HAPPY READING
TYPO BERTEBARAN
.
.
.
.
.Sesuai dengan perintah Gibran mengambil buku paket nya membuat amora hanya diam mengeluarkan ponselnya. "Kau tidak masuk kelas?" Tanya Gibran.
Amora mendongak menatap mata-mata suruhannya dengan tatapan datar. "Duluan gue lagi bosen lihat kelas".
Sang empun mengangguk melangkah keluar namun terhenti akibat mengingat sesuatu. "Tuan Bram Pradipta akan datang besok kau sendiri yang akan mengurus atau dasha".
"Biar gue aja besok, karena kebetulan gue dan dia ada bisnis terlarang" balas amora membuat sang empun mengangguk lalu pergi meninggalkan amora sendiri di dalam ruangannya.
Amora menatap ruangan yang hanya ada suara AC yang terdengar membuat nya menatap beberapa buku yang tersusun rapi. Bosan sendirian membuat nya menghela nafas lalu melangkah keluar berniat untuk pergi kelas, tatapannya sudah mengedar ke lorong sekolahan yang begitu sepi hanya ada suara samar-samar guru yang mengajar.
***
Sedangkan yang berada di dalam kelas sudah mulai fokus dengan pembelajaran yang di berikan oleh sang guru begitu pula sebaliknya. Alfareza hanya menatap sekelilingnya tiada penampakan amora yang ada di kelas.
"Alfareza Cakrawala Mahendra, kau kelihatan tidak fokus di jam pembelajaran saya apa ada masalah" tanya Gibran dengan memperhatikannya.
Alfareza tertoleh lalu menggeleng singkat sebagai jawaban. "Palingan juga enggak ada amora pak makanya enggak fokus" balas alvano membuat semuanya setuju dengan perkataan pemuda tersebut.
Alfareza menatap dengan tatapan datar. "Saya izin ke kemarin mandi" pamit alfareza lalu pergi.
"CK!, anak muda zaman sekarang enggak ada pacar enggak semangat" gumam Gibran dan sudah jelas di dengar oleh beberapa murid.
"Mangkanya pak cari istri pak biar ngerasain gimana rasanya kasmaran pas sekolah gini di jamin bapak enggak masuk ngajar deh" saran kenzi membuat Gibran mengerutkan keningnya. "Mumpung kau kasih saran kau ada rekomendasi buat calon istri saya" tanya Gibran.
"Pak saya mau" tawar elana dengan wajah antusias nya sehingga sekelas mendadak ricuh.
Gibran menaikan sebelah alis menatap beberapa siswi nya yang seakan ikut menatap nya dengan terbinar-binar bagaimana bisa guru semuda dia harus menikahi salah satu murid nya. "Sekolah dulu yang rajin nanti bapak nikahi".
"Heh enggak ada ya pak nikah-nikah cari yang lain aja" tolak kenzi membuat yang lain bingung.
"Wah beneran pak asik nih, eh bay the way gue yang mau di nikahin kenapa lu yang nolak " ucap elana sinis.
Gibran terkekeh kecil dengan murid nya. "Cemburu kali" balas kenzo dari belakang membuat semuanya tertawa.
"Siapa yang cemburu" ketus Kenzi membuat elana mendesuh. "Gue juga enggak mau kali sama Lo mending sama pak gibran lebih ganteng" cibir elana membuat Gibran yang di puji lantas terkekeh.
"Sudah bercanda nya buka halaman 15 kerjakan" tegas Gibran dengan tatapan datar.
Demi apa semuanya mencibir kesal dengan tingkah guru gen z satu itu bisa-bisanya bercanda di awal menyiksa di akhir pikir mereka. "Ih bapak PHP banget, kata elana enggak mau jadi istri bapak" ketus kayla membuat Gibran menatap elana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Amza II (REVISI)
RandomHay gays Amza up nih yok lah Mampir dulu jangan lupa Vote and komen