36 - Dia Istriku

85.7K 3.1K 94
                                    

           

Di rumah keluarga Mark.

"Oke siap.." Mark bertanya kepada sang istri yang sudah duduk bersandar di tengah tempat tidur mereka. Dalilah mengangguk dan menunggu suaminya yang akan melakukan sesuatu.

Sesuatu yang ingin ia dengar setiap harinya.

"Siap abang montir.." goda Dalilah. Mark hanya mengedipkan matanya. Perlahan ia berdiri di depan tempat tidur mereka. Ia menghembuskan nafasnya dan menarik secarik kertas lecak dari kantong celananya.

"Ehem.." Dalilah tertawa melihat tingkah suaminya yang sok serius.

Satu detik lalu. Dua hati terbang tinggi. Lihat indahnya dunia..

"Itu lirik lagu. Kamu curang." dengan kesal Dalilah membalikkan badannya dan menutup keseluruhan dirinya dengan selimut tebal.

"Hahaha kamu tahu itu lirik lagu? Ah sialan gagal lagi." Mark menyelinap masuk ke dalam selimut itu memeluk erat istrinya yang sedang merajuk.

"Haduh manis kamu itu terlalu drama. Aku kan bilang aku tidak bisa mengungkapkan cinta dengan kata-kata." bisik Mark di telinga istrinya. Ia mengecupi daun telinga itu dengan manja. Mark sudah sangat tahu titik-titik sensitiv istrinya.

"Tapi kamu kan dikenal ahlinya merayu." cibir Dalilah yang tetap bertahan di tengah rasa geli menyeruak di tubuhnya. Tangan dan bibir suaminya memang super sialan untuk urusan pembangkit gairah.

"Dengar manis aku mampu membual seperti itu karena aku yakin itu hanya sandiwara. Sedangkan dengan kamu berbeda. Kamu sebuah kepastian yang tidak mungkin terus aku jejali dengan bualan kata rayuan. Aku tidak mau kamu menjadi salah satu diantara mereka. Hanya satu yang pasti tentang dirimu, aku sangat mencintai kamu." Dalilah membalikkan badannya dan membuka selimut tebal yang hampir saja membuat nafasnya sesak. Terlebih Mark baru saja berkata cinta dari lubuk hatinya yang paling dalam. Oh jangan lupakan betapa kurang ajarnya tangan Mark bermain di tubuh Dalilah.

"Kamu itu cukup gunakan kata hati kamu saja itu bisa keluar kata-kata indahnya. Kenapa harus pusing-pusing mencari dari lirik lagu." cubit Dalilah di bibir Mark yang menahan tawa menatap istrinya yang sudah reda merajuknya.

"Karena kamu bagaikan sebuah lirik lagu di hatiku. Mungkin semua lirik lagu cinta dirasa belum cukup untuk membuktikan rasa cinta aku buat kamu istri manisku." Mark menindih tubuh kurus istrinya.

"Oh aku merasa mual mendengarnya." cibir Dalilah menggoda.

"Kamu tahu aku bukan Leo yang pandai bertindak semanis madu yang mampu membuat Marsha bertekuk lutut karenanya. Dan hanya Leo saja menurutku yang bisa menguasai sifat tertutup kembaranku itu." Mark mengecup dagu Dalilah.

"Aku juga bukan seperti kakak kamu dengan tingkah super aneh dan kakunya yang mampu membuat Rachel seperti terhipnotis tanpa syarat. Dan hanya Satria lah yang mampu mengambil hati Rachel yang super duper bawelnya. Dalam kasus mereka aku sungguh angkat tangan. Mereka pasangan aneh dan hanya merekalah yang mampu menikmati keanehannya." Dalilah terkikik geli mendengar penjelasan Mark tentang kisah cinta Kakaknya dengan Rachel.

"Lalu kita?" tanya Dalilah sambil menarik keatas sweater yang Mark kenakan. Mark menuruti perintah sang istri. Istrinya menginginkan dada hangat miliknya.

"Kalau kita adalah pasangan sederhana yang tidak perlu menonjolkan sisi macam-macam dikeseharian kita. Cukup jadi diri kita sendiri tanpa meniru pasangan lain. Aku nyaman dengan kamu apa adanya." Mark membelai tali baju tidur Dalilah di sekitar pundak Dalilah. Oke tangan itu beraksi lagi.

"Aku menyukai semua yang ada dalam diri kamu manis. Aku selalu menunggu saat wajah kamu tersenyum manis. Saat kamu baru terjaga dengan segala ke-kusutan yang jelas tercetak di wajah kamu. Melihat kamu merona saat aku sentuh. Melihat kamu tertawa saat aku menggodamu atau saat kamu cemberut saat aku menjahili kamu. Semua yang ada pada diri kamu aku suka." Dalilah selalu suka jika Mark menggombal seperti ini.

Jodohku Ruwet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang