Kampung yang asri ditemani dengan sejuknya udara. Rasa lelah seketika terganti dengan pemandangan alam yang indah, walaupun jalan yang sempit itu harus dilalui.Bangunan rumah yang cukup tradisional menambah kesan yang berbeda apalagi ketika melihat rumah dengan dinding dari anyaman bambu sudah lapuk termakan usia ditemani ilalang yang tersebar disekitarnya menambah kesan horor saat melihatnya.
Motor yang mereka kendarai pun berhenti di depan rumah yang dibatasi oleh pagar kayu yang telah usang. Joy dan Bi Ajeng turun dari Motor. Bi Ajeng kemudian mencari kunci rumahnya di tas yang ia bawa. Segera Bi Ajeng memutar kunci dan membuka pintu rumahnya itu.
Debu dimana-mana, walaupun begitu barang-barangnya masih tersusun rapi. Sama seperti 2 tahun yang lalu, saat Bi Ajeng masih berada di rumahnya ini.
"Non bentar ya, rumahnya Bibi bersihkan dulu," ucap Bi Ajeng sembari menoleh ke belakang.
"Iya Bi." Joy menangguk pelan.
"Mang Dadang." Pandangan Bi Ajeng kini beralih kepada tukang ojek yang berusia lebih tua darinya.
"Iya, ada apa Ajeng."
"Tolong ajak Neng Geulis ke warung ya Mang."
Mang Dadang mengangguk. "Ayo Neng kita ke warung makan dekat sini, Mang tau kok tempatnya."
"Iya Mang."
"Ayo Dra!"
Hendra yang sedang bermain dengan ponselnya pun terkesiap.
"Mang..."
Mereka kemudian berjalan kaki menuju warung yang dimaksud.
🕯
Klakson mobil berbunyi. Laki-laki yang biasa menjaga depan gerbang terperanjat dan tergesa-gesa untuk membukakan gerbang.Pagar tinggi itu ditarik dan menghasilkan decitan suara. Mobil hitam itu perlahan masuk. Bi Ningsih yang sedang menyapu halaman pun mengalihkan pandangan ke arah mobil itu.
"Tumben Pak Xander udah pulang." Bi Ningsih mengeluarkan handphone dari saku bajunya dan menyalakannya. "Ini baru jam 1, biasanya Bapak kan pulang malam."
Sopir keluar dari mobil dan membukakan pintu belakang mobil. Xander keluar dan bergegas masuk ke dalam rumah. Ningsih yang ketika itu masih diam ditempat, berusaha menyapa Xander dengan ramah saat Xander lewat di depannya.
"Bi, dimana nyonya?" tanya Xander yang menghentikan langkahnya.
"Nyonya ada di dalam tuan, sedang masak."
"Masak?" Xander sedikit heran.
"Nyonya sendiri yang minta tuan, katanya untuk tuan."
Raut wajah Xander seketika berubah menjadi lebih cerah. Ia bergegas untuk masuk ke dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost : A Mystery
HorrorMendaki adalah salah satu kegiatan yang Joy lakukan sewaktu liburan. Namun pendakian kali ini berbeda. Dua temannya menghilang. Dalam proses pencarian ia malah menemukan sebuah rumah yang berdiri di tengah hutan tepatnya di lereng gunung, jauh dari...