23

50.6K 4.8K 171
                                    

Happy 100K lebih, makasih yg udh mampir d cerita hasil kegabutan ini, kok kalian mau mampir sih?😭 Asli sampai 100K lebih aja nggak nyangka

Makasih yg udh komen, and vote. Komen kalian mood banget, penyemangat buat nulis, hhe

.
.
.
.

__________

"Apa rencana lo sebenarnya, Bos?"

Alta—pemuda itu menoleh ke arah wakilnya, kemudian terkekeh. "Bukan rencana buruk, gue cuman ajak dia kerjasama lagi. "

"Setelah lo fitnah dia waktu itu?" Dia menatap ke arah Alta dengan dengusan pelan. "Emang dia bakal mau apa? Lo bilang ke Feri kalo lo disuruh sama Zidane, padahal saat itu lo marah gara-gara mulutnya yang rendahin geng kita, termasuk lo sendiri. "

Alta mendengus mendengarnya. "Gue dendam sama tuh bocah, gue masuk Rumah Sakit malam itu juga gara-gara dia. Gue udah hampir tumbang ditambah Alvero yang tiba-tiba ada di sana. " Alta berdecih saat mengingat laki-laki yang menghabisinya dan membuatnya terkapar di tanah yang kotor. "Alvero Alvero, s2alan! Si Zidane pake acara bisa beladiri, gue nggak terima. Sejak kapan dia bisa coba?"

Kini berganti pemuda itu terdiam. "Gue ngerasa dia emang berubah akhir-akhir ini di sekolah, dia bahkan nggak pernah ngelakuin hal-hal nakal, Bos. Dan gue ngeliat pas dia udah turun di lapangan, gue ngeliat dia bukan lagi Zidane yang berlindung di balik anggotanya. "

"Lo ngirim bukti ss itu sama Feri waktu jam istirahat sekolah kan?" Alta menganggukkan kepala. "Feri marah besar dan labrak Zidane di kantin, dia dipermalukan dalam segala umpatan. Dan lo tau? Zidane sama sekali nggak balas umpatannya, dia kelihatan tenang. Dan akhirnya pergi dari Kantin, dan malah keliatannya Feri yang misuh-misuh sendiri. "

Alta menggertak marah. "Shit! Jangan-jangan dia kagak bisa diperbudak?!"

"Gue yakin dia kagak bisa diperbudak lagi, Bos. Gue yakin dia bukan Zidane yang cuman mengandalkan emosi sesaat, dan gampang dipengaruhi. Gue yakin dia juga nggak sebodoh dulu, dia bahkan nggak nyadar soal lo yang memutar balikkan fakta—"

"Maksud lo?!" Alta mendelik tajam, sedetik setelahnya dia berdecih ke samping. "Nggak! Gue nggak mau dipenjara! Wanita itu emang pantas mati!"

"Bos. " Suara panggilan itu membuat keduanya mengakhiri pembicaraan, sorot mata tajam tercetak jelas Alta arahkan pada pemuda yang berstatus sebagai anggotanya. Dia sempat menelan saliva kasar. "Orang yang Bos tunggu ada di depan. "

Alta mengangguk, tangannya kini mengibas, seolah menyuruh pemuda itu pergi, dan pemuda itu menurutinya. Alta pun kini berjalan meninggalkan ruangan itu, untuk menemui seseorang yang sedari tadi dia tunggu. "Nggak gue sangka lo ternyata kesini, sendirian. "

Zidane, pemuda itu menatap dingin ke arah Alta. Hal itu membuat Alta terkekeh ringan, tidak dia sangka jika Zidane mempunyai tatapan yang seperti ini. Padahal setiap kali dia bertemu, laki-laki itu selalu menampilkan tatapan penuh gejolak amarah yang tertahan. "Kenapa lo kek gitu tatapannya? Santai kali, kayak sama siapa aja. Gue nggak bakal habisin lo disini, tenang aja. " Dia menepuk-nepuk pundak Zidane.

Zidane menurunkan tangan Alta dari bahunya. "To the point, mau apa lo?"

Senyuman sinis Alta terbit. "Bukan apa-apa, gue mau ajak lo kerjasama, gimana?"

"Buat?"

"Hancurin Dark Blue. " Zidane terdiam mendengar nama itu. "Gue akui, kemampuan lo meningkat pesat. Gue cuman mau ajak lo kerjasama—lagi. "

Zidane mengerutkan alisnya, apakah mereka pernah kerjasama sebelumnya? Seingatnya, geng ini hanya pernah bekerjasama satu kali, itupun karena Zidane meminta bantuan menyerang Dark Blue, saat itu dia dendam karena Bastian merebut Selly darinya. Bastian beserta anggotanya saat itu terdesak karena dihantam 2 geng sekaligus, hingga membuatnya dirawat di Rumah Sakit selama seminggu lebih.

Transmigrasi Mantan Santri? [Otw terbit✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang