4 bulan telah berlalu, selama itu pula Aletta menyandang status simpanan CEO LD corp.
Meskipun Aletta menjadi wanita milik Dirga, namun dirinya tak menggunakan seluruh fasilitas yang di berikan oleh Dirga.
Mulai dari uang yang rutin Dirga transfer ke rekeningnya hingga mobil mewah yang ia berikan untuk Aletta, meskipun Aletta tak memintanya.
Seluruh uang pemberian dirga yang berjumlah melampaui imajinasinya selama ini, tak pernah Aletta pakai sepeserpun. Ia hanya akan menyimpan uang itu hingga keadaan darurat benar-benar membutuhkannya.
"Tuan, aku benar-benar tidak memerlukan mobil itu, jika anda mau, anda saja yang memakainya. Aku bahkan tidak bisa menyetir" ucapnya dengan lirihan di akhir kalimat
"Baby, apa yang kuberikan tidaklah seberapa. Kau tak pernah meminta apapun kepadaku. Jadi, bukankah aku yang harus berinisiatif memberimu sesuatu? Hm?" ucapnya dengan suara khas dalamnya.
Mereka berdua berada di meja makan dan sedang melangsungkan makan malam. Memang sejak 4 bulan ini, makan bersama telah menjadi rutinitas Mereka. Jika di perhatikan mereka layaknya suami istri. Namun siapa yang menyangka jika mereka berada di hubungan terlarang.
"Setidaknya tidak harus seperti ini. Bagaimanapun aku tak akan memakainya. Jangan memberiku barang-barang mahal. Aku tidak mungkin memakai semua barang-barang mahal itu. " kekehnya sambil menatap makanan di piringnya. Ia tak mau menatap wajah Dirga yang ia yakini kini telah mulai emosi.
"Hahhhh! Baiklah katakan apa yang kau butuhkan. Jika kau tak memberitahuku. Aku merasa hubungan kita tidak berguna dan tidak saling menguntungkan" tegas Dirga. Ia tak menyukai keadaan yang seolah-olah hanya dirinya yang di untungkan Disini.
Baginya semua wanita sama. Mereka ingin dengannya karena demi harta dan kekayaan miliknya. Apa lagi yang di inginkan para wanita itu jika bukan uang??. Meskipun ia yang memulai hubungan ini, namun Aletta pun tak pernah benar-benar menolak. Bukankah itu berarti ia pun mengharapkan sesuatu dari hubungan ini? Pikirnya.
"Huft! Sedari awal Anda yang memaksa saya untuk berada di hubungan ini. Jangan merasa seolah-olah saya lah yang merayu anda tuan" ucapnya berani kepada Dirga.
Mata Dirga menajam dan dingin menatap Aletta. Jika biasanya para wanita akan selalu bertingkah manis dan selalu berusaha menyenangkannya. Maka Aletta berbeda.
Wanita itu selalu memiliki beribu cara untuk membantahnya atau bahkan memancing kesabarannya.
Namun meski begitu, tak membuat Dirga membenci wanita itu. Ntahlah, ia juga bingung akan dirinya sendiri.
"Terserah!! Lakukan apapun yang kau inginkan!! Jika perlu, bakar saja semua barang-barang pemberian ku!" dinginnya kemudian membanting sendok dan garpu di tangannya dan pergi dari penthouse miliknya.
Meninggalkan Aletta yang terdiam sendirian di meja makan luas itu.
"Sebenarnya apa yang terjadi padaku? Kenapa jadi seperti ini? Bukankah seharusnya kau memperlakukan seseorang yang kau cintai dengan baik Aletta?? Kau seharusnya bahagia, orang yang kau cintai perduli padamu. Bahkan ia tak sungkan memberikan barang-barang berharga untukmu. Persetan dengan harga diri, sedari awal ini bermula harga diri itu telah pergi. Jangan menganggap seluruh pemberian kak Dirga adalaah bayaran untuk tubuh mu. Meskipun nyatanya memang begitu haha, lihat! kini ia marah padamu.." lirihnya sambil menangkup wajahnya lelah. Merasa menyesal karna memancing permasalahan yang tidak perlu.
Sebenarnya ia hanya ingin berbicara dengan baik kepada Dirga, namun entah kenapa akhir-akhir ini emosi selalu menghinggapi percakapan mereka.
Mungkin karna memang dirga yang tak ingin di tolak ataupun di bantah, sedangkan Aletta selalu memancing seluruh kesabarannya.
"Apa susahnya tinggal menerima pemberianku?!. Cih, menjengkelkan sekali" ucap Dirga yang kini berada di dalam mobilnya.
Entahlah, kemana tujuan pria itu, yang pasti kini dirga hanya ingin menyegarkan pikirannya yang rumit.
Musik DJ terdengar nyaring dengan aroma alkohol yang pekat. Banyak manusia yang berjoget ria bersama kekasih ataupun teman mereka.
Bahkan tak sedikit yang berhubungan sex di sudut-sudut ruangan yang gelap.
Bar. Kini dirga berada di tempat terkutuk itu dengan beberapa minuman beralkohol yang menemaninya.
Duduk di sofa panjang sendirian sambil menatap manusia-manusia di sana.
Dirga terlihat sangat sexy walau hanya menggunakan celana kain hitam dan kemeja putih yang di gulung lengannya, memperlihatkan urat-urat tangan kekarnya yang menonjol sexy.
Sedikit warning ⚠️⚠️
"Sendirian tuan" ucap seorang wanita sexy dengan pakaian yang tak pantas di sebut pakaian.
Dirga tak menjawab, namun juga tak menolak kala wanita itu duduk di pangkuannya, tepat di atas penisnya.
"Nghhhh... Bukankah ini butuh di puaskan tuanhh" bisiknya sensual dengan pinggul yang menggiling penis Dirga dan tangan yang mengelus dada bidang itu.
Dirga meraih pinggang wanita itu dan meremasnya pelan sambil menyesap alkohol miliknya.
"Ahhhh" desah jalang itu yang kemudian menyesap leher Dirga hingga menimbulkan beberapa bercak kemerahan.
"Ohhhh, hanya luarnya saja sudah terasa nikmat. Bagaimana jika ini memasuki lubangku?" Ucapnya yang mulai melemas karna gesekan sensualnya dengan penis Dirga yang masih berada di dalam celana.
Hingga puncak orgasme akhirnya ia dapatkan, meskipun hanya dengan gesekan semata. Bahkan Dirga tak melakukan apapun selain meremas pinggang jalang itu.
"Hahhh hahhhh. Aku ingin melihat betapa besar dan gagahnya benda ini. Apakah anda ingin ke suatu tempat yang menyenangkan tuan" bisiknya dengan nafas terengah.
"Penisku tak pantas berada di lubang longgar sepertimu" bisiknya Dingin sambil menghempas tubuh wanita itu kesofa samping dan pergi meninggalkan wanit itu sendiri.
"Cih. Sombong sekali. Ughhh aku sangat horny" ucapnya yang kesal di tinggal sendiri dalam keadaan horny.
••••••••••
Titt tittt titt
Suara pintu terbuka, terlihat Dirga yang memasuki penthousenya dalam keadaaan berantakan. Tubuh sempoyongan yang penuh akan aroma alkohol.
Dirga melangkahkan kakinya menuju kamarnya dan segera memasuki kamar itu.
Terlihat Aletta yang tertidur lelap disana..hingga suara Dirga yang membanting pintu itu terdengar di telinganya.
"Tuan anda sudah pulang?" Tanyanya dengan suara seraknya.
Dirga tak menjawab, namun tubuhnya berjalan menuju kamar mandi. Dan tak lama suara gemericik air mulai terdengar.
Aletta bangun dari tidurnya dan mulai menyiapkan piyama untuk Dirga. Menanti pria itu yang masih mandi di dalam sana.
Dirga keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai handuk sepinggang. Berjalan menuju pakaian yang telah Aletta siapkan dan memakainya di tempat..tanpa malu meskipun Aletta melihat.
Aletta mengalihkan matanya saat melihat Dirga yang berganti pakaian.
Tanpa sepatah katapun keduanya berbaring di atas ranjang, dengan dirga yang memunggungi Aletta.
Aletta paham, pria itu masih marah padanya.
Hah~ memikirkan pertengkaran mereka tadi benar-benar membuatnya sesak. Hanya sebuah masalah sepele namun mampu menjadi pertengkaran seperti ini.
Aletta turut memejamkan matanya kembali dan memeluk guling miliknya, ia juga ikut membelakangi Dirga.
Mungkin malam ini, ia harus tidur sendiri tanpa pelukan hangat Dirga.
TBC~
👇Jangan lupa vote dan komennya ya!!! Seperti biasa ditunggu 250 votenya.Ramadhan akan tetap update, tapi mungkin di malam hari. Jadi baca ketika jam aman saja ya. See u 🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirga & Aletta (21++)
Romance⚠️Kawasan 21++ di bawah umur di larang Baca!!! Mohon bijak dalam memilah bacaan!!⚠️ Jangan lupa vote, dan komennya ya!! Follow juga!! ••••••••••••• Kesalahan satu malam yang menjadi awal mula hubungan ini. "T-tuan nghhhh h-hentikan! Ahhh" ucap Ale...