Kulit putih pucat, rambutnya panjang dan kusut, benar-benar kusut seperti setelah dibasuh dengan darah. Bau anyir yang terasa sangat menyengat. Pakaiannya terlihat lusuh, sekujur tubuhnya dipenuhi dengan noda merah bahkan wajahnya. Tatapannya tajam, menatap dingin kepada siapapun. Dia menyadari ada seseorang yang dapat melihat keberadaannya.
Di malam itu sosok tersebut berdiri tepat dibelakang perempuan yang ada di depannya. Hingga perempuan itu pergi, sosok itu masih mengikutinya. Dimanapun perempuan itu berada, sosok itu pasti juga akan ada. Siapa sosok itu?
Laki-laki berkacamata bulat itu berusaha untuk menetralkan degup jantungnya. Ia sudah terbiasa dengan hal-hal semacam ini namun dirinya merasa kali ini berbeda. Laki-laki itu merasa sosok tersebut tidak berniat untuk menyakiti perempuan berjaket kulit itu. Ada hal lain yang tidak bisa ia mengerti.
Willy segera membuyarkan lamunannya. Kepalanya selalu terbayang-bayang dengan hal yang pernah dilihatnya itu. Pada malam itu Willy berusaha untuk memejamkan matanya namun tidak bisa. Setiap dirinya menutup mata bayangan dari sosok tersebut menghampirinya. Pikirannya sama sekali tidak bisa tenang, hatinya dipenuhi dengan kegelisahan.
🕯
Pagi yang tak cukup cerah. Awan hitam berarakan di langit. Kebanyakan ibu rumah tangga khawatir dengan jemuran mereka yang nantinya tidak akan kering. Sedangkan para pedagang kaki lima khawatir dengan dagangan mereka yang nantinya kurang laku. Biasanya orang-orang akan lebih memilih berdiam diri di rumah di kala nantinya rintik-rintik air berjatuhan membasahi tanah.
Empat hari berlalu dengan rutinitas biasa. Pada hari kamis, Joy masih memiliki kelas yang tak akan bisa ia lewatkan begitu saja. Di sisi lain, Joanna meminta Joy untuk pergi ke kampus diantarkan oleh sopir mereka saja. Namun Joy menolak dan lebih memilih untuk pergi menggunakan motornya.
Di jalanan yang tak terlalu ramai seperti biasanya. Joy mempercepat laju motornya. Hingga akhirnya rintik-rintik tipis sedikit membasahi jaket kulitnya.
Tak butuh waktu lama, ia akhirnya sampai juga di kampusnya. Joy dengan cepat memarkirkan motornya dan bergegas untuk berteduh. Tepat saat ia berada di koridor, hujan turun lebih lebat dari sebelumnya. Joy menghela napasnya.
"Tepat waktu."
Joy melangkah menuju ke kelasnya. Seperti biasanya. Hingga saat waktu istirahat tiba. Joy pergi ke kantin kampus dengan membawa bekalnya. Joy hanya ingin memesan segelas minuman saja di kantin. Apalagi Clara telah menelponnya sejak tadi.
Saat Joy melangkah sendirian di koridor tanpa sengaja dirinya berpapasan dengan Willy.
"Joy ..." sapa Willy sembari melambaikan tangannya.
"Willy?"
Willy tampak segera menghampiri gadis itu. Pandangannya sesekali melirik ke arah belakang gadis itu. Joy menyadarinya, namun ia tak bisa menanyakannya kepada Willy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost : A Mystery
HorrorMendaki adalah salah satu kegiatan yang Joy lakukan sewaktu liburan. Namun pendakian kali ini berbeda. Dua temannya menghilang. Dalam proses pencarian ia malah menemukan sebuah rumah yang berdiri di tengah hutan tepatnya di lereng gunung, jauh dari...