Dirga & Aletta || 25

18.2K 921 93
                                    

4 tahun kemudian

"Bunaaaa!!"

Suara susu makhluk kecil nan menggemaskan terdengar di seluruh penjuru toko tersebut.

Mengundang rasa gemas bagi seluruh pengunjung di sana.

Bukan hanya makhluk kecil tersebut, namun pemilik toko roti pun tak kalah menyilaukan mata.

Sungguh pasangan ibu dan anak yang membuat siapapun iri.

"Putra kecil bunda. Sudah bermainnya dengan kak Arya?"

"Cudahh" jawab si kecil.

"Apa baby bunda berbuat nakal hari ini?"

"Thidakk" gelengnya.

"Adik berbohong. Adik Bima sangat nakal bunda! Lihat apa yang adik lakukan pada perahu Arya" seorang anak kecil lainnya menyela percakapan mereka dengan tatapan yang menyedihkan.

Mendengar suara seseorang yang ia kenal, bayi mungil tersebut segera bersembunyi di belakang tubuh sang ibu.

"Thidak. Ima thidak" gelengnya.

"Hah~ jadi, bayi kecil ini berbuat sesuatu lagi?" Ucap sang bunda sambil menatap putra kecilnya.

Bayi kecil yang bernama Bima tersebut menunduk takut sambil meremas ujung bajunya.

Pemandangan yang sangat menggemaskan bagi para pengunjung toko.

"Inta Maap. Ima calah buna" ucapnya dengan bibir mengerucut lucu.

"Kenapa minta maaf dengan bunda. Lihat kak Arya, sudah berapa kali Bima berbuat nakal pada kak Arya? Kak arya pasti sedih, melihat mainannya di rusak seperti ini. Bagaimana jika mainan Bima di rusak juga? Apa Bima tidak marah?" Ucapnya sambil menunjukan kapal mainan yang sudah rusak itu.

Dengan sekuat tenaga Bima menggeleng kan kepalanya.

"Thidakk! Ima cedih anti" ucapnya.

"Kak Alya, Ima inta maap. Eung Ima Anji thidak Atan nakal Agi" ucapnya. Mata bulat yang sangat menggemaskan itu menatap penuh binar pada Arya yang masih berekspresi sedih.

"Sudah berapa kali kakak bilang. Nama kakak Arya bukan Alya" lirihnya.

"Kak Alya" riangnya.

"Hah~ sudahlah. Lain kali jangan nakal lagi" ucapnya yang di angguki oleh bayi mungil tersebut.

"Bunda minta maaf karna perbuatan adik Bima. Nanti akan bunda ganti yang baru untuk kak Arya, oke?" Ucapnya menghibur anak kecil yang masih berusia 7tahun tersebut.

"Tidak papa bunda, Arya masih memiliki banyak mainan lainnya" ucapnya sambil tersenyum.

"Anak baik, sekarang kalian masuk dulu dan bersihkan diri kalian.  Nyalakan televisi jika ingin menonton kartun"

"Siap/Ciap bunda" ucap mereka.

Aletta memandang kepergian mereka dengan penuh senyuman.

Bayi yang ia kandung kini telah terlahir kedunia dalam keadaan sehat dan utuh. Bima Ranendra, putra kecilnya.

Aletta tak berhenti bersyukur setiap harinya ketika melihat perkembangan sang putra yang semakin baik di setiap harinya.

Kehidupan yang awalnya ia kira suram, kini menjadi penuh akan harapan sejak terlahir nya sang putra.

Bagi Aletta, putranya adalah segalanya. Cahaya dalam kehidupannya. Satu-satunya keluarga yang ia miliki.

"Kak Aletta, ada yang ingin memesan kue dari toko kita, namun jumlah yang ingin mereka pesan lumayan banyak. Kami ingin menanyakan pendapat kakak, apakah sanggup untuk menerima pesanan tersebut?" Ucap salah satu karyawannya.

Dirga & Aletta (21++)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang