29 - Pangeran Ruwet

76.3K 3.2K 113
                                    

Masih di Lombok.

Hening.

Keadaan senyap sedang melanda dijamuan makan siang para manusia-manusia yang sedang mengatakan jika dirinya sedang berlibur itu dengan tenang dan damai.

Tetapi penampakan aura ketegangan jelas mewabah diantara keenam manusia itu. Hanya Zahara dan sang suami Dipta yang terlihat tidak nyaman berada diantara ke enam manusia didekat mereka dengan segala kesunyian dan aksi membisu diantara semua.

"Mereka lagi kenapa sih nemo? Apa salah minum obat. Kenapa semua diam. Apa kita sedang mengheningkan cipta?" bisikan Dipta membuat Zahara mengangguk gerah dengan keadaan yang menimpa adik-adiknya. Ini liburan tapi kenapa mereka malah membuat kubu adam dan hawa.

"Kalian semua kenapa?" Zahara berbicara kepada semuanya. Posisi duduk mereka memang unik. Dipta disamping Zahara. Sementara para wanita disamping Zahara dan para pria dibarisan Dipta. Mereka seperti ketua kedua kubu yang akan melakukan debat kusir.

"Ini liburan kenapa aku merasa seperti diacara renungan?" semua hanya diam menaikkan bahu mereka tanpa melirik satu sama lain. Hanya Satria yang menatap Zahara datar dan menggelengkan kepala.

"Satria?" Zahara bertanya lebih dahulu karena hanya dirinyalah yang merespon pertanyaan.

"Haduh Mba tanya sendiri sama sepupunya. Kenapa suaminya didiamkan dari semalam." Zahara menatap Rachel yang sedang mengerucutkan bibirnya.

"Achel?" tanya Zahara lembut meminta penjelasan.

"Satria hadir rapat bertemu wanita lain." rajuk Rachel kepada Zahara.

"Itu pertemuan profesional Nyonya Sarha. Kimberly bahkan sudah pergi dua jam yang lalu. Itupun aku belum mengusirnya saja dia sudah pamit pulang. Sekarang kamu puas?" jelas Satria sedikit emosi. Leo menahan tangan Satria.

"Achel sensitif brader..." bisik Leo di telinga adik iparnya membuat Satria kembali berusaha meredam emosinya.

"Kimberly? Kenapa dia ada di sini?" Marsha bertanya kepada Satria penasaran.

"Tanya sama Pangeran Ruwet kita yang satu ini." Satria menepuk pundak Leo. Marsha melotot menatap Leo. Kekesalannya semakin bertambah setelah masalah makanan yang ia buat. Oh apalagi ini Kimberly?

"Dia perwakilan S.R Food Sha. Aku nggak bisa melarang jika dia yang menjadi perwakilan. Itu bukan kapasitas aku." jelas Leo tenang.

"Wah itu perempuan sepertinya emang sengaja ngikutin kita ke sini..." Dalilah menggeleng kepalanya dan melirik Mark yang sedang mencuri pandang dengan dirinya. Tetapi Dalilah membalas membuang mukanya.

"Memangnya siapa Kimberly sih kenapa kehadirannya sangat tidak diharapkan?" tanya Zahara penasaran.

"Kata siapa tidak diharapkan. Pangeran Ruwet yang satu ini sepertinya berbeda pemikiran sama kita." Mark melirik Leo. Marsha tahu sindiran itu buat siapa. Nafasnya mulai tidak teratur, Marsha mulai cemburu.

Dipta membisikkan sesuatu ketelinga istrinya dengan menutup telinga Zahara dengan tangannya. Seketika wajah Zahara berubah terkejut dan saling berpandangan dengan Dipta.

"Apa? Kimberly yang itu? Aku harus bertemu dia. Kasihan dia." perkataan spontan Zahara membuat semua mata tertuju pada Zahara. Alvin hanya mengangguk.

"Kasihan kenapa Mbak? Kim memangnya kenapa? Aduh." Leo yang sangat penasaran tanpa sadar bertanya khawatir. Secepat kilat Satria menginjak kaki Leo yang bebas di bawah kakinya.

"Marsha lo tuh." kata-kata Satria membuat Leo sadar jika Marsha menatap cemburu.

"Mbak kenal sama Kimberly?" tanya Dalilah penasaran.

Jodohku Ruwet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang