24 - Si Pencuri Sesungguhnya

69.7K 3.5K 67
                                    

Di kamar pengantin yang terlupakan, masih dimalam yang sama.

Wanita itu terus menatap dua orang manusia yang duduk di depan dirinya. Terlihat jelas kedua orang itu sangat gugup karena mereka tertangkap basah bermesraan di kamar yang sejatinya bukan milik mereka.

Rahma terus menatap jam yang menempel di tangan. Sepertinya ia masih menunggu seseorang untuk ikut duduk bergabung dengan dirinya.

"Tante..kami bisa jelaskan, ini tidak seperti yang tante lihat." Leo berbicara sopan dengan Rahma yang masih tersenyum menatap penampilan kedua anak muda di depannya terlihat kacau dibeberapa bagian, jelas mereka bukan habis dirampok dan membela diri sekuat tenaga hingga memporak-porandakan pakaian yang mereka pakai.

Sekarang ini mungkin ulah mereka sendiri membuat dandanan mereka terlihat serampangan ala kadarnya. Siapapun dapat menilai mereka sedang beraktifitas apa.

"Sebaiknya kalian merapikan diri kalian sebelum yang lain datang." Marsha terlihat kikuk dan bingung. Ini memalukan.

"Tante maaf memang siapa lagi yang akan datang?" Marsha membenahi dirinya. Ia pun membersihkan wajah Leo yang sedikit berantakan oleh goresan pemerah bibir miliknya. Rahma terkikik geli melihat tingkah dua sejoli ini.

Rahma berfikir saat seperti ini ia melihat Livi dalam diri Marsha yang terlihat ekspresif dan mudah panik. Ia pun melihat jelmaan Biyan dalam diri Leo, pembawaannya lebih tenang dan terlihat dewasa memang sangat mirip dengan Biyan sang ayah.

"Beruntung tante yang memergoki kalian, bisa kalian bayangkan jika para oma yang melihat ini?" Leo dan Marsha menghembuskan nafas lega jika memikirkan hal itu.

"Tante tapi aku berani bersumpah kami tidak sampai di luar batas. Marsha benar-benar hampir menggoda imanku." Marsha memukul lengan Leo.

"Kamu juga merayuku." ketus Marsha sebal. Leo lagi-lagi tersenyum ringan. Marshanya memang berubah agresif.

Ketiga pasang mata itu menatap pintu masuk kamar tersebut. Marsha lebih tegang dibanding dua orang yang lain. Hatinya cemas menahan malu karena selama ini dirinya terkenal paling bisa menahan diri. Tapi entah mengapa ia bisa sangat lepas kontrol jika berhubungan dengan Leo. Jelas ini bukan pengaruh baik untuk dirinya.

Ting.. Tong..

"Leo bisa tolong kamu bukakan pintu?" Leo menuruti kemauan Rahma, Marsha sempat menahan tangan Leo.

"Tenang, kita hadapi ini bersama-sama.." wajah Leo menenangkan kepanikan Marsha yang tidak bisa dibendung.

Leo membuka pintu dan sesosok pria tua yang sudah sangat ia kenal berdiri tepat di hadapannya.

"Om Ibra.." Leo mempersilahkan masuk Ibra yang langsung menatap wajah Marsha sambil tersenyum menggoda. Marsha menunduk malu, ini bukan waktu yang tepat membalas cengiran menggoda Ibra. Batin Marsha berteriak senyuman itu sangat mirip dengan senyuman Satria, cengiran menjengkelkan. Marsha merutuki dirinya sendiri.

Ini semua salahmu Satriaa kenapa kamar ini tidak kalian tempati. Menyebalkan..!!!

"Sepertinya kita semua salah prediksi Amma.." Marsha semakin dibuat bingung.

Kita semua salah prediksi?

Tak lama saat Leo hendak menutup pintu ia tampak terkejut, kali ini sifat tenangnya sudah hampir hilang tak berbekas. Jelas ia sangat panik karena dihadapannya terlihat empat manusia dewasa yang keberadaannya sangat mempengaruhi kehidupan dirinya dan juga kehidupan Marsha.

"Papa, mama..." Leo meringis menatap wajah Sarah yang menyipitikan matanya.

"Daddy, mommy..." Marsha hampir mati lemas karena ia benar-benar tertangkap basah.

Jodohku Ruwet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang