Awan gelap masih menyelimuti langit siang hari itu, namun kini hujan deras tak lagi turun, seakan mengerti bahwa dirinya harus melakukan sesuatu agar jadwal yang telah ia susun tetap bisa berjalan sesuai rencana.
"Lo yakin kita mau naik mobil ini?" Tanya Tobby sambil sedikit berbisik padanya dengan menggunakan Bahasa, pria itu terdengar tidak yakin.
No, actually she's not, but she has no choice.
Kini mereka berdua sedang memandang sebuah mobil kecil tua yang ditawarkan oleh seorang warga lokal setelah Nadia berhasil memaksa pihak maskapai dan bandara untuk mencarikan alternatif lain selain bus yang mereka akan sediakan dan baru akan datang empat hari lagi.
Missing out her well made schedule? Hell no..
Ia tahu tubuh dan mentalnya belum begitu pulih dari kejadian malam sebelumnya. Namun entah mengapa ia merasa harus melakukan sesuatu yang dapat membuatnya mengalihkan perasaan traumanya itu. Ia merasa dengan mengusahakan dirinya tetap bisa menghadiri pernikahan sahabatnya adalah salah satu cara untuk mengalihkan memori buruk malam lalu.
Pihak maskapai memperkenalkannya pada seorang bapak tua yang terlihat tidak terlalu begitu ramah pada mereka. Ia menawarkan untuk menyewakan mobilnya, dengan meminta jaminan sebuah.. jam tangan mahalnya. Tobby lagi-lagi enggan mengusahakan apapun untuk mereka. Tentu saja pria itu tidak setuju untuk melakukan perjalanan gerilya ini.
"Are you sure we couldn't get anything else? I meant a new car?" Bisiknya pada sang pegawai maskapai.
"No, I'm sorry." Katanya datar.
"I saw some other locals.."
"..this is the best we could do. It's stormy day and people don't want to rent their perfectly fine car to strangers with no proper guarantee." Katanya.
"Nad..you saw what I saw right? gak mungkin banget kita pake mobil ini." Kata Tobby.
"No, we're going.."
"Kenapa maksain sih?"
"We're going.." Katanya memutuskan.
"What if I don't go with you.."
"Don't you even DARE.." Katanya lalu menyelesaikan administrasi bersama si pemilik mobil tersebut.
Tobby seharusnya mengerti, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika manusia memberikan usaha terbaiknya. Dan Tobby harus ikut, ia tidak bisa pergi sendiri dengan kondisinya seperti itu.
***
Nadia baru saja selesai memasukan koper kesayangannya di bagasi mobil itu dan kini menunggu Tobby untuk melakukan apa yang seharusnya ia lakukan tanpa harus ia minta.
Mengemudikan mobil itu.
"What?" Tanya Tobby memandangnya tak mengerti ketika ia berdiri di depan mobil itu sambil mendekap kedua tangannya.
"You really don't understand my gesture?"
"What gesture? That you angry all the time? yang itu gue kayaknya paham." Katanya dengan nada menyebalkan.
"For God's sake Tobby.. DRIVE THE CAR.."
"Lmao.. relax.. you could've just said that.. gue kan bukan cenayang yang bisa tahu apa yang ada dalem pikiran lo tanpa lo sebutin.."
"That's a common sense.." Katanya lalu masuk ke dalam mobil setelah Tobby mengambil kursi kemudi.
"Ask some people around here if it's really a common sense knowing what's inside people's mind without hearing any word from them." Katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSSIBLE ATTRACTION
Chick-LitBagaimana jika dua orang yang memiliki sifat saling bertolak belakang dan membenci kehadiran satu sama lain disatukan dalam satu perjalanan yang tak akan pernah bisa mereka lupakan? Semuanya berawal dari rencana pernikahan dua teman mereka yang memb...