"What the fuck Tobby?!" Gerutu Nadia ketika ia dengan sengaja mengerem penuh mobil tua itu di tengah jalan kosong padang savanna yang sejak tadi terasa tak berujung. Ia begitu kesal pada gadis yang duduk di sebelahnya itu.He only has that ONE THING.. JUST ONE THING.. and SHE RUINED IT TOO.
"The same annoying attitude that you've just pulled out to me." Katanya begitu kesal.
"You could've killled us both!"
"Lebay lo. Wong daritadi gue jalan pelan.. terus di jalan sepi di tengah padang savanna ini? yang ada juga kambing-kambing lucu itu yang terancam kalau kita kekencengan jalannya." Katanya lagi tak peduli.
"Argh.. you're so annoying.. kalau gue gak butuh pergi bareng lo gue gak bakal sudi semobil sama lo!" Seru Nadia kesal.
Argh.. that annoying girl is back – jeritnya dalam hati begitu jengah. Tobby kira setelah kejadian yang menimpanya, Nadia akan lebih normal, namun ternyata perkiraannya salah.
"Well, we have mutual feeling then." Balas Tobby mencoba menanggapinya dengan tenang. Ia lalu kembali menginjak pedal gas dan melanjutkan perjalanan mereka.
Dalam perjalanan yang kembali hening dan membosankan itu ia melihat langit semakin dihiasi oleh awan hitam. Suara guntur juga mulai terdengar dari kejauhan. Ia begitu takut jika badai akan kembali datang.
Tobby sejak awal sudah sangat tidak setuju dengan perjalanan gerilya ini. Rasa setia kawannya yang membuatnya menyerah dan mengikuti ide Nadia untuk melakukan perjalan lebih dari 24 jam menuju bandara terdekat yang akan membawa mereka ke Auckland dan menghadiri pernikahan sahabatnya Regas.
Tak beberapa lama sejak pertengkaran mereka, ketakutannya ternyata benar-benar terjadi. Rintik air hujan mulai jatuh mengetuk kaca mobil mereka dan hujan perlahan terlihat semakin lebat menutupi kaca mobil kecil itu. Tobby menghela nafasnya.
I've told you so. I've fucking told you so..
Untungnya pekerjaannya sebagai chef menjadikannya pribadi yang lebih sabar dalam menghadapi kekacauan, salah satunya suatu kondisi dimana ia harus berhadapan dengan pelanggan yang menyebalkan.
Nadia adalah pelanggan restoran yang sangat menyebalkan.
"It's raining." Katanya dengan nada datar.
"I have eyes too, I saw what you saw." Balas Nadia terlihat tidak berdosa.
This girl..
"Kalau hujannya semakin gede banget kita berhenti." Kata Tobby mencoba berkata tegas setelah melihat hujan yang sepertinya tidak kunjung mereda dan malah semakin lebat sampai ia bisa merasakan jika mobilnya sedikit oleng ketika angin kencang berhembus.
"Tob.. kita gak punya waktu luang untuk berhenti, kita perlu terusin perjalanan ini supaya sampai tepat waktu."
"Kalau nanti kita kebawa angin gimana?"
"Gue yakin hujannya gak akan separah itu."
Tobby kembali terdiam dan berusaha menyetir di tengah hujan lebat itu. Ia sengaja kembali terdiam karena merasa terlalu lelah untuk melakukan perdebatan lainnya dengan gadis itu.
"Kyak..!" Jerit Nadia tiba-tiba ketika suara guntur yang begitu memekakan telinga terdengar tak jauh dari posisi mereka.
"Pffft.." Kata Tobby tak bisa menahan tawanya.
"What?" Katanya memandang sengit ke arahnya.
"Nothing." Jawabanya kemudian kembali menahan senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSSIBLE ATTRACTION
Chick-LitBagaimana jika dua orang yang memiliki sifat saling bertolak belakang dan membenci kehadiran satu sama lain disatukan dalam satu perjalanan yang tak akan pernah bisa mereka lupakan? Semuanya berawal dari rencana pernikahan dua teman mereka yang memb...