Satu pukulan melayang. Joy refleks menunduk untuk menghindari pukulan tersebut. Laki-laki itu kembali melayangkan sebuah pukulan. Namun pukulannya ditangkis oleh Joy. Lalu Joy membalasnya dengan pukulan keras hingga mengenai wajah lawannya.Laki-laki itu mundur beberapa langkah. Laki-laki itu kembali membalas Joy dengan pukulan. Pertarungan itu menjadi semakin sengit. Mereka saling bertukar pukulan diiringi dengan dinginnya angin malam.
"Hebat juga Lo ternyata," ucap laki-laki itu menaikkan salah satu sudut bibirnya.
"Thank you..."
"Gue sebenarnya pengen kalahin lo, tapi berhubung lo perempuan-"
"Silahkan, tapi gue gak akan biarin lo menang."
Pukulan itu kembali dilayangkan. Kali ini Joy kembali menangkisnya dan memberikan tendangan melingkar.
Bi Ajeng berjalan pulang menuju rumahnya. Ia melihat dua orang yang sedang berkelahi di halaman rumahnya. Melalui sorot cahaya, bi Ajeng tau bahwa salah satunya adalah Joy. Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke arah laki-laki yang berada di depan Joy itu.
Wajah yang tak asing menurut dirinya. Walau kondisi gelap dengan cahaya semu, akan tetapi bi Ajeng masih bisa melihat wajah orang itu. Langkahnya terburu-buru. Ingin melerai perkelahian diantara keduanya.
"Berhenti!"
Mereka saling menghentikan pukulan yang hendak dilayangkan. Joy dan laki-laki itu, menoleh ke arah bi Ajeng.
"Kamu ngapain lang? Buat keributan di sini."
"Bibi kenal sama laki-laki ini?" tanya Joy yang tampak kebingungan.
"Iya Non, ini keponakannya bibi namanya Gilang."
"O-oh gitu." Joy mengalihkan pandangannya ke arah Gilang yang berada di sampingnya.
"Gue bilang juga apa, gue bukan maling."
"Ya kan gue gak tau, lo juga ngapain lagi malam-malam."
"Niatnya mau kasih kejutan buat bibi. Malah ketemu sama lo. Dia siapa bi?"
"Dia anak dari mantan majikannya bibi lang."
"Emm...siapa nama lo?"
"Joy."
"Singkat amat, gak mau basa-basi dulu gitu."
"Gak," jawab Joy dengan tatapan datarnya.
"Ya sudah kalo gitu, ayo kita masuk ke dalam."
"Iya bi."
"Sama bibi aja senyum, kalo sama gue kenapa ketus amat," ucap gilang dalam hati.
Mereka berjalan masuk ke dalam rumah. Setelah itu mereka duduk di kursi yang terbuat dari anyaman bambu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost : A Mystery
HorrorMendaki adalah salah satu kegiatan yang Joy lakukan sewaktu liburan. Namun pendakian kali ini berbeda. Dua temannya menghilang. Dalam proses pencarian ia malah menemukan sebuah rumah yang berdiri di tengah hutan tepatnya di lereng gunung, jauh dari...