Nadia sibuk mengelap sayur opor yang dengan cerobohnya ia tumpahkan ke bajunya tadi. Dengan baik hati, salah satu sepupu Tobby meminjamkannya baju ganti dan Nadia diarahkan untuk masuk ke dalam sebuah kamar yang kemudian ia sadari adalah kamar Tobby yang ia tempati sejak kecil. Hal yang menarik perhatian Nadia untuk pertama kali ketika masuk ke dalam ruangan itu adalah foto Tobby kecil yang sedang memegang boneka Winnie the pooh dengan senyum di wajahnya, foto yang menurut Nadia begitu menggemaskan."He's so cute."
Kemudian Nadia melihat beberapa poster band berbaju hitam dengan riasan eksentrik yang menempel di tembok kamar Tobby. Metallica. Sepertinya Tobby benar-benar menyukai band tersebut. Tiba-tiba Nadia merasa bersalah pernah beradu argumen dengan Tobby karena lagu Metallica ketika itu. Ia menggelengkan kepalanya mengingat hal tersebut, yang ia sadari sekarang terlihat begitu kekanakan.
Di sisi tembok di seberangnya ia bisa melihat berbagai sertifikasi kursus memasak yang Tobby pernah raih dan beberapa foto Tobby bersama chef yang ia tidak kenal namun sepertinya merupakan chef terpandang di berbagai belahan dunia. Kemudian ia melihat satu foto yang sangat menarik perhatiannya, foto tersebut adalah foto Tobby yang sedang merangkul ibunya sambil tersenyum. Ia mengamatinya lebih lama dari yang seharusnya. Diam-diam ada rasa iri yang kini Nadia rasakan ketika melihat foto tersebut. Jika saja ia memiliki seorang ibu yang normal seperti Bunda Tobby, mungkin ia juga akan memiliki foto seperti ini di kamarnya.
Tak lama setelah ia selesai mengganti pakaiannya dengan pakaian yang kering, ia mendengar ketukan di pintu kamar.
"Ya masuk.. aku udah ber.."
Nadia tidak jadi meneruskan kalimatnya karena yang kemudian ia sadari kali itu Tobby lah yang masuk menghampirinya.
"Nyokap gue nyuruh ngecekin lo." Kata Tobby yang terlihat canggung. Mungkin Tobby merasa sangat terekspos dengan dirinya yang kini masuk ke kamar masa kecilnya dan melihat bagaimana dirinya tumbuh hingga saat ini.
"Oh.." Timpal Nadia. Selain itu, sejak percakapan mereka tadi di ruang makan, keduanya tampak bingung untuk bertingkah sebagaimana biasanya. "Tob, soal yang tadi.."
"Nyokap gue bilang untuk ajak lo buat main game bareng yang lain." Tukas Tobby memutus perkataannya. Nadia sebenarnya ingin mengungkit sandiwara mereka di ruang keluarga tadi, tentang apakah kebohongan-kebohongan yang mereka sampaikan kepada keluarga Tobby mengenai hubungan keduanya itu adalah hal yang benar, sebab Ibu Tobby terlihat begitu bahagia melihat hubungan mereka.
"Game?"
"Tapi kalau lo gak mau gabung juga gak apa-apa, gue bilang lo mau jalan-jalan keluar aja?"
"Eh gak apa-apa, gue ikut gabung aja." Timpal Nadia. Entah mengapa Nadia sekilas menangkap ekspresi keraguan di wajah Tobby.
"Yaudah yuk.." Ajak Tobby.
"Sebentar.. Tob.." Tukas Nadia menangkap lengan Tobby dan menghentikannya. Ada satu hal yang perlu ia utarakan.
"Hm?"
"Metallica?"
"Ah.. ya.. gue fans berat Metallica sejak SMP."
"Gue minta maaf ya, yang waktu itu, gue kekanakan banget." Tukas Nadia tulus.
"It's ok.. gue juga gak peka, lo mungkin masih pusing setelah musibah pendaratan mendadak itu, gak harusnya gue mainin lagu metallica ketika itu." Tukas Tobby juga terdengar tulus. "Lagian akhirnya lo ngebiarin gue puter lagu itu setelahnya."
"Terpaksa sih, walau kesel."
"Untungnya lo kalau tidur gak inget dunia alam."
"Ck.. dasar.." Nadia pura-pura cemberut.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSSIBLE ATTRACTION
ChickLitBagaimana jika dua orang yang memiliki sifat saling bertolak belakang dan membenci kehadiran satu sama lain disatukan dalam satu perjalanan yang tak akan pernah bisa mereka lupakan? Semuanya berawal dari rencana pernikahan dua teman mereka yang memb...