9

43.4K 872 19
                                    

Hidup itu harus ada timbal balik. Seperti Flo yang menyediakan sebuah cerita. Maka pembaca semuanya di persilahkan untuk memberikan vote dan komennya. Sekian!!!! Hehehehe

Awasss typo!!!






Aletta POV

Aku terbangun dari tidurku, dapat kulihat wajah tampan rupawan kak Dirga yang memeluk ku erat.

Jari-jari ku bergerak untuk menyentuh wajah yang dapat ku lihat dari kejauhan.

Hidungnya, bibirnya terasa sangat tak nyata ketika aku benar-benar menyentuhnya.

Selama hidupku, aku tak pernah sekalipun membayangkan akan seintim ini dengan kak Dirga.

Ini semua bagaikan mimpi. Aku tau ini tidak seharusnya terjadi. Aku tau ini bukan waktunya untuk diriku merasa bahagia.

Namun, merasakan pelukan hangatnya, sentuhan lembutnya pada tubuhku dan segala perhatiannya, membuat ku bahagia.

Kebahagian yang tak pernah aku impikan dalam hidup ini.

Ku lihat jam di dinding menunjukkan pukul 4 pagi. Aku bangkit dari tempat tidur sepelan mungkin agar tak membangunkannya.

Mencari tas milik ku yang ku ingat tergeletak begitu saja di ruang kerja kak Dirga.

Namun rupanya tas itu telah ada di atas meja rias di kamar ini.

Ku keluarkan handphone milikku yang jelas tidak ada pesan penting smaa sekali kecuali pesan dari operator.

Aku memang tidak memiliki teman sama sekali. Dengan sifatku yang pendiam seperti ini. Tidak ada yang ingin berdekatan denganku. Hal itu aku rasakan dari masih sekolah.

Satu-satunya yang menjadi teman bicaraku adalah Bu Ina. Og senior yang baik hati padaku dan juga ibu kos-kosan yang memang perhatian kepada seluruh penghuni kosnya.

Aku pernah memiliki teman, namun ternyata itu tak lebih dari seseorang yang memandang rendah diriku.

Ia ingin seseorang yang menurutnya lebih rendah, berada di sisinya.

Awalnya aku kira gadis itu sangat baik karna ia satu-satunya orang yang ingin berteman denganku. Aku sangat menghargainya dan selalu mengutamakannya.

Saat itu aku tak menyadari jika ternyata yang menganggap dirinya teman hanyalah aku.

Aku yang selalu menyalin buku catatannya, membelikan berbagai hal untuknya. Bahkan jika ia mengeluh dan berkata dengan sedih karna tak mampu membeli barang yang ia inginkan, aku akan mengeluarkan uang untuk membelikan barang itu untuknya. Kukira teman memang seperti itu.

Namun setelah 3 tahun berteman dengannya aku sadar. Ia hanya butuh seseorang untuk di bandingkan dengannya.

Ia Suka ketika orang lain mengatakan dirinya lebih baik dari ku.

Ia Suka ketika orang lain mengatakan wanita cantik sepertinya tak seharusnya berteman denganku.

Dan dengan sifat baik hatinya yang selalu mengatakan "jangan berkata seperti itu. Aletta adalah temanku" semakin membuat orang-orang menyukainya karna menganggap ia perempuan baik hati yang berteman dengan siapapun.

Dirinya membangun citra sebagai wanita baik hati dan lemah lembut dengan aku yang menjadi sosok pembanding untuknya.

Aku yang tak pernah tersenyum, namun ia yang selalu menebarkan senyuman kepada siapapun.

Aku yang tak percaya diri, namun dirinya adalah perempuan dengan penuh kepercayaan diri.

Kami bagaikan kegelapan dan cahaya.

Dirga & Aletta (21++)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang