Absen dulu dong kalian baca bab ini jam berapa.
Dan maaf kalau semisal gue updatenya terlalu lama.
***
"Aksa, ini gue bawa bekal buat lo."
"Buang aja. Gue gak mau makan makanan dari seorang pembunuh."
***
"Aksa, bisa anterin gue ke suatu tempat? Sekalian, gue mau ngomong sesuatu ke lo."
"Gak bisa, gue ada janji sama Bianca."
***
"Kenapa lo berubah, Aksa?"
"Apa ada urusannya sama lo? Lo sekarang bukan siapa-siapa gue, jadi stop urus hidup gue."
"..."
***
Tubuh Aksa menegang saat mendengar suara seseorang yang sangat ia kenali itu. Dengan perlahan, Aksa membalikkan tubuhnya dan menatap objek yang ada di depannya itu.
"Ngapain?" ulang Alexa bertanya. Aksa sangat gugup saat melihat tatapan Alexa yang terlihat dingin itu.
Aksa menarik nafas, lalu membuangnya secara perlahan. Ia menatap Alexa dengan tatapan dingin dan tajam. "Gak papa."
"Keluar dari ruangan ini."
Aksa menganggukan kepala. Saat ingin beranjak keluar dari ruangan itu, tiba-tiba saja datang anak buah dari Alexa.
"Queen, ada penyusup di markas," ucap anak buah dari Alexa itu.
Melihat jika Alexa sedang lengah, dengan perlahan Aksa mengambil buku berwarna biru gelap yang ada di samping lukisan itu. Aksa sangat penasaran dengan isi dari buku tersebut.
Setelah mengambil buku tersebut, Aksa keluar dari ruangan tersebut. Meninggalkan Alexa yang sedang berbicara bersama anak buahnya.
"Huh, untung gak ketahuan," lega Aksa. Saat ini, lelaki tersebut sudah berada di dalam kamarnya. Dengan pintu yang dikunci. Agar Alexa tidak masuk ke dalam kamarnya, dan mengganggunya.
Aksa duduk di meja belajar. Tatapannya terus terarahkan ke arah buku yang ada di genggamannya itu. "Buku apa ini?" gumamnya pelan.
Aksa membuka buku itu dan membaca bab pertamanya. Ternyata, buku berwarna biru gelap itu adalah buku diary milik Alexa. Dan buku itu tertulis tentang kehidupan Alexa mulai dari Alexa kecil, hingga sekarang.
21 Maret 2016
Lagi-lagi, nilaiku selalu jelek. Dan Daddy, Daddy kembali memarahiku dan mencambukku. Mommy kembali menamparku dan memakiku. Dan Abang, Abang kembali memukulku tanpa ampun.
Aku sangat sedih. Sedih saat semua orang membenciku. Apa salahku?
Apa karena aku yang buruk rupa?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Obsesion [End]
Teen Fiction[SEBELUM MEMBACA, MINIMAL FOLLOW AKUN AUTHORNYA DULU] Kisah ini menceritakan seorang lelaki yang harus menjadi bahan obsesian oleh sekelompok mafia yang sangat kejam. Lelaki tersebut dijadikan bahan obsesian karena ada sesuatu hal penting yang mena...