Warna senja di langit semakin menghilang seiring dengan malam yang mulai tiba. Tobby kemudian keluar dari mobilnya. Ia masih teringat terakhir kali dirinya mengunjungi rumah ini adalah ketika ia datang untuk menjemput Nadia untuk berkencan. Kencan yang berakhir dengan pertengkaran dan berujung pada permusuhan yang berlangsung cukup lama antara dirinya dan Nadia. Ia tidak mengira akan kembali menginjakan kakinya di tempat ini. Tidak seperti sebelumnya, kali ini Tobby memberikan usaha lebih untuk penampilannya dengan mengenakan pakaian formal yang pantas untuk sebuah acara dinner. Selain itu kali ini ia membawa mobilnya. Ia tidak mau mengulangi kesalahannya dua tahun yang lalu.Rumah Nadia masih seperti yang terakhir kali ia lihat. Terlihat rapih dan terawat.
"Ehem.." Tobby berdeham karena dirinya merasa sedikit gugup dengan apa yang akan ia hadapi kali ini. Ini bukan kali pertama dirinya pergi untuk menemui orang tua dari kekasihnya, namun kali ini terasa lebih parah. Seharusnya ia tidak perlu merasa gugup sama sekali karena Nadia bahkan bukan kekasihnya.
Ya, Nadia setuju untuk membantunya. Begitu juga dirinya yang setuju untuk pergi ke acara makan malam bersama orang tua Nadia hari ini. Namun bayangan dirinya akan kembali bertemu dengan Ibu Rahajeng menghantuinya sejak malam lalu.
Tobby kemudian memencet bel di sebelah pintu rumah Nadia.
Tak lama kemudian ia mendengar suara langkah kaki dan pintu itu pun akhirnya terbuka. Ia melihat Nadia berdiri di depan pintu, sama sekali tidak terlihat mengenakan make up di wajahnya dan hanya mengenakan celana jeans sobeknya plus sweaternya yang terlihat kebesaran.
"Hai.." Kata Tobby. "Lo belum siap?" Tanyanya.
"Udah.. ini gue udah siap." Jawab Nadia santai. "Masuk." Kata Nadia mempersilahkannya masuk.
Apakah kali ini dirinya kembali salah memilih kostum yang harus ia kenakan?
"Oh.." Kata Tobby. "Hm.. apa gue salah pake baju lagi ya?" Tanyanya sambil mengikutinya masuk.
"Apa yang lo bawa di tangan lo?" Tanya Nadia tidak mengindahkan pertanyaannya tadi. Sebelum ia pergi, ia mempersiapkan sesuatu untuk Nadia. He owed her an apology.
"Oh.. this is for you." Kata Tobby.
"What is this?" Tanya Nadia kemudian membuka bungkusan kotak yang ia bawa. "Hm.. a cake."
He baked her a cake, like she asked him to do that night.
"Ta da.." Kata Tobby. "Like you asked me to."
"Hmm.. Tobby.." Gumam Nadia.
"I rarely bake outside work, but when I do it'll always be a massive success, I hope you'll like it." Katanya tulus. "I promise it'll taste better than Anna's wedding cake." Kata Tobby.
"Lo hias cakenya." Kata Nadia. "..dan ada kartu ucapan." Lanjutnya lalu terlihat membuka kartu ucapan yang sengaja ia selipkan.
" 'I apologize'? What this apology is about? Lo kan sering banget bikin gue marah Tob."
Tobby tanpa sadar mengeryit dan menggaruk kepalanya. "Hmm..I owed you an apology for the date we had 2 years ago." Kata Tobby. "It was awful what I did to you. I'm so sorry." Lanjutnya.
"Well Tobby.. I'm the one who want to start messing up with you but ended up being messed up again." Kata Nadia.
"Hah? Gimana Nad?"
"Gue ganti baju dulu sebentar, wait." Kata Nadia menghilang dari hadapannya.
Apa maksud perkataannya tadi? Is she trying to get revenge by dressing like that? Why she said she ended up being messed up?
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSSIBLE ATTRACTION
ChickLitBagaimana jika dua orang yang memiliki sifat saling bertolak belakang dan membenci kehadiran satu sama lain disatukan dalam satu perjalanan yang tak akan pernah bisa mereka lupakan? Semuanya berawal dari rencana pernikahan dua teman mereka yang memb...