14. Markas Red Blood

135 5 0
                                    

Halo, semuanya. Gimana nih kabar kalian? Masih mood nggak baca cerita gue?

Kalau masih, baca ceritanya sampai akhir, ya?

Oh iya, kalian tim cerita happy end atau sad end? Komen, ya!

***

Setelah melewati beberapa drama di sekolah, akhirnya Alexa dan yang lain bisa pulang ke rumah mereka masing-masing.

"WOI, SA! JANGAN LUPA NANTI MALAM BALAPAN! SOALNYA SI RENO NANTANGIN LO! DIA NYEBUT LO PENGECUT KALAU SAMPAI GAK DATANG!" teriak Kenzi.

Aksa mengepalkan tangannya kuat. Dia menatap Alexa yang ternyata juga sedang menatapnya dengan tatapan datar. "Hehe, boleh ya?" pinta Aksa dengan puppy eyes.

"Boleh, tapi gak usah manja-manja lagi sama gue. Dan jangan sebut nama gue pakai nama EXA," kata Alexa, dengan menekan kata Exa. Setelah mengucapkan ucapannya, Alexa berjalan pergi menuju motornya lalu menancapkan gas keluar dari pekarangan sekolah bersama sahabatnya.

Aksa hanya bisa menatap kepergian Alexa dengan tatapan memelas. Langit yang sepertinya merasakan akan terjadi sesuatu nanti malam itu pun memberikan pengertian kepada sahabatnya itu agar menurut kepada Alexa.

"Nurut," perintah Langit.

Aksa menatap Langit dengan tatapan yang sulit diartikan. "Kenapa sih emangnya? Gue cuman mau balapan aja, loh!"

Langit menghela nafas panjang. "Perasaan gue gak enak." Setelah mengucapkan kata-katanya itu, Langit memilih untuk menaiki motornya lalu menancapkan gas keluar dari sekolah yang sepi.

"Udah, lo nurut aja apa kata mereka." Kenzi menepuk bahu Aksa untuk memberi pengertian. "Lagian gak biasanya Langit bilang kalau perasaannya gak enak, kan?"

Aksa menganggukan kepalanya. "T-tapi, nanti kalau gue dibilang pengecut gimana?"

"Urusan Reno, biar gue yang ngurusin," jelas Kanzi, dan Bayu menganggukan kepalanya setuju.

Aksa terdiam beberapa menit.alu tidak lama kemudian, terlihatlah anggukan kepala dari Aksa. "Oke, gue gak akan ikut balapan nanti malam."

Setelah mengatakan ucapannya itu, Aksa memilih untuk segera pulang dan ingin bermanja-manja bersama Alexa.

"MAKASIH BUAT KALIAN BERDUA! KALIAN MEMANG SAHABAT TERBAIK YANG GUE PUNYA, TERMASUK LANGIT!"

***

Aksa melepas helmnya saat telah sampai di depan mansion keluarga Johnson. Lalu dengan cepat Aksa berlari menuju kamar milik Alexa.

"Hm, nanti malam gue ke sana."

Langkah Aksa terhentikan di depan pintu kamar Alexa saat Aksa mendengar dengan jelas ucapan dari Alexa yang sepertinya sedang melakukan panggilan telfon dengan seseorang.

Dengan perlahan, tangan Aksa membuka knop pintu kamar Alexa yang memang tidak terkunci. Lalu masuk ke dalam kamar Alexa.

"Exa mau ke mana nanti malam?" tanya Aksa penasaran.

Alexa yang sedang memikirkan sesuatu itu pun tersentak kaget saat mendengar suara Aksa tepat berada di belakangnya. Lalu dengan perasaan sedikit kesal, Alexa membalikkan badannya menatap Aksa.

The Obsesion [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang