Tepuk tangan yang meriah terdengar riuh memenuhi ruangan. Para pendengar berdiri memberikan apresiasi mereka pada para pemain yang menjadi bagian dari orkestra.Joy menampakkan senyum lebarnya, ia merasa bahagia setelah mendengar musik yang disuguhkan. Angelo kini mengalihkan pandangannya ke arah Joy yang berada di samping kirinya. Dua sudut bibirnya sedikit terangkat.
"Gimana pertunjukan orkestra nya malam ini? Lo suka?"
Mendengar suara Angelo, Joy kemudian menoleh ke samping kanannya. "Iya, semua alunan yang gue dengar itu indah. Gue suka."
"Kita pulang?"
Joy mengangguk pelan. "Iya, lagi pula ini juga udah malam."
Angelo melepaskan jasnya. Ia mengulurkan nya kepada Joy. "Pakai aja jas gue, udaranya lumayan dingin."
"Thanks." Joy menerima jas itu kemudian ia mengenakannya.
Mereka beranjak dari tempat duduk dan pergi dari ruangan. Mereka berjalan menuju ke parkiran dimana mobil Angelo berada.
Di dalam mobil. Joy menyandarkan kepalanya pada kursi. Matanya melirik ke arah jalanan malam ini.
"Joy, terima kasih buat waktunya malam ini."
Joy menoleh ke arah Angelo sembari terdiam. Ia menganggukkan kepalanya. "Terima kasih juga untuk pertunjukan orkestra nya."
Setelah itu percakapan tak lagi ada, hanya hening yang terasa. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing hingga tanpa disadari akhirnya sampai ke tempat yang dituju. Mobil berhenti tepat di depan rumah Joy. Sebelum turun Joy mengembalikan jas Angelo yang sempat ia pinjamkan padanya.
"Terima kasih jas nya."
Joy membuka pintu mobil. Sebelum menutup kembali pintu depan mobil tersebut. Joy mengucapkan satu dua patah kata. "Hati-hati di jalan, Sam ..."
Sebuah bayangan tiba-tiba saja terlintas di benak Angelo. Ia merasa ada salah satu peristiwa yang sama terjadi namun dengan orang yang berbeda.
Seorang gadis menampakkan senyuman manis diwajahnya. Gadis dengan jaket kulit warna cokelat yang biasa dipakainya. Matanya terpaku pada satu laki-laki yang satu tangannya memegang setir mobil. Setiap melihat senyum hangatnya, gadis itu selalu merasa tenang.
"Hati-hati di jalan, Sam."
Laki-laki itu mengangguk pelan. "Iya Al. Kamu jangan tidur malam-malam."
Gadis itu mengangguk. "Love you, forever." Senyuman di wajahnya semakin lebar.
"And ever," sambung Angelo sebelum ia menutup kaca jendela mobilnya. Dan perasaan hangat itu akan selalu ia rasakan ketika Aleia bersamanya.
Angelo membuyarkan lamunannya, ia hanya tersenyum tipis sembari menganggukkan kepalanya.
Joy kemudian menutup pintu mobil dan masuk ke dalam rumah. Di sisi lain Angelo menghela nafas panjang sebelum ia beranjak pergi dari tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost : A Mystery
TerrorMendaki adalah salah satu kegiatan yang Joy lakukan sewaktu liburan. Namun pendakian kali ini berbeda. Dua temannya menghilang. Dalam proses pencarian ia malah menemukan sebuah rumah yang berdiri di tengah hutan tepatnya di lereng gunung, jauh dari...