SETITIK CAHAYA

20 2 0
                                    

"Apa yang Willy maksud? Memangnya apa yang perlu di waspadai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa yang Willy maksud? Memangnya apa yang perlu di waspadai. Apa ini ada hubungannya dengan email yang dikirim ke Mommy."

"Sebenarnya kata pesugihan itu ditujukan untuk siapa?"

Di sepanjang perjalanan Joy tampak gelisah memikirkan hal apakah yang sebenarnya tidak ia ketahui. Ya, Joy telah selesai dengan kelasnya dan kini ia berjalan sendirian di koridor.

Rencananya setelah ia pulang nanti. Dirinya akan menanyakan suatu hal pada ibunya. Tidak lain dan tak bukan tentang pesan email itu.

Joy memberhentikan langkahnya. Ia menolehkan kepalanya ke arah belakang. Entah kenapa akhir-akhir ini, ia merasa ada yang mengikutinya. Namun Joy segera menepis anggapan itu. Ia kembali melanjutkan langkahnya ke parkiran, dimana motornya berada.

🕯



Waktu menunjukkan pukul 20.00 WIB. Semilir angin malam perlahan masuk melalui sela-sela ventilasi udara. Bau asap rokok memenuhi indra penciuman mereka. Beberapa orang di ruangan itu tampak memainkan permainan kartu. Berbeda dengan Aaron yang hampir tertidur pulas jika tidak ada nada dering yang terdengar dari handphonenya. Dengan mata yang masih tertutup, Aaron mengambil handphonenya yang tergeletak di atas meja. Tanpa melihat siapa yang menelponnya, Aaron langsung mengangkat telepon itu.

"Siapa ..." tanyanya dengan malas.

"Kamu dimana Aaron."

Mendengar suara yang tidak asing baginya, Aaron membuka matanya dan melihat siapa yang menelponnya. 'Mama' nama kontak yang tertera.

Aaron langsung bangkit dari posisinya saat ini. Ia menyandarkan bahunya ke sandaran sofa. "Halo, Ma. Ini aku lagi di rumah teman. Kenapa?"

"Mama cuma mau bilang, nanti kamu jangan pulang malam-malam."

"Iya, aku gak akan pulang larut malam."

"Mama pegang ucapan kamu."

"Iya ... "

Sambungan telepon pun terputus. Aaron melihat ke sekelilingnya, menyaksikan beberapa temannya yang menghisap seputung rokok. Mungkin siapapun akan mengira bahwa Aaron juga seorang perokok, namun nyatanya tidak. Aaron memutuskan untuk tidak merokok dengan alasan, merokok akan mengganggu kesehatan fisiknya. Selain itu merokok mungkin juga dapat menyebabkan bibirnya menjadi hitam, Aaron tidak ingin hal itu akan mengurangi penampilannya.

"Nyokap lu, perhatian banget Ron."

Aaron mengalihkan pandangannya ke arah laki-laki yang bernama Kenzie.

"Kalo gue mah, gak pernah dicariin gitu sama nyokap gue."

Aaron hanya menanggapinya dengan senyuman. Ia menjadi berpikir apakah Ibunya memang menyayanginya sama seperti Ibunya itu menyayangi Joy.




🕯





Terdengar suara langkah kaki menuruni tangga. Manik matanya terpaku pada seseorang yang fokus memperhatikan layar televisi. Gadis itu menarik napas dalam-dalam sebelum ia menemui sang ibu untuk menanyakan pertanyaannya.

"Mom," panggilnya pelan. 

Joanna memelankan volume televisi. Ia menoleh ke arah putrinya itu. "Ada apa Joy?"

"A-aku ... Pengen bicara, sama Mommy. Tapi gak di sini." Joy menggigit bibir bawahnya. Jujur saja ia tidak tahu ingin bicara darimana. Tapi yang pasti ia berharap semoga Ibunya itu mau terbuka dengannya.

Joanna mengangguk pelan. Ia meraih remote televisi dan menekan tombol warna merah. "Kita ke taman belakang rumah."

Tampak tanaman-tanaman hijau yang disoroti lampu. Selain itu terdapat lampu jalan mini yang menerangi jalan setapak di sana. Manik mata Joy menatap ke arah tanaman-tanaman yang ada di sana. Bunga-bunga yang terlihat indah ditambah dengan lampu sorot, membuatnya tampak semakin indah di malam hari.

Joy jarang sekali mengunjungi taman yang ada di belakang rumah, yang ia tahu tanaman-tanaman itu adalah tanaman yang dirawat Ibunya.

Tatapan matanya kemudian beralih pada kursi taman warna cokelat. Taman belakang rumah, menurut Joy tempat ini memiliki arti tersendiri bagi dirinya. Salah satu tempat yang bisa membuatnya lebih tenang.

Mereka lalu duduk di kursi taman tersebut. Joanna menatap lekat ke wajah putrinya itu.

"Mom. Sebenarnya apa yang Mommy sembunyikan dari aku."

Raut wajah Joanna menyiratkan penuh tanda tanya. Joanna terdiam. Sebenarnya apa yang putrinya maksud?

"Waktu itu, aku gak sengaja melihat ada sebuah email masuk ke handphone mommy. Pesan yang menurut aku, aneh dan gak biasa. Aku yakin mommy juga tahu soal hal ini." Joy menghela napas pelan.

"Aku tahu, mommy juga udah dapat email sebelumnya. Email yang isinya berupa nomor dan huruf acak, semacam kata sandi. Dan ternyata ada pesan tersembunyi dari kata sandi itu."

"Mommy pasti tau, satu kata yang menjadi jawaban dari Email itu." Joy terdiam sejenak. "Pesugihan ... Mom, aku yakin ada hal lain yang mommy sembunyikan dari aku. Ada hal lain yang tidak aku tau. Aku mohon mom, tolong kasih tau aku."

Joanna hanya diam, ia tampak berkutat dengan pikirannya sendiri. Joanna hanya menunduk. Tampak ekspresi bimbang yang ia tunjukkan, serta rasa khawatirnya yang menjadi satu. 

"Apa yang harus aku katakan sama Joy, aku gak mungkin katakan hal itu sama dia." ucapnya dalam hati.

"Mom, aku dengar temen aku bilang. Kalau aku harus berhati-hati dengan keluarga ku sendiri. Aku yakin hal itu ada hubungannya dengan pesan email yang mommy dapat."

"Gak ada yang perlu kamu khawatirkan sayang." Joanna memegang tangan putrinya. "Soal itu .... Biar jadi urusan Mommy."

"Ta-"

"Joy ... " Joanna menggeleng pelan. Hal itu membuat Joy tidak jadi membantah Ibunya itu.

"Iya Mom."

Joanna tersenyum tipis sembari mengelus pelan pipi putrinya. "Kamu lihat bintang-bintang itu." Joanna mengalihkan pandangannya ke langit malam.

Manik mata Joy kemudian beralih melihat setitik cahaya yang bersinar diantara kegelapan.

"Kamu pernah dengar ada seseorang yang mengatakan jika kita melihat bintang yang kita lihat adalah masa lalu. Iya, itu benar Joy. Ketika kita melihat bintang hari ini, kita sebenarnya melihat cahaya yang dipancarkan dari bintang tersebut di masa lalu."

Joy mendengarkan setiap perkataan Ibunya tanpa mengalihkan pandangannya dari langit malam ini.

"Jika kamu ingin mengingat masa lalu yang pernah membuat kamu bahagia, kamu bisa melihat bintang. Tapi jika kamu memiliki masa lalu yang tidak menyenangkan kamu bisa mengubur ingatan itu dalam-dalam."

Joy merasa tenang ketika mendengar kata-kata Ibunya itu, ia merasa seolah Ibunya mengerti apa yang ia rasakan akhir-akhir ini.

BERSAMBUNG

Ghost : A Mystery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang