Nadia meraih uluran tangannya kali itu. Ia mengira gadis itu akan lebih memilih untuk kelaparan daripada menerima bantuannya, namun ternyata tidak. Tobby sebenarnya merasa bersalah karena telah membuatnya cedera. Nadia benar, jika saja tadi ia mengalah, kaki gadis itu mungkin tidak akan pincang sekarang.
"Pelan-pelan." Katanya.
"Iya.." Timpal Tobby. "Tangan lo pegangan ke lengan gue, Nad." Tanpa protes gadis itu mengikuti arahannya. Ia merasakan Nadia kini mencengkram tangannya.
"Aww.." Kata Nadia kembali meringis kesakitan. Tobby kemudian menoleh ke arahnya.
"Bisa kan? Mau gue gendong?"
"Huh? Gak perlu.. bisa kok.." Nadia terlihat terkejut.
"Takut ketahuan berat ya?" Goda Tobby.
"Sialan lo." Katanya. Tobby terkekeh mendengar suara protesnya, namun setelah bersusah payah akhirnya mereka berhasil sampai di turunan tangga.
"Nah.. kalau kayak gini gimana? mau tetep jalan pelan-pelan?" Nadia mengangguk.
"Gue gendong aja ya? Lebih cepet.. gue lapar banget nih.." Usul Tobby. Tanpa menunggu persetujuan Nadia, Tobby menggendong gadis itu dengan kedua tangannya.
"Tob.. omg.." Katanya lalu refleks mengalungkan tangannya pada lehernya. Jika ada seseorang yang melihat mereka saat ini, orang itu pasti akan menduga jika mereka benar-benar sepasang suami istri yang sedang berbulan madu.
"Sebentar doang, sampe tangga bawah abis itu gue turunin." Timpal Tobby. "Kalau lo berontak, dikirannya gue lagi nyulik lo nih!"
"Habis lo gak nunggu persetujuan gue dulu malah main angkat aja!" Bisiknya tajam.
"Nah sampe.." Tukas Tobby kemudian dengan berhati-hati menurunkan Nadia dan berjalan mendahuluinya.
"Tob.. kok gue ditinggal." Protes Nadia.
"Katanya udah bisa?"
"Siapa yang bilang udah bisa?" Gerutunya.
"Oh.. masih butuh bantuan toh."
"Kalau mau nolong tuh sampe selesai." Kata Nadia terdengar jengkel. Tobby tersenyum, Ia kemudian memberikan lengannya untuk membantu Nadia berjalan sampai ke dapur.
"Oh.. Tobias.. come here.. you should see this.. seems like we're not the only couple that stuck here." Kata Ronald memanggilnya. Refleks ia melihat apa yang dimaksud Ronald dan menyadari bahwa di meja makan itu tidak hanya Ronald dan Ivy yang sedang menyantap makan malam, namun ada dua pasang lainnya. Ia mengenali satu pasangan lainnya adalah Calleb dengan seorang wanita yang ia duga adalah istrinya. Mereka sepertinya mengelola penginapan ini bersama. Masih di meja makan itu, ia juga menyadari ada pasangan lainnya yang belum pernah ia lihat sebelumnya, mereka terlihat lebih muda dari dirinya.
"Ah.. really?" Timpal Tobby sambil berjalan berhati-hati dengan Nadia di sebelahnya. Ia refleks membukakan kursi untuk Nadia duduk, yang disambut kembali dengan wajah terkejutnya. Tobby mulai mempertanyakan serendah apa ekspektasi Nadia terhadapnya?
"Kenapa? Lo kaget gue ternyata baik banget ya?" Tanyanya.
Mata Nadia menyipit curiga sebelum kemudian berterima kasih padanya. "Thanks." Katanya.
"What's wrong with your feet Nadia?" Tanya Ivy.
"Aah.. I fell..but it's ok.. I think It'll get better tomorrow." Jawab Nadia.
"I hope so, darling." Kata Ivy. "We still have a long way to go.."
"By the way, you haven't met Sally.. she's Calleb's wife."
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSSIBLE ATTRACTION
ChickLitBagaimana jika dua orang yang memiliki sifat saling bertolak belakang dan membenci kehadiran satu sama lain disatukan dalam satu perjalanan yang tak akan pernah bisa mereka lupakan? Semuanya berawal dari rencana pernikahan dua teman mereka yang memb...