EP 5 - We're Gonna Die..

7.7K 862 13
                                    

Nadia menyadari ia kini sedang mematut dirinya di cermin. Ia mengenakan mini dress merah dengan model punggung yang sedikit terbuka malam itu. Ia tidak mengerti kenapa dirinya saat ini ada di rumahnya, bukankah seharusnya ia ada di perjalanan menuju Auckland dalam rangka pernikahan sabahatnya Anna?

Namun kemudian ia mendengar bunyi bel pintu rumahnya yang berbunyi. Tanpa bisa ia kendalikan, ia berjalan menuju pintu.

Ia mengharapkan kedatangan seseorang kah malam ini?

Ketika ia membuka pintu rumahnya, di situlah ia melihat pria yang sangat ia kenal berdiri, berdandan rapih dengan kemeja putih dan celana jeansnya, menyunggingkan senyum hangat yang tidak pernah ia lihat sebelumnya sepanjang ia mengenalnya. Entah mengapa jantungnya ketika itu berdetak lebih cepat.

"Hai pretty.." Katanya.

Wait..ia memanggilnya apa?

"You're early."  Balasnya.

Early? Tobby datang lebih awal dari jadwal yang telah ditentukan? This is madness.. what the heck is this..

"I miss you so much I could kill.."  Kata pria itu kini berjalan mendekatinya. Tangannya meraih pinggangnya, membawanya mendekatinya. Entah mengapa saat itu tubuhnya tidak bisa ia kendalikan. Ia sadar dan merasakan semuanya, ketika Tobby menatapnya, bahkan ia bisa mencium harum parfumnya, namun ia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri saat ini.

This is really a dream.. this must be a dream..

"I miss you too.." Katanya. Wajah pria itu kini semakin mendekat, dan tepat di saat itu..

..Nadia terbangun dan menyadari dirinya sedang tertidur di bahu Tobby. Ia begitu terkejut dan sesegera mungkin langsung memperbaiki posisinya.

Mimpinya tadi..

Shit..

Namun bagaimana bisa ia tertidur di bahu pria itu? apakah Tobby sadar sejak tadi ia meminjam bahunya untuk tertidur? Bagaimana jika Tobby tak berhenti mengejeknya nanti karena itu?

Ia kemudian menyadari ada selimut yang kini menutupi tubuhnya.

Apakah Tobby yang memasangkan selimut untuknya? dan Apakah Tobby akan mengungkit hal ini juga dikemudian hari?

Ia membayangkan argumen apa yang akan Tobby lontarkan padanya nanti. Ia pasti akan menceritakan ini pada Regas dan Anna.

Oh no..

Jika saja Tobby tidak duduk disebelahnya, mungkin perjalanannya itu akan menjadi lebih damai untuknya. Ia tidak perlu memikirkan semua hal itu.

Ia mendengus dan menoleh pada pria yang saat ini sedang tertidur dibalik hoodienya itu. Entah apa yang merasukinya karena ketika itu ia bisa melihat wajah Tobby di balik hoodienya.

Shit.. that dream..

Ia menggelengkan kepalanya. Namun kemudian ia melihat ada luka goresan merah yang saat ini menghiasi lengan Tobby.

"Huh.. salah sendiri kenapa lo duduk di sebelah gue." Gumamnya sebal. Kemudian saat itu ia mulai mengeluarkan minyak esensial yang dibawanya, jenis yang biasa ia gunakan untuk menyembuhkan luka dan infeksi. Dengan perlahan ia kemudian mengoleskannya pada luka Tobby yang ternyata cukup banyak itu. Dalam tidurnya ia melihat Tobby mengernyit.

Is it really that hurt?

Ia begitu lega ketika mengetahui Tobby tidak terbangun saat itu, karena jika Tobby melihatnya sedang mencoba menyembuhkan lukanya, ia akan merasa sangat aneh. Terutama setelah mimpinya tadi.

IMPOSSIBLE ATTRACTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang