Flashback malam di kamar pengantin Satria & Rachel.
"Tunggu Sha kamu mau kemana?" Leo menahan lengan Marsha yang hendak memasuki lift hotel. Acara resepsi pernikahan Satria dan Rachel baru saja berakhir. Semua keluarga sedang menikmati jamuan makan malam.
"Aku mau ambil barangku tertinggal di kamar pengantin." Marsha menepis tangan Leo. Tetapi Leo malah mengikuti Marsha memasuki lift menuju kamar diatas.
"Aku ikut." jawab Leo datar. Marsha terlihat tidak perduli. Keheningan menemani mereka berdua. Hingga lift terbuka mereka tetap berjalan tanpa ada yang mau memulai perbincangan. Sampai datanglah seorang penata rias dan panitia dari pihak w.o yang menyapa Marsha.
"Mba kamar pengantinnya sudah kami rapikan. Ini kunci kartunya kami serahkan kepada keluarga." Marsha hanya mengangguk dan segera berjalan menuju kamar pengantin Satria dan Rachel. Ia tidak menghiraukan Leo yang mengekorinya dari belakang. Saat Marsha menempelkan kartu dipintu kamar Marsha menoleh ke samping. Tepat dimana Leo menatap dirinya intens dengan wajah datar tanpa senyuman.
"Kamu mau apa? Aku hanya mau mengambil tas makeup ku, lalu mau pulang. Kalau mau bicara silahkan sekarang." Marsha berlalu meninggalkan Leo di depan pintu karena Leo masih tetap mematung menatap dirinya.
"Sha aku mau mengatakan semuanya..." Leo memasuki kamar itu. Marsha terlihat tidak mendengarkan permintaan Leo karena suasana kamar sudah tersulap sangat indah dengan taburan bunga tersebar indah di tempat tidur dan beberapa hiasan bunga terangkai indah di sekitar kamar itu. Aroma manis bunga membuat ruangan semakin romantis. Sejenak hati Marsha meluluh karena kamar itu begitu indah.
"Sha..." Leo masuk dan menutup pintu dengan pelan, ia lalu bergerak mensejajarkan dirinya disamping Marsha. Perlahan ia menarik lengan Marsha agar pandangan Marsha beralih kepada dirinya.
"Apa?" jawab Marsha datar.
"Maafkan aku jika akhir-akhir ini aku memang memasang aksi kepada kamu. Aku akui dengan cara itu aku berhasil mendapatkan kamu walaupun pada akhirnya kamu merasa tertipu. Tapi setidaknya aku tahu perasaan cinta kamu sama aku itu masih tetap ada." Leo menjelaskan dengan nada tenang menatap wajah Marsha. Ada raut penyesalan terlihat dimata Leo.
"Kamu mau memaafkan aku?" Marsha mengangguk tanpa ekspresi yang berarti. Leo tahu mungkin ini saatnya ia menyerah mendapatkan hati Marsha. Perlahan Leo memperkecil jarak antara mereka. Mungkin ini terakhir kalinya Leo dapat berdekatan dengan putri bulannya tersayang. Tidak ada penolakan dari pihak Marsha.
"Aku menyerah Sha. Aku memang mencintaimu sangat mencintaimu dari dulu sampai selamanya. Tapi jika rasa itu membuat dirimu ragu dan bimbang bahkan membuat dirimu bersedih aku bersedia melepas kamu. Karena kamu berhak mendapat kebahagiaan dengan atau tanpa diriku." Leo memeluk pinggang Marsha.
"Aku lelah Sha jika terus saja membuat dirimu sedih." Marsha menatap nanar wajah sendu Leo tepat dihadapannya. Tanpa sadar ia menyandarkan dahinya ke wajah Leo.
"Jika kamu menyerah sekarang mungkin memang sekarang sudah saatnya aku yang berjuang." bisik Marsha pelan. Dengan berani ia menyentuh dada Leo dengan kedua tangannya. Marsha menempelkan bibir mereka pelan. Dengan gerakan lambat tangan Marsha naik merambat hingga berada dibelakang tengkuk Leo, dan entah keberanian itu datangnya dari mana Marsha menekan tengkuk Leo agar bibir mereka semakin menempel. Marsha bagai tersihir akan sensasi kamar yang ia rasakan, dengan nekat ia memagut bibir Leo bergairah. Awalnya Leo tersentak kaget karena aksi Marsha diluar dugaannya tetapi ia berhasil menguasai dirinya. Bahkan tangannya sudah berani meraba tubuh bagian belakang Marsha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Ruwet
Humor--------- Kisah cinta keturunan tiga sahabat. 1. Abraham Sarha Rahma Raihana 2. Biyan Arga Rahadi Sarah Adiba P. 3. Rama Andhika. Livina Hans Sequel PMNA & Istri Cadangan 20 Mei 2015 (18+) ^_^