28 - My Love Kim?

82.7K 3.2K 99
                                    

Malam hari di hotel SAR.

Helaan nafas jengkel begitu terasa pada diri Satria saat ini. Rasa kesal menjadi satu dengan kata tidak percaya begitu ia rasakan. Bagaimana tidak jengkel jika acara honeymoon yang sudah ia persiapkan matang-matang terganggu begitu saja karena pengganggu mulai berdatangan mendekat kepada dirinya.

"Kamu makan yang banyak pendek! Dari tadi siang kamu belum makan." bisik Satria lembut kepada Rachel. Tetapi sang istri hanya mengangguk diam tanpa semangat mencicipi makanan yang sudah tersaji dihadapannya.

"Ayolah pendek kita sedang honeymoon. Nikmatilah." bisik Satria memohon sambil membelai pipi halus Rachel yang sedang memasang mimik cemberut.

"Honeymoon? Bertemu dengan Nona Kimberly apa juga termasuk di daftar jadwal honeymoon kita?" sindir Rachel pelan sambil menatap wajah Satria.

"Kenapa jadi begini. Ini benar-benar merusak impianku.." keluh Satria pelan.

Honeymoon.. Sebuah kata kerja sakral yang wajib dimiliki atau lebih tepatnya dinikmati oleh semua pasangan pengantin dimuka bumi ini.

Sebenarnya inti honeymoon itu merayakan sebuah pernikahan. Berpergian menikmati awal hidup baru berdua. Saling mendekatkan dimana sebelumnya tidak saling mengenal luar dalam didiri pasangan baru tersebut. Menikmati proses adaptasi awal pernikahan berdua tanpa ada yang mengganggu. Sejatinya honeymoon bertujuan seperti itu.

Tapi tidak bagi pasangan baru ini. Satria dan Rachel sudah hampir tiga minggu menikah, mereka memang masih asyik menikmati fase honeymoon itu dengan kebahagiaan yang sangat berlimpah. Karena Satria sendiri baru menikmati sejatinya sebagai seorang suami dua minggu lamanya. Tetapi rupanya honeymoon mereka hanya tinggal kata. Karena begitu banyak pengacau yang hadir dalam satu pijakan jarak bersama mereka.

Makan malam ini begitu sangat menyebalkan bagi diri Satria. Pasalnya sang istri masih terlihat marah karena kehadiran sang pengganggu honeymoon mereka tidak dapat dimusnahkan dari pandangan sang istrinya dan dirinya sendiri.

Satria melirik ke penjuru restoran di resort SAR milik keluarganya dan dua keluarga lainnya. Ia menatap jengkel sekumpulan manusia-manusia tidak tahu diri yang dengan tidak tahu malunya menyusul mereka sore tadi.

"Apa di Indonesia ini mereka hanya tahu Pulau Lombok saja untuk tujuan berlibur? Tahu begitu kita pergi saja ke Hutan Amazone, biar kalau mereka latah menyusul sekalian aku jebak kesarang Annaconda. Dasar muka tembok mereka." desis Satria sangat jengkel.

Rachel hanya tetap diam walaupun hatinya sedikit tertawa mendengar keluhan sang suami yang ia akui dirinya juga kesal karena disusul oleh manusia-manusia pengganggu itu.

Pagi itu mereka sudah dikagetkan dengan kehadiran Kimberly sebagai perwakilan S.R Food Pro. yang memang akan berkerja sama sebagai produsen utama dibagian makanan dan segala kebutuhannya untuk resort SAR.

Rachel semakin murka ketika siangnya Satria harus mengikuti rapat dengan Kimberly. Satria sendiri tidak bisa mengelak karena memang itu sudah terjadwal dan tidak bisa dirubah.

"Pendek kamu jangan marah sama aku, salahkan Abangmu yang mengatur pertemuan dengan S.R food itu diwakilkan Kimberly."

"Aku tidak mau tahu. Aku mau dia pergi dari sini."

"Tidak bisa pendek, kita harus profesional sebagai pihak yang akan berkerja sama."

"Pilih aku atau dia?"

"Jangan aneh-aneh pendek." Satria masih mengingat emosi sang istri siang tadi karena kehadiran Kimberly membuat sang istri takut jika wanita itu mengganggu dirinya kembali. Kejadian ciuman panas dirinya dengan Kimberly memang masih membekas diingatan istrinya. Berulang kali Satria meyakinkan Rachel tentang kemantapan dirinya tapi tetap tidak berhasil, Rachel seperti masih trauma, akhirnya dirinya sendiri hilang konsentrasi saat rapat dengan pihak S.R food yang diwakilkan oleh Kimberly. Hari yang ruwet bagi Satria.

Jodohku Ruwet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang