EP 6 - We're Alive..

7.7K 815 19
                                    

Dari balik kaca jendela bandara kecil itu, Tobby kembali menatap langit yang kini masih terlihat begitu gelap dihiasi oleh awan hitam. Suara hujan dan petir melengkapi bayangan mengerikan yang menghantuinya beberapa jam lalu.

He still couldn't believe that they're alive..

Pesawat itu berhasil menemukan bandara lokal terdekat yang bisa mereka gunakan untuk melakukan pendaratan darurat. Pendaratan paling buruk dan menegangkan yang pernah Tobby alami sepanjang hidupnya. Tobby adalah orang yang optimis, namun pengalaman mengerikan tersebut menyadarkannya bahwa kehidupan adalah suatu hal yang sangat rapuh. Manusia benar-benar tidak akan pernah tahu kapan mereka harus meninggalkan dunia ini.

Sesuai dengan tujuan awalnya, Tobby kemudian mengambil rokok di saku celananya dan berjalan menuju tempat dimana ia melihat beberapa orang berkumpul untuk merokok. Ia membutuhkan dosis nikotinnya. Berada di kerumunan orang yang panik bukanlah ide yang baik saat ini.

Nadia..

Sudah 3 jam berlalu sejak pendaratan darurat mereka. Namun, gadis itu masih tidak sadarkan diri. Penurunan tekanan udara yang begitu drastis ditambah phobia ketinggiannya, memperparah reaksi Nadia kali itu. Ia tidak menyangka, bahkan wanita yang terlihat begitu keras kepala sepertinya bisa terlihat begitu tidak berdaya ketika itu. Ia menyaksikan sendiri ketakutan di matanya.

Setelah menghabiskan satu porsi jatah rokoknya minggu ini, Ia menghela nafas panjang dan mencoba menenangkan diri sebelum memutuskan untuk kembali melihat kondisi Nadia di dalam ruangan tersebut.

...

...

Enam jam berlalu namun tidak ada tanda-tanda ia akan terbangun. Paramedis lokal yang membantu mereka mengatakan kondisi Nadia sebenarnya stabil dan ia kini hanya tertidur akibat stamina dan pikiran yang terkuras selama kondisi panik sebelumnya.

"The only truth is she really loves sleeping." Gumamnya sambil menggelengkan kepalanya.

The only time when they were not arguing with each other during this trip is when she was asleep.

Nadia tertidur pulas dengan hanya beralaskan kasur sederhana yang disediakan pihak maskapai bagi mereka yang kondisinya membutuhkan, ia yakin bahkan tanpa harus memakai hoodie-nya untuk tetap hangat, Nadia tetap akan tertidur pulas. Namun Tobby tidak tega.

Tiba-tiba bayangan kedua temannya dan penjelasan yang baru saja ia dengar tentang nasib mereka saat ini kembali memenuhi pikirannya.

Pernikahan Regas dan Anna..

Hhhh..

Pihak maskapai mengatakan mereka baru akan bisa membawa para penumpang kembali ke tujuan awal mereka paling cepat tiga hari lagi karena faktor badai yang melingkupi langit di sekitar lokasi dan juga proses perbaikan mesin yang terganggu akibat badai kemarin malam, yang berarti ia akan kehilangan kesempatan untuk menghadiri pernikahan sahabatnya itu.

Ck.. it's suck.. mereka sudah mempersiapkan semuanya selama hampir dua bulan ini..

Mereka terdampar di sebuah desa kecil yang bahkan namanya tidak tertulis di peta yang ditunjukkan petugas maskapai tadi. Waktu yang harus mereka tempuh menggunakan jalur darat menuju bandara komersial terdekat adalah satu hari, itupun jika mereka menempuhnya dengan tidak beristirahat atau berhenti sejenak untuk tidur.

That was insane.. it's impossible.. dan jikapun mereka akhirnya memaksakan untuk pergi, harus menaiki apa di negara asing yang belum pernah mereka jamah ini?

Apakah kabar bahwa pesawat mereka mendarat darurat telah sampai di telinga sahabatnya itu? Hingga saat ini ia belum berhasil mengabari siapapun tentang kondisi mereka. Jaringan telepon genggamnya tidak bisa digunakan dan tidak ada wifi tersedia di tempat ini. Ia hanya berharap kabar ini tidak mengganggu persiapan pernikahan mereka.

IMPOSSIBLE ATTRACTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang