Tok tok tok
"Masuk" ucap seorang pria yang terlihat sangat tampan dan berwibawa
"Ini kopi anda tuan"
Setelah menyajikan secangkir kopi kepada atasannya, ia segera pamit untuk kembali.
"Tunggu!"
Mendengar suara itu membuat jantungnya berdegup kencang. Namun hati dan ekspresinya berbeda jauh.
Memang. Dirinya sangat pintar mengatur emosinya, wajahnya terlihat acuh dan tenang namun hati nya menggebu-gebu tak menentu.
"Ya tuan. Ada yang bisa saya bantu?" Ucapnya sopan dan menundukkan kepalanya.
Ia tak ingin terlalu bersikap lancang, menurutnya sebesar apapun perasaan yang ia miliki. Cukup hanya ia yang tau.
"Untuk seterusnya buatkan kopi panas tanpa gula" ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya dari tumpukan berkas-berkas di hadapannya.
Aletta POV
"Baik tuan" melihat tidak ada yang akan di ucapkan lagi, aku segera pergi meninggalkan ruangan pemimpin perusahaan tersebut.
Sepanjang perjalanan aku banyak termenung. Memikirkan sosok yang ternyata sudah sangat berbeda jauh.
Sosok itu tak seramah dulu, bahkan ia tak lagi menyukai sesuatu yang manis.
Sosok itu terkenal sangat tegas dan kejam. Hal itu menyadarkanku. Dia yang sekarang bukan lagi dia yang kukenal.
Namun meski begitu, perasaan ini tak kunjung hilang ataupun berhenti.
Aletta POV end
"Aletta jangan melamun. Banyak pekerjaan yang harus di lakukan" peringat salah satu rekan kerjanya
"Ah, baik. Maafkan aku" maafnya sambil membungkuk sopan
"Cepat bersihkan toilet divisi keuangan dan pemasaran" perintahnya yang tentu saja akan segera ia kerjakan.
Aletta segera menuju toilet divisi keuangan. Saat ini para karyawan sedang sibuk melakukan pekerjaannya sehingga tidak ada yang berada di toilet.
Kesehariannya memang seperti ini..sebagai seorang OG ia banyak melakukan pekerjaan seperti itu.
Berangkat pukul 6 pagi dan membersihkan seluruh lantai yang menjadi bagiannya untuk di bersihkan.
Ia di tugaskan untuk membersihkan lantai 8 tempat divisi pemasaran dan keuangan.
Sebenarnya bukan hanya dirinya namun, karna rekannya adalah seniornya ia hanya dapat patuh menjalankan semua tugas itu sendirian.
Ia tak mengeluh, ia selalu mengatakan gaji yang di dapat sepadan dengan keringatnya.
Terkadang tak hanya untuk divisi pemasaran atau keuangan. Karyawan manapun yang membutuhkan sesuatu dan kebetulan melihatnya, mereka akan langsung menyuruhnya untuk melakukan perintah mereka.
Ia juga tak mengeluh, memang ini kan pekerjaannya??
Bahkan sosok yang ia ingin lihat sejauh ini juga tak segan memerintahkannya untuk selalu membuatkan kopi pahit setiap pukul 7 pagi.
Padahal Aletta sangat tau, sosok itu pasti juga tau Jika itu bukan kawasannya. Setiap lantai memiliki OB/OG sendiri. Bahkan teruntuk dirinya yang seorang pemimpin perusahaan juga memiliki spesialis OB dan OG paling senior di lantainya.
Namun ntah kenapa, sosok itu sangat suka memerintah dirinya hanya untuk membuatkan kopi panas.
Aletta pernah berhenti membuatkannya kopi karena ia merasa tak nyaman dengan ucapan Og lainnya, yang mengatakan jika ia mencari perhatian sang atasan dan mencoba merayu atasan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirga & Aletta (21++)
Romance⚠️Kawasan 21++ di bawah umur di larang Baca!!! Mohon bijak dalam memilah bacaan!!⚠️ Jangan lupa vote, dan komennya ya!! Follow juga!! ••••••••••••• Kesalahan satu malam yang menjadi awal mula hubungan ini. "T-tuan nghhhh h-hentikan! Ahhh" ucap Ale...