Chapter1: "Pada awal permulaan."

171 36 12
                                    

NEWBORN BABY

Sudah kubilang kan aku berjanji? Yak, kembali lagi bersama Madam. Seperti yang kujanjikan sebelumnya bahwa aku akan menyelamatkan si Pria yang sedang melakukan percobaan bunuh diri dan Pria itu bernama Jake. Diselamatkan oleh seorang Juliet bernama Riana, Hahaha. Okay okay back to the topic. Karena aku sudah menepati janji kalian anggap saja aku Moderator yang sedang melawan penulis cerita ini jadi kalian berhutang padaku. Mulai sekarang ikuti perintah ku dan anggap aku adalah Hati kalian, ucapkan permintaan yang kalian pegang dalam cerita ini saat aku meminta nya karena itu seperti gaji ku sebagai moderator dalam cerita ini. Tidak hanya permintaan aku juga meminta beberapa hal lain nya nanti jadi nikmatin saja cerita ini dengan penuh perasaan dan aku akan tetap menemani kalian hingga cerita ini selesai.

*Klek

Suara pintu terbuka, derit yang menggema seluruh ruangan menerpa debu debu yang menempel pada lantai, suara langkah kaki berderu bertabrakan menandakan dua pasang kaki berlangkah masuk bertamu. Dari suara berderu pintu terbuka menggema di lorong panjang yang bukan berada dalam rumah, ini berarti kedua orang itu sedang dalam gedung apartemen yang tua di dalam kota itu.

"Masuklah, mungkin bukan rumah yang nyaman dan megah. Tapi ini yang bisa ku dapatkan selama aku tinggal di kota ini." Suara yang tak asing bisa ku tangkap dalam telinga ku dan juga logat bicara tenang dan tatanan bahasa yang seadanya. Benar benar menggambarkan suara Jake.

"meskipun kau kabur membawa beberapa juta saja padahal kau seorang mahasiswa, lagipula tidak ada keluarga yang kamu kenal disini sudah sungguh sungguh hebat. Apalagi ini apartemen. Kau sungguh hidup lumayan dari yang kubayangkan." Ucap Riana tertegun.

"yah, aku mahasiswa yang juga sedang magang di perusahaan yang lumayan aku juga dapat beasiswa untuk biaya kuliahku mengurang. Dan kata siapa tidak ada keluarga ku disini? Walaupun tidak sedarah sebelum aku magang dia memperbolehkan ku tinggal di apartemen nya, dia adalah nenek yang berjualan bunga dekat sini, dia lebih baik daripada orang tua ku." Jake menghela nafas panjang.

"wahh, siapa dia? Aku sungguh penasaran! Tapi tetap saja kau hebat hidup tanpa kasih sayang orang tua aku sungguh iri dengan hati kamu yang kuat itu. Sungguh kuat!" ucap Riana yang sungguh terkagum dengan apa yang dialami Jake selama masa hidupnya.

"terimakasih, aku merasa tersanjung. Aku akan memperkenalkan kamu padanya nanti. Beliau bernama Yenny. Berganti pakaian lah dulu aku punya beberapa kemeja yang sudah tidak muat untukku untungnya. Aku hanya punya sofa untuk tidur. Aku menghemat segala, dan sofa itu lumayan besar dan nyaman untuk tidur. Aku akan tidur di matras tenang saja." Ujar Jake.

"sekarang sudah pukul 3 dini hari aku tidak percaya berurusan dengan polisi memakan waktu yang banyak"

"Terimakasih Jake. Lagipula itu resiko kamu pada tahun baru. Hahaha." Riana mengambil baju yang sudah disediakan oleh Jake untuk dipakai nya tidur.

"Baiklah, untungnya kamu lebih baik dari yang kuduga. Kadang orang yang kurang kasih sayang lebih lembut dari yang ku kira. Aku pinjam dulu kamar mandi mu yaa"

Jake tersenyum tipis terkekeh dengan apa yang Riana lakukan benar benar sedikit sarkas dan blak blakan.

"dasar."

Pada pukul 4 dini hari Jake duduk bersandar tepat di sebelah sofa yang biasanya ia tiduri, hanya saja sekarang sofa itu diisi penuh oleh orang yang tak diduga untuk bertemu seumur hidupnya. Hanya baru saja beberapa jam Jake melihat perempuan ini pada saat dia memutuskan untuk tidak menemui orang orang lagi seumur hidupnya, dia melihat ke wajah perempuan itu yang sudah tidur dengan pulas lalu dia menoleh kearah buku yang sudah dia pegang sejak awal dia duduk disitu, dia membuka buku yang tampak dia simpan bertahun tahun karena bukunya tampak rapuh dan penuh dengan pengalaman mengalami banyak musim membuat buku itu butek. Buku itu tertulis banyak target yang dia inginkan selama hidupnya, banyak sekali tulisan jelek pada buku itu seperti sedang belajar menulis. Dia membuka halaman pertama yang bertulis bagaimana dia sangat menginginkan kasih sayang keluarga pada masa itu yang dikenal dari tulisan nya sangat lama sebelum akhirnya penulisan nya sangat mahir.

Jake tersenyum bahwa sekarang dia memiliki lagi keinginan itu setelah sekian lama dia sudah meredam keinginan itu. Tentu hal itu muncul karena perempuan yang baru ditemui tepat beberapa jam yang lalu yang kini tidur mengisi penuh sofa yang biasanya dia isi. Jake menutup buku itu kembali setelah membaca bagaimana masa dulu dia benar benar menginginkan keluarga itu sendiri. Dia memandang jendela tepat di sebelah sofa itu terletak, membentang ke arah langit langit kota yang akan siap membentang fajar hari. Jake menegakan dagu sedikit mengarah ke atas mengalihkan diri dari tampang jendela itu, Jake menghela napas dalam dan mulai menutup matanya sebelum ia dapat mengunjungi Nenek sang florist itu di pagi hari, memperkenalkan Riana padanya.

Pada matahari pagi yang terik tidak lepas dari musim hujan yang melanda sebelum hari, pada aktivitas baru di tahun yang baru orang orang berjalan dan belanja pada masa yang masih libur sebelum mereka kembali bekerja. Sinar matahari terik membakar aspal aspal dan ubin para pejalan kaki di pinggir kota.

"pada hari libur biasanya orang memilih untuk tidak bekerja kecuali yang mengelola toko itu sendiri, mereka bebas menentukkan apakah toko itu tutup atau berjalan pada hari libur. Sementara yenny memilih untuk tetap buka pada hari perayaan tahun baru ini." Ucap jake sambil membawa bungkus Roti hangat yang tertutup rapat dengan selai coklat di dalam. Dia berbicara dengan lembut dan tenang di hadapan Riana yang tepat berjalan di sebelah Jake.

" tokonya tidak jauh dari apartemen ku berasal, sesungguhnya aku juga satu gedung apartemen dengan nya dan bahkan kamar kita bersebrangan. Tapi tentu kita terlalu siang untuk mampir menuju apartemen nya karena Yenny sedari pagi sudah menuju toko bunga nya." Ucap Jake panjang lebar.

"dia sungguh rajin dan ulet pada usianya. Aku sungguh apresiasi keuletan bibi mu." Riana dengan bangga tak sabar untuk bertemu dengan Yenny yang dia panggil Bibi. Riana bahkan cepat memberantas roti yang dibeli di pinggir jalan bersama jake tadi yang walaupun Roti itu masih panas, Riana melahap habis dengan cepat agar dia bisa leluasa berbicara dengan Jake.

"yah, waktu muda yenny sungguh jatuh cinta kepada bunga bahkan dia jatuh cinta kepada suaminya sebagai cinta pertama dan abadi nya, sayangnya Yenny tidak bisa mengandung anak karena badan dia lemah namun suami nya tetap menerima nya dan mengatakan bahwa kita bisa membuat ribuan anak dari bunga bunga yang kau rawat seperti kau merawat anak anak kita. Disitulah mengapa Yenny terus mengabdi sebagai penjual bunga, 15 tahun yang lalu suami nya meninggal itu sempat membuat Yenny putus asa dan tinggal sendiri tidak lama sampai dia menemukan ku dan Tiara. Tiara adalah adik ku yang tidak sedarah, Tiara diasuh oleh Yenny sebelum Yenny sempat bertemu dengan ku." Ujar Jake.

Jake melanjutkan "aku memang kelihatan tidak tahu diri walau aku sudah mempunyai keluarga seperti Yenny dan Tiara. Namun aku merasa merepotkan mereka, walau aku sudah punya apartemen sendiri dan dapat membayar semua kebutuhan ku untuk hidup aku cukup merasa membebani mereka. Tapi aku sungguh berterima kasih padamu Riana, kau menghentikan ku dari tindakan ku yang cukup serampangan"

Riana merenung dengan apa yang Jake baru keluarkan dari mulutnya, Riana merasa sedih juga khawatir. Tidak hanya itu saja Riana merasakan semua yang dilakukan Jake adalah sepenuhnya Jake tersesat dan tidak tahu arah selanjutnya. "entahlah Jake.aku merasa apa yang kau lakukan bisa saja mengecewakan Bibi. Dia sungguh berharap pada anak anak asuh nya. Dia mempercayaimu sebagai rumah barunya setelah suaminya, mungkin saja dia sudah menganggap dirimu sendiri anak kandung dari suaminya. Sampai disini aku memberi hal yang pasti kau akan hidup dengan aman hanya dengan Bibi dan adikku. Aku tahu pasti Bibi tidak mau kehilanganmu seperti kehilangan suaminya. Hargailah itu Jake." Ucap Riana

Jake terdiam dengan apa yang baru di lontarkan oleh Riana, Riana ada benernya juga. Bahwa jika kita kehilangan sesuatu dan kita juga ingin kehilangan kita hanya membuat orang lain merasakan kehilangan juga. Walau kita merasa tidak ada yang peduli tapi tentu dari ratusan atau bahkan milyaran orang di muka bumi ini pasti ada salah satunya. Ntah dia mewujudkan kasih sayang nya di depan kamu atau justru secara diam diam dan tidak terlihat di depan matamu.

"kau benar." Jake tersenyum tipis dan lega, dia menemukan orang yang dapat menghentikan semua tindakan bodohnya. Bisa jadi orang itu dapat membantu Jake kembali kepada jalurnya. Tidak selang lama dengan apa yang baru mereka omongkan akhirnya Jake berhenti tepat di depan toko bunga antik yang sudah terkenal berjualan bertahun tahun, tidak disangka toko bunga itu sedang ramai pengunjung. Apa yang orang lakukan pada hari pertama tahun baru ini? Tentu berkencan dengan kekasihnya, atau teman nya, atau keluarganya. Bunga adalah hal yang classic menjadi pemberian bermakna pada awal tahun baru ini, tidak hanya cantik tapi juga karena dari ratusan bunga memiliki banyak arti di setiap bunga itu. Walaupun tidak awet, itu menandakan bahwa betapa susahnya membangun relasi hubungan atau mempertahankan nya sama seperti mempertahankan Bunga agar tidak layu. Bukan bersifat sementara, memang saja bunga bisa berarti tahap hubungan yang kita lalui bisa saja berganti atau tetap.

Dream Lake (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang