BENANG KUSUT

3 2 0
                                    

Setelah kemarin Joy bertengkar dengan Elena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah kemarin Joy bertengkar dengan Elena. Pada hari Jum'at setelah selesai dengan mata kuliahnya Joy mengemasi barang-barangnya ke dalam tas hitam yang biasa ia gunakan. Joy memasukkan pakaian yang memang ia perlukan, tak banyak yang ia bawa hanya 2 pasang pakaian. Manik matanya menilik kembali waktu yang tertera di jam dinding. Pukul 15.40.

Joy meraih tas tersebut dan mengenakannya tepat di punggungnya. Tadi pagi saat sarapan. Joy menyampaikan maksud dan tujuannya kepada Joanna. Ia ingin mengunjungi rumah lama keluarga mereka dengan alasan merindukan setiap momen yang terjadi di tempat itu. Di meja makan tersebut juga ada Aaron kakaknya yang bersikap acuh tanpa sedikitpun melirik.

Joy membuyarkan lamunannya. Tiap langkahnya menuruni anak tangga membawanya ke ruang keluarga. Joy mendongakkan kepalanya. Ia menoleh ke samping kiri. Manik matanya menangkap ibunya yang berada di dapur tengah menyiapkan makanan. Joy kemudian melangkah menghampiri ibunya itu.

"Mom ... "

Joanna menoleh ke arah Joy sembari memperlihatkan senyum tipis. "Kamu mau berangkat sekarang?"

Joy menganggukkan kepalanya. "Iya mom."

"Hati-hati di jalan. Mommy harap kamu bisa jaga diri kamu baik-baik ya ... Mommy gak mau kamu kembali seperti dulu."

Joy menganggukkan kepalanya. Ia mengerti apa yang ibunya maksud. "Iya mom. Aku gak akan kembali seperti dulu."

Joanna mendekap erat tubuh Joy. Tangan kanannya mengusap lembut kepala putrinya. Joy selalu merasakan kehangatan setiap Joanna memeluknya.

Joanna melepaskan pelukannya. Mereka berjalan beriringan menuju halaman depan. Di ambang pintu, Joy tanpa sengaja berpapasan dengan kakaknya. Tatapan dingin Joy tujukan untuk Aaron, begitu pula sebaliknya.

Setiap melihat interaksi antara putra dan putrinya itu, Joanna berharap mereka tidak saling membenci. Namun Joanna tidak bisa melakukan apapun.

Tepat di halaman depan, Joy lalu mencium tangan ibunya. Ia segera masuk ke dalam mobil Jeep warna putih itu. Joy membuka kaca mobilnya dan menoleh ke arah perempuan yang paling berharga untuk nya. Joanna melambaikan tangannya dan menarik kedua sudut bibirnya.

Joy melajukan mobilnya. Gerbang tinggi warna hitam itu dibuka. Joanna masih setia memandangi mobil semakin jauh dari pandangannya.

"Mommy harap kamu baik-baik saja Joy."




🕯





Di sisi lain, di sebuah kamar yang di desain dengan perpaduan warna biru tua dengan abu-abu. Di kasur yang tampak halus dan lembut dengan sprei yang baru saja diganti, Clara sedang

terbaring di atas nya. Mendadak dering telepon terdengar. Clara segera bangkit dari posisinya tadi. Ia meraih ponselnya yang berada di atas nakas. Matanya menilik nama siapa yang menelponnya.

"Halo, El ... Tumben lo telepon gue. Kirain Lo udah lupa nih sama gue setelah kejadian kemarin."

Terdengar dari telepon Elena tertawa kecil. "Sorry Ra ... Gue cuma butuh waktu untuk nenangin diri."

"Gue ngerti El ... Gue juga ngerasa kalo Joy akhir-akhir ini ngejauhin kita. Dia jarang bareng sama kita waktu di kampus. Bahkan dia juga jarang nge chat atau telepon."

Clara mengingat kembali saat mereka berada di kampus. Joy biasanya pergi ke kantin hanya untuk sekedar bertemu dengan mereka namun berbeda dengan akhir pekan ini. Sahabatnya itu jarang menampakkan dirinya di kantin sekolah.

"Entah kenapa gue merasa kalau ada yang disembunyikan sama Joy dari kita .... "

Clara mengerutkan keningnya, tangannya tampak mengetuk dagu beberapa kali. Hembusan napasnya terdengar pelan. "Gue juga ngerasa gitu El. Banyak yang kita gak tahu soal Joy. Kita memang belum benar-benar mengenal dia."





🕯






Terlihat perempuan dengan rambut kuncir kuda dengan kemeja kotak-kotak yang melekat di tubuhnya. Perempuan itu terfokus pada jalanan yang terlihat seperti biasanya, banyak hal yang sedang berkutat di kepalanya.

Mulai dari pesan email yang tanpa sengaja Joy ketahui, dari sana muncul kecurigaan tentang apa maksud dari Email tersebut? Setelah Joy mengetahui jawabannya, pertanyaan lain kemudian muncul begitu saja. Tentang siapa yang mengirimkan Email tersebut dan isi dari Email itu ditujukan untuk siapa?

Namun salah satu dari pertanyaan secara tidak langsung terjawab dengan ucapan Willy yang memintanya untuk berhati-hati dengan keluarganya. Ditambah dengan sepucuk surat yang ia temukan, semakin membuatnya yakin bahwa kata pesugihan itu di tujukan untuk keluarga nya. Setelah satu pertanyaan telah terjawab, kembali muncul pertanyaan yang lainnya. Apa keterlibatan kakak perempuannya itu dengan masalah ini? Selain itu Joy ingin mengetahui siapa yang berkemungkinan berada di balik rahasia ini?

Semua kemungkinan itu masih menjadi benang kusut yang membuatnya tidak berani untuk menduga hal-hal lainnya.

Di sisi lainnya, Joanna ternyata sedang berada di kamarnya memandangi sebuah pigura foto yang berisi potret orang tuanya. "Semua rumor itu ternyata tidak benar, Pah ... Rumor memang hanya sebatas rumor. Sama sekali tidak ada yang menggunakan jimat di keluarga ini."

Wanita dengan rambut panjang sedikit bergelombang itu menatap dalam-dalam ke arah pigura foto tersebut. "Namun, tetap saja ada hal yang membuat aku merasa bahwa rumor-rumor tersebut hanya digunakan untuk menyembunyikan rahasia lain. Dengan adanya Email itu seolah sengaja dikirim untuk memancing rasa penasaran. Terutama perkataan Aarav sebelum Email itu dikirim." Joanna terdiam sejenak sebelum akhirnya melanjutkan perkataannya. "Dan sekarang apa yang harus aku lakukan pah? Sedangkan aku tidak tau siapa musuhku sebenarnya ..."





🕯





Hari kian menggelap, sinar mentari tak lagi tampak. Lampu-lampu mulai dinyalakan satu persatu, udara dingin perlahan menusuk kulitnya. Mobil Jeep nya berhenti di tepi jalan, tepatnya di sebuah masjid yang tampak tak cukup ramai. Joy berusaha untuk menetralkan kembali degup jantungnya yang semakin cepat.

"Joy, harus bisa. Lo udah terlanjur sampai sini." Tangannya mulai mengalami tremor. Bayangan dari jalanan itu kembali menghantui nya. Mendatangkan rasa takut yang sama seperti 5 tahun yang lalu.

Sebentar lagi sebenarnya ia akan melewati jalanan yang menjadi saksi bisu dimana kejadian itu terjadi. Kejadian yang akan selalu membekas di ingatan nya.

Di tempat lain. Joanna merasa denyut jantungnya berdetak lebih cepat. Pikirannya tertuju pada seseorang. "Kenapa aku jadi kepikiran sama Joy."




BERSAMBUNG


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ghost : A Mystery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang