EP 22 - Because She's Pretty

6K 588 20
                                    

Nadia berusaha keras untuk mengangkat koper besar dari lantai dua menuju lobi. Setelah tertidur begitu lelap semalam, ia tidak menyadari kapan Tobby telah kembali ke kamar mereka. Dan sejujurnya, saat itu, ia merasa bersyukur karena belum harus menghadapi Tobby secara langsung. Tapi seiring waktu berlalu, ingatannya kembali menghantuinya, memutar ulang semua momen yang telah terjadi dengan Tobby. Sikap agresifnya di danau kemarin, pengakuan tentang rasa ingin mencicipi rasa tembakau di bibirnya, momen muntahnya, kelakuan anehnya ketika Tobby membawanya kembali ke penginapan, bahkan saat dia membuka bajunya di hadapan Tobby. Setiap detik itu terasa seperti bermain di kepalanya, membuatnya merinding saat mengingat semuanya, terutama saat ia menarik Tobby untuk mencium bibirnya. Mereka tidak berciuman.. namun Tobby bisa saja menuntutnya dengan alasan sexual harassment tadi malam.

Fantastic.. what a day Nadia.. what a day..

Pagi ini ia terbangun dan ransel pria itu sudah tidak ada di kamarnya. Ia berlari menuju lantai dasar untuk memeriksa apakah pria itu telah meninggalkannya sendiri di tempat ini akibat ulahnya seharian kemarin. Nadia begitu lega ketika ia menemukan Tobby di ruang makan, pagi ini sepertinya ia kembali membantu Sally untuk memasak sarapan.

...

"Why did you running?" Tanya Tobby.

"Laper." Jawabnya berbohong.

"Saking lapernya sampe lupa ganti baju sebelum ke bawah?" Timpal Tobby lagi dan menyadari bahwa ia masih memakai kaos Tobby di luar piyama pendek yang ia kenakan.

Shit..

"Hm.." Angguk Nadia pendek lalu ia terpaksa terduduk di meja makan dan mengambil makanan yang telah tersedia. Ia menyadari ada mashed potato yang kembali dihidangkan di meja kali itu. Apakah Tobby yang kembali memasaknya?

"Tas lo kemana?" Tanya Nadia.

"Di lobby, kenapa? Takut ya gue tinggalin?" Goda Tobby lagi.

"Enggak." Jawabnya."Tadi malem lo balik ke kamar?" Tanyanya.

"Balik." Jawabnya.

"Kok gue gak sadar?"

"Makanya jangan kebluk." Katanya mengejek. Saat itu Nadia hanya mengerling kesal padanya.

....

"Need help Nadia?" Tanya Calleb padanya ketika pria tua itu melihat dirinya kesusahan saat menuruni tangga.

"It's ok Cal.." Katanya. Ia tahu Ronald dan Ivy sudah bersiap di mobilnya dan dirinya menjadi orang terakhir yang keluar karena harus membereskan barangnya yang banyak kembali ke dalam kopernya. Ia juga harus memeriksa kembali dengan teliti untuk memastikan tidak ada barang yang tertinggal. Tak lupa ia membungkus beberapa makanan yang tersedia sebagai bekal perjalanan mereka, untuk berjaga-jaga jika saja mereka tidak menemukan tempat makan di perjalanan.

"Lama banget sih lo ngapain aja." Celetuk Tobby padanya ketika ia akhirnya keluar.

"Huh.. beres-beres barang gue dan make sure semua perbekalan kita cukup lah." Katanya. "Lo gak mau kan kalau kelaperan lagi."

Menjadi orang yang sangat terencana dan berhati-hati kadang membuat orang-orang di sekitarnya mengeluh karena biasanya ia memerlukan waktu lebih lama untuk bersiap dibandingkan dengan yang lain.

"It's such a pleasure meeting you guys.." Kata Sally pada mereka semua di depan penginapan itu.

"Me too, Sally." Kata Tobby.

"Especially you Tobias, thank you for helping me cook breakfast." Katanya. "You're such a talented chef." Katanya.

"Come to my restaurant if you visit Jakarta next time, I'll prepare you my signature menu." Kata Tobby.

IMPOSSIBLE ATTRACTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang