RENCANA

30 2 0
                                    

"Jika kau ingin bersembunyi, bersembunyi lah. Namun dimana pun kau bersembunyi kami akan tetap menemukan mu."




Joy melangkah pergi dari tempat itu, ia menemui Gilang dan Elena yang duduk di bawah pepohonan rindang di depan pintu masuk makam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joy melangkah pergi dari tempat itu, ia menemui Gilang dan Elena yang duduk di bawah pepohonan rindang di depan pintu masuk makam. Joy menghampiri mereka.

"Joy, gimana sama Angelo?" tanya Elena.

"Gue lihat dia masih sedih." Joy duduk di dekat Elena.

"Joy, ada hubungan apa antara dia dan perempuan itu?" tanya Gilang yang sedari tadi diam.

Joy beralih menatap Gilang yang ada di samping kanan Elena.  "Dia tunangannya."

Reaksi Gilang nampak terkejut setelah mendengar perkataan Joy. "Setelah ini apa yang akan kalian lakukan?"

"Mencari dimana pelakunya," jawab Joy dengan nada dingin.

"Gue akan bantu kalian untuk mencari para pelakunya," ujar laki-laki yang mengenakan kaos warna hitam itu.

Joy mengangguk pelan. "Orang yang dicurigai sebagai pelakunya adalah seorang ketua geng motor. Apa gue harus tanya sama kak Aaron, dia pasti tau soal geng motor," ujarnya dalam hati.

"Tapi gak mungkin kak Aaron akan jawab pertanyaan gue," batinnya sembari menghela nafas berat.

🕯

Mereka tiba di rumah bi Ajeng. Bi Ajeng yang sedang bersih-bersih pun menoleh ke arah mereka. Ia ingat semalam Joy mengatakan bahwa teman-temannya akan ke desa.

"Assalamualaikum ..." ucap mereka serempak.

"Wa'alaikumussalam."

Mereka bersalaman terlebih dahulu dengan bi Ajeng.

"Ini teman-temannya non ya?" tanyanya sembari tersenyum ramah.

Joy membalas senyuman. "Iya bi ..."

"Saya Angelo," ucapnya dengan nada rendah.

"Saya Elena ..." sahut Elena sedikit mengangguk.

"Kalau begitu istirahat dulu, bibi juga sudah siapkan makan siang."

"Makasih ya bi, maaf jadi ngerepotin bibi," ucap Joy yang merasa tidak enak.

Bi Ajeng tersenyum. "Gak apa-apa non." Bi Ajeng kemudian pergi ke dapur.

Mereka duduk dan beristirahat di ruang tamu. Gilang yang berada di sana membuka percakapan kala itu.

"Mungkin kalian bisa cerita, siapa yang kalian curigai sebagai pembunuh gadis malang itu. Siapa tahu gue bisa bantu."

Ghost : A Mystery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang