chapter 14: "Hundarie"

16 9 0
                                    

“percakapan yang singkat, Jake.” ucap Reit sambil melangkah pelan ke arah Jake yang tengah bersiap siap untuk menuju kampus setelah membantu tim florisnya. 

Jake menoleh kebelakang mencari sumber suara ditengah ia sibuk merapikan tas, dan tentu itu membuatnya spontan mengeluarkan senyuman seperti hal biasa yang dia lakukan pada klien nya. 

“begitu juga Anda, Sir Reit.” Jake membalas sautan Reit mengetahui bahwa Reit sempat mengisi percakapan dua mata pertama dengan Tiara dan begitu kesan yang diisi ketika seorang pria bercakap,  mereka akan lebih peka dari pertanda maut itu sendiri. 

seketika Reit tersenyum seperti pria yang mengerti bahwa percakapan ini akan dimulai, dimana para pria mengerti lebih dari buku ensiklopedia dan hanya mereka dan dunia mereka yang tahu. 

“ingin menuju kelas?” lanjut Reit. 

“iya, ada bimbingan yang harus ku selesaikan.” jawab Jake. 

“sayang sekali padahal. .” Reit menyengol pundak Jake secara perlahan dan menatap Jake dengan tatapan menggoda. “kita bisa berbicara tentang Gadismu.”

Jake mengalihkan sedikit kepalanya setelah mendengar kata ’Gadismu’ menanggung rasa malu nya dan tidak berdaya mengangkat kepalanya tegak seperti biasa. hanya sifat bocahnya yang keluar dengan senyum nya yang tidak karuan. 

“hahaha sudah kuduga, sangat disayangkan.” ucap Reit terbahak. 

sedangkan Jake hanya tersipu malu diam seribu masalah. 

“aku tidak pernah tahu tentang keluargamu, kukira Nak Tiara adalah adikmu.”Reit mengalihkan pembicaraan setelah dia pikir pikir bahwa dia tahu Tiara tanpa menggali lebih lanjut apalagi dia kira awalnya bahwa sang florist Yenny datang bersama keluarganya dan anaknya laki-laki atau menantunya perempuan. 

itu yang ia kira awalnya. 

“aku tidak datang bersama keluarga,  Sir. aku meninggalkan keluarga ku sudah sejak lama.” tiba tiba raut wajah Jake berubah menjadi cemas. 

seketika Reit mengerti bahwa membicarakan keluarganya itu hal yang salah, dan sang floris Yenny adalah beliau yang budiman. 

“hmm, pasti berat ya Nak.” Reit kebingungan melanjutkan pembicaraan namun ia tahu Jake butuh beberapa waktu untuk menyanggupi percakapan itu. 

“tidak juga, tidak ada kenangan bahagia selama aku bersama mereka.” lanjut Jake sendiri tanpa Reit minta. 

dalam lubuk hati Reit,  ia tahu bahwa Jake benar-benar ingin mencurahkan nya. apa yang selama ini Jake telah simpan apalagi dengan fakta bahwa dia telah besar tanpa orang tua. Reit memang sebuah orang tua yang berhasil namun karena itulah dia tahu perasaan anak-anak remaja sekarang yang tumbuh tanpa ada karakter orang tua yang menemani nya, itu yang membuat Reit tidak gagal menjadi orang tua sesungguhnya. Reit Tahu. 

“keluarga ku sebenarnya keluarga berada. punya usaha sendiri, namun mereka hanya mau kakakku. jika kau kenal Brian Hundarie?” Ucap Jake yang sambil menelan ludahnya mengetahui bahwa dia memang dalam kondisi yang jauh dari sodara kandungnya dan mengingat bahwa sodara nya telah jauh di atas kenikmatan dalam kesengsaraan Jake. 

seketika Reit sedikit tidak percaya muncul dari raut wajahnya karena ia mengenal ayahnya Brian yang merupakan pengusaha jam tangan terkenal. Hundarie group. 

“aku tidak pernah tau Tuan Hundarie punya anak Kedua. .” spontan begitu saja dari mulut Reit tidak sadar itu menyakitkan perasaan Jake yang sedang menelan ludahnya dan menahan air matanya yang hampir keluar namun Jake membalas semuanya dengan senyumnya. 

Dream Lake (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang