Mendaki adalah salah satu kegiatan yang Joy lakukan sewaktu liburan. Namun pendakian kali ini berbeda. Dua temannya menghilang. Dalam proses pencarian ia malah menemukan sebuah rumah yang berdiri di tengah hutan tepatnya di lereng gunung, jauh dari...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Flashback
"Kalau boleh tau, memangnya ada desas desus apa yang akang maksud?" tanya Joy pada Hendra.
"Itu neng katanya ada arwah penasaran di kampung ini," jawab Hendra.
"A-arwah penasaran?" Joy menautkan kedua alisnya.
"Iya neng, 7 bulan sebelum saya pergi dari kampung ini. Warga mulai dihantui oleh arwah penasaran, seingat saya ada salah seorang warga yang melihat penampakan sesosok wanita berambut panjang. Neng ingat jalanan beraspal yang kita lewati?" Jelas Mang Dadang.
"Iya Mang, saya ingat."
"Warga itu bilang, dia melihat penampakan itu disana."
"Mamang tau gak, akhir-akhir ini juga diadakan ronda malam. Ada beberapa warga dengar suara perempuan nangis," ucap Euis seraya melihat ke arah Mang Dadang.
"Beneran Is?" tanya Mang Dadang seperti tidak percaya dengan ucapan Euis.
"Iya Mang, saya tau ini dari kang Darman."
Mereka semua terdiam. Joy lalu mengeluarkan sepatah kata setelah dari tadi ia menyimak percakapan itu.
"Apa sampai sekarang desa ini masih dihantui?"
"Sayangnya masih neng. Warga di sini percaya, mungkin saja sosok itu masih belum tenang karena pembunuhnya belum ditemukan," jawab Euis dengan wajah lesu.
Perkataan Euis terngiang-ngiang di kepalanya. Hal yang memang tidak bisa diterima melalui akal. Satu pertanyaan yang masih berputar-putar di kepalanya adalah siapa yang membunuh Aleia?
Pundaknya ditepuk oleh seseorang. Hal itu membuyarkan lamunannya. Joy menoleh dan melihat bi Ajeng yang berdiri di sana.
"Bi." Joy tersenyum tipis.
"Non, mau di sini berapa hari?"
"Aku juga gak tau bi, tapi yang pasti sampai aku bisa mendapatkan apa yang ku cari di sini."
"Lebih baik Non istirahat aja dulu."
"Iya Bi, terima kasih." Joy kembali melihat ke luar jendela.
🕯
Suara sendok garpu yang saling bertemu menghiasi keheningan kala itu. Tidak ada percakapan, semua sibuk dengan pikirannya sendiri. Joanna yang masih kepikiran tentang perkataan sahabat lamanya. Aaron dengan geng motornya dan Xander dengan pekerjaannya.
Keluarga yang awalnya dibangun tanpa rasa cinta. Tak ada keharmonisan layaknya keluarga pada umumnya diantara mereka. Harta yang dimiliki tak menjadi jaminan datangnya sebuah kebahagiaan.
