Nadia masih berusaha berjalan dan melanjutkan perjalanan mereka. Kakinya sungguh sudah tidak lagi terasa menapak tanah saat ini. Ini adalah rekor baru dalam hidupnya, ia berjalan berkilo-kilo meter dengan menggunakan sepatu hak tinggi yang memaksanya melangkah dengan hati-hati.
"Masih kesel?" Tanya Tobby di belakangnya.
Tentu saja tidak. Walaupun ia harus kehilangan kopernya dan sekarang merasakan sakit karena berjalan jauh dengan sepatu hak tinggi, setidaknya ia tidak sendirian. Pria ini tidak tahu betapa leganya ia ketika melihat Tobby datang menyusulnya. Bagaimana jika Tobby tidak ada di sini? Apakah ia harus berjalan di sepanjang jalan ini sendirian? Hanya dengan membayangkan itu saja Nadia merasa ngeri.
"Nad.. I'm still hungry." Tukasnya.
Mendengar jeritan hatinya itu Nadia kemudian tersenyum.
"Lo ga kenapa-kenapa?"
Entah mengapa ekspresi khawatir Tobby kembali berputar dalam ingatannya.
Entah mengapa ekspresi khawatir Tobby ketika menemukannya menangis di pinggir jalan tadi kembali muncul dalam ingatannya. Apakah pria ini benar-benar peduli?
Nadia kemudian berhenti melangkah ketika ia melihat kepulan asap tak jauh dari tempat mereka.
Apakah itu sebuah rumah atau restoran yang bisa mereka gunakan untuk beristirahat dan mengisi energi?
"Tob.. Tob.." Katanya.
"Hm.."
"Tob.." Panggilnya lagi lalu berbalik. "Astaga.." Katanya terkaget ketika ia berada begitu dekat dengan Tobby yang berdiri tepat di belakangnya, refleks Nadia berjalan mundur dan nyaris terjengkang sebelum tangan Tobby menangkap pinggangnya dan menahan tubuhnya. Ia kembali menatap wajah pria itu selama beberapa detik sebelum kemudian ia melepaskan dirinya.
"Ehem.." Kata Tobby dengan suara yang sama kikuknya seperti yang dirasakannya saat ini.
"Tob.. apaan sih tiba-tiba muncul di belakang gue!" Katanya mencoba mengkontrol reaksinya kali itu. "Kan kaget.."
"Lah.. kan lo yang manggil-manggil tadi."
"Tob.. liat di depan sana.." Katanya menunjuk asap yang mengepul ke langit yang baru saja ia lihat tadi. "Rumah.. kedai.. atau apapun itu." Katanya lagi. Ia melihat ekspresi wajah Tobby berubah dan mulai berseri.
"Let's go.. I'm really hungry." Katanya berjalan cepat mendahului Nadia.
"Tob.. tungguin gue." Katanya lalu ikut berlari dan berjalan di sampingnya.
Selama beberapa menit berjalan mengikuti irama Tobby, Nadia akhirnya menyerah dan berakhir dengan berjalan sedikit jauh di belakangnya.
"Tob tungguin!" Sahut Nadia
"Beneran Bar, Nad! Gue duluan masuk! Laper!" Serunya sambil berlari lebih menjauh.
Eh?
Dengan pasrah, Nadia akhirnya berjalan mengikuti mereka dari belakang dan melihat Tobby masuk ke dalam bar itu dan menghilang dari pandangannya. "Huh, Tobby.." Gumamnya kecewa.
Setelah beberapa waktu berjalan mendekat ke tempat tersebut, Nadia tiba-tiba menyadari sesuatu. Ada mobil yang terparkir di depan bar itu, mobil yang sama dengan mobil yang digunakan oleh para pria yang menipunya beberapa jam yang lalu. Nadia segera mendekat dan melihat kopernya terbuka di dalam mobil, isinya terlihat berserakan, beberapa roti yang ia bawa telah dibuka, dan barang-barangnya tersebar.
"Oh my.. my bridesmaid dress.. baju gue.. sepatu.. koper gue.."
Ini tidak bisa dibiarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSSIBLE ATTRACTION
ChickLitBagaimana jika dua orang yang memiliki sifat saling bertolak belakang dan membenci kehadiran satu sama lain disatukan dalam satu perjalanan yang tak akan pernah bisa mereka lupakan? Semuanya berawal dari rencana pernikahan dua teman mereka yang memb...