pernah memakai pakaian mengundang untuk dirinya. Berbeda dengan wanita-wanita yang selalu memancing Mark, memakai pakaian kekurangan bahan yang terlihat menantang.

Dalillah kembali diam, lalu matanya penasaran mendengar suara panggilan ponsel untuk Mark.

Mark tersenyum menatap panggilan di layar ponselnya. Niat jahilnya tiba-tiba muncul, dia ingin membuat Dalillah cemburu. Sungguh menyenangkan membuat kekasihnya marah karena cemburu.

"Hallo, Darling," nada Mark antusias menerima panggilan tersebut. Dalillah memasang antena jengkel mendengarnya.

"Helloow, Mark.. ye apa kabar? somse yah eke ke bengkel, ye nggak pernah ada.."

"I'm so sorry darling, mungkin kita tidak berjodoh. Kapan kamu ke bengkel lagi? Pasti bisa ketemu aku.." Wajah Dalillah terang-terangan menatap Mark emosi. Darling? Oke Dalillah sabar.

"Eke sih mau aja, cuma ayang Bambang nanti malah kepincut sama ye. Enak aja eke jadi sapi ompong. Lagian eke denger-denger, ye sudah punya pujaan hati, nanti cemburu lagi.." Mark tahu Dalillah sudah menatap garang dirinya yang sedang duduk santai di kursi meja kerjanya. Tetapi Mark pura-pura tidak menatap Dalillah.

Jodohku Ruwet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang