EP 25 - Shit, I'm Late

5.7K 577 6
                                    

"Shit, I'm Late.." Gerutu Tobby yang tidak sengaja tertidur lebih dari waktu yang ia perkirakan. Alarmnya berbunyi namun dirinya tidak mendengarnya sama sekali dan membuatnya terlambat bangun. Perjalanan mereka yang melelahkan dan juga kasur yang begitu empuk serta nyaman menjadi penyebab mengapa tidurnya terasa begitu nyenyak siang ini.

Tobby harus bergegas bersiap dan menyegarkan diri di kamar mandi sebelum kemudian mengenakan setelan jas yang telah ia persiapkan sejak keberangkatannya dari Indonesia. Ia seharusnya sudah siap berkumpul bersama yang lain di venue pernikahan saat ini. Tobby kemudian membayangkan Nadia yang pastinya sudah siap. Sindiran apa yang akan gadis itu katakan padanya jika mengetahui dirinya terlambat datang. "Ckck.. jangan sampe.."

Tobby berhasil mengenakan setelan jasnya, setelah itu ia mencoba merapihkan rambutnya agar terlihat lebih pantas untuk menghadiri acara pernikahan. Setidaknya Nadia tidak akan mengkritik penampilannya ketika ia berjalan menuju pelaminan Regas dan Anna nanti.

Wait.. Why should I worried about what Nadia would think about my look?

"Satu jam sebelum upacara.. shit.." Katanya. Setelah merasa rambutnya telah cukup rapih, Tobby bersiap keluar dari kamarnya sebelum kemudian ia teringat dengan dasi berwarna merah yang diberikan oleh Nadia untuknya. "Dimana dasi.. astaga.. kalau gak ada Nadia bisa ngomel sampe pulang ke Indonesia nanti." Tukasnya panik. Wajahnya begitu lega ketika ia menemukan dasi tersebut tersimpan dalam salah satu kantong di ranselnya. "Finally." Katanya lalu dengan terburu menyimpan dasi tersebut di saku jasnya. Tobby berencana untuk memasang dasinya nanti, yang terpenting ia sudah stand by di venue lebih dulu daripada Regas. Sahabatnya itu akan menitipkan cincin kawinnya padanya.

Tobby berjalan ke luar kamarnya dengan terburu sambil mengancingkan kemeja putihnya.

Apakah ada hal lain yang ia lupakan?

Namun kemudian langkahnya berhenti ketika ia melihat Nadia sedang berdiri tak jauh dari tempatnya. Tobby mengakui jika pada dasarnya Nadia adalah gadis yang cantik, namun kali ini Nadia terlihat lebih cantik dari biasanya. Selain itu ia juga terlihat anggun dengan balutan gaun berwarna merah dan rambut panjang bergelombang yang ia biarkan terurai.

"Tob.. mana dasi yang gue kasih? Lo lupa bawa ya?" Tanyanya. "Tob.. Tobby.." Panggilnya berkali-kali.

Tiba-tiba Tobby kembali tersadar jika Nadia saat itu sedang bertanya padanya.

"Huh?"

"Dasi.. lo teler apa gimana sih?" Tanya Nadia dengan nada menyindir khasnya.

"Hm..enggak lah, gue gak lupa elah.. ada nih.." Kata Tobby mulai mencari dasi itu. "Wait.."

Dimana dia taruh dasinya tadi?

Tiba-tiba ia lupa. Namun kemudian ia merasakan sesuatu menonjol dari saku jasnya setelah mencari selama beberapa saat. Ia ingat jika dirinya menaruh dasi itu disana.

"Nah.. nih ada.." Tobby menunjukkan dasi itu padanya.

"Yaudah buru pake." Timpalnya. Gadis itu kemudian berlalu. Ia akui gaun itu sangat cocok dikenakan oleh gadis itu.

Setelah mengenakan dasinya, ia memanggil Nadia agar ia mau menunggunya dan pergi bersamanya menuju venue. "Nad.. wait.." Ia sepertinya membutuhkan teman di sini karena satu-satunya orang yang ia kenal baik di tempat itu adalah Regas, Anna, dan Nadia. Ada Elisa, sepupu Anna yang baru ia kenal di stasiun kereta tadi yang baik dan menawarkan untuk menemaninya selama di tempat ini, namun ia merasa belum begitu nyaman untuk bergantung dan meminta pertolongannya.

"Kenapa?" .

"Tunggu.. barengan ke bawahnya." Timpal Tobby lagi. Selain itu ia juga ingin menanyakan kondisi Nadia setelah ia mengetahui kabar tentang berakhirnya hubungan Nadia dengan kekasihnya. Hal yang sepertinya membuat Nadia terlihat sangat terpukul seharian kemarin. "Is Anna alright?" Tanya Tobby membuka percakapan.

IMPOSSIBLE ATTRACTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang