hal itu hanya dilakukan oleh orang yang hidup sekalipun orang itu sudah tiada. tindakan yang kita lakukan akan mempengaruhi orang sekitar, seketika kita dalam kondisi apapun itu, ketika kabar burung terbawa maka ada 2 opsi yang ditetapkan.
bumi menangis atau air mata terjatuh. apakah itu sebuah kecelakan?
setelah percakapan singkatnya Riana dan Jake tentu itu tidak lepas pandang dari Reit. Reit telah memandang mereka dari tadi menatap cermat bahwa mereka berdua baik baik saja.
melihat mereka berdua dalam kondisi tersenyum itu membuat Reit untuk tidak terlalu mengkhawatirkan mereka lagi dan beralih ke arah lain.
tak jauh dari pandangan Reit barusan, Reit tertuju pada Tiara yang tengah sibuk memilih sekuntum bunga untuk di dekorasikan.
seketika raut wajah Reit berubah menjadi sedikit lebih serius.
Reit berjalan perlahan ke arah Tiara mempersiapkan senyum nya karena dia tahu dia akan berbicara orang yang katanya sudah tiada dalam laporan bahkan dengan umurnya juga yang tak pantas di dapat oleh Tiara.
“Pilihan bunga yang bagus Nak.” ucap Reit dengan hati-hati.
Reit memutuskan semakin dekat dengan Tiara dan mengambil kursi lalu duduk di sebelahnya.
“bunga matahari adalah bunga yang dapat membuat semua orang tersenyum.”Reit memastikan lagi pujian nya terhadap Tiara.
seketika Tiara tersenyum terhadap Reit dan segera membalasnya karena Reit tahu bahwa Tiara suka untuk memahami Bunga terutama apa yang dirasakan sang klien terhadapnya.
“apa yang membuatmu tampak tersenyum, Tuan? apakah anda suka dengan Bunga ini?” Tiara menunjukkan bunga matahari itu lebih dekat ke arah Reit, dan sengaja mengasih nya satu tangkai agar dia bisa melihat lebih cermat karakter dari bunga itu.
Reit meraih bunga yang dikasih Tiara dan melihat nya lekat lekat, mengangkat nya kedepan kedua mata Reit untuk menggesturekan bahwa dia sedang membaca karakter bunga itu, lalu dia menurunkan perlahan bunga itu dari pandangan matanya.
“anak ku sungguh menyukainya. bunga ini mengingatkan ku akan masa kecilnya.” Reit tersenyum membayangkan masa kecil anaknya sambil memegang erat bunga matahari itu. “Tidak terasa bahwa sekarang dia sudah akan menikah dan siap untuk keluarga barunya.”
“apa kau yakin itu adalah hal yang dapat membuatmu tersenyum? mengetahui anakmu sudah dewasa dan akan tinggal dengan keluarga barunya. kau akan melepaskan nya kan?” dari lubuk hati Tiara tahu pasti bahwa Reit tentu tidak rela melepas anaknya kepada orang lain.
“benar, namun aku rasa senyuman tidak soal saat aku bahagia namun juga saat aku sedih. aku tidak pernah menyesal mempunyai memori yang bahagia dan juga sedih dengan anakku,sampai saat nanti aku melepasnya. Bunga matahari akan menjadi favorit nya selalu.” ucap Reit.
seketika Tiara terdiam mendengar hal itu mengetahui bahwa dia sudah ditinggal ayahnya sedari kecil jadi dia tidak bisa merasakan hal itu. hal yang Tiara tahu bahwa Tiara akan jadi pahlawan selanjutnya setelah ayahnya, itu percakapan terakhir Tiara dengan Ayahnya.
“Aku takut untuk dewasa, Tuan.” Tiara mencoba jujur setelah dia merasa Reit mempunyai sisi karakter ayah yang membuat Tiara ingin mendengar lebih lanjut karena dia kangen dengan sifat Ayahnya yang selalu menasehatinya.
“mengapa kamu takut dewasa? selama kamu hidup kamu akan selalu siap untuk jadi dewasa. bahkan dengan bernafas kamu akan segera jadi dewasa hingga kematian mu yang entah kapan itu.” ucap Reit.
“aku hanya takut meninggalkan masa lalu bahkan meninggalkan rasa bahagia, aku tak bisa merasakan kebahagiaan setelah ayah meninggalkan ku. aku tidak bisa merasakan apapun setelah aku semakin bertambah umur. aku akan semakin mengerti dengan keadaan semuanya, dan aku hanya ingin dimanja Ayah.” Tiara memainkan bunga matahari yang ada di tangan nya, memutar mutarkan bunga itu dan raut wajahnya perlahan berubah semakin sengit.
“aku ingin selalu menjadi anak kecil yang dimanja ayah, ketika aku semakin sadar semua, aku semakin tidak bisa bahagia. apakah orang dewasa tidak bisa berbahagia lagi? kau adalah orang tua dan sekarang anakmu sudah akan dewasa. apa aku akan kehilangan kebahagiaan ku? “
“dewasa yah. .” seketika reit menghela nafas sambil menenangkan pikiran sebelum menjawab pertanyaan Tiara. “memang sepatutnya anak seperti mu menanyakan hal itu.” Reit membenarkan posisi duduknya lalu mencondongkan badan untuk lebih dekat dengan Tiara agar dia bisa menjelaskan semuanya dengan rapi.
menghela nafas sekali lagi sebelum memulai jawaban, kini Reit siap memberi jawaban kepada semua anak anak yang masih hidup dan mengetahui hari esok hari dewasa dimana mereka akan semakin belajar lebih lanjut tentang seisi dunia.
“kebahagiaan kadang muncul saat kita menganggap bahwa itu adalah porsi kita, seketika kita dewasa jika kita merasa bahagia, itu bukan berarti kita belum dewasa. itu artinya semakin kita dewasa semakin kita kuat menghadapi semua situasi, dan ketika kita bahagia maka, kita sudah sampai dalam kondisi ini. kamu kuat, maka kamu akan berbahagia atas dirimu dan pencapaian mu hingga ini. ketika kamu kuat, kamu sanggup.” ucap Reit melemparkan senyuman kepada Tiara.
“tapi itu sulit untukku melihat lebih luas tentang dunia ini. aku tak melihat separuh kebahagiaan atau bahkan hal yang enak dapat dinikmati.” walaupun Tiara terkesima namun dia tetap punya seribu pertanyaan kepada orang dewasa.
“aku benar benar tidak mengerti dunia orang dewasa, aku tidak mengerti kenapa Jake masih bisa tersenyum setelah semua percobaannya. aku ingin tahu bagaimana.”
Reit mengangguk perlahan seolah dia mengerti bahwa Tiara takut semua akan berujung dia akan tinggal sendiri, sama seperti dia di hari kehilangan ayahnya. begitu jauh Tiara melangkah itu akan membuat Tiara semakin bingung dalam semasa perjalanan hidupnya.
“aku akan memberi sebuah imajinasi yang tak biasa padamu Nak, ketika kamu tidak dapat melihat itu artinya kamu masih menutup matamu. bayangkan ketika kamu punya 4 tangan, dan kamu gunakan kedua tangan untuk menutup matamu saking kau takut untuk melihat dan berjalan dalam kenyataan. namun apa yang dilakukan kedua tangan yang lain? mereka akan mencoba menyadarkanmu. bahkan mungkin mencoba melepas tangan yang mencoba membutakan mu itu. gini, jika memang kau hanya dapat 2 tangan lantas apa jadinya pemahaman 4 tangan? kita bayangkan bahwa Tuhan memang benar mengasihimu 2 tangan secara fisik atau non fisik. ketika kamu menutup matamu dengan tanganmu atau menutup telinga dengan tanganmu maka Tuhan meminjamkan kedua tangan nya agar kamu masih bisa meraba Dunia. ketika kamu mengikat kaki mu agar kau tidak bisa berjalan Tuhan akan meminjamkan Kakinya atau bahkan membentuk jalan hanya khusus untuk mu dapat berjalan dalam kegelapan. jika terang datang, maka kamu akan lihat disitu hanya 1 jalan yang sudah dipersiapkan Tuhan agar kau tak jatuh. Dewasa itu soal menerima dan mengambil. kelak kamu akan mengerti Dunia tidak hanya tentang satu atau dua, tapi tentang dirimu dan kehidupan bagimu.”
seketika Tiara terdiam mendengar hal itu dan membuatnya hampir menangis mengingat perjalan nya yang pahit kini memang sebuah keselamatan padanya.
tidak ada yang meninggalkan kita, itu hanya ketika kita meninggalkan Tuhan.
lalu Reit berdiri karena merasa dirinya sudah berbicara lama dengan Tiara dan menepuk Pundak Tiara sebelum meninggalkannya.
“berterimakasihlah untuk sebelumnya, ketika kamu masih bernafas itu artinya kamu masih berhak untuk hidup. setelah kamu mengerti kesempatan terbesar yang pernah dikasih Tuhan adalah kita yang telah lahir kedalam dunia ini dan mengerti apa sebenarnya maksud Tuhan. tak ada salahnya bertanya seribu kemungkinan kepadanya. sesekali kunjungi lah dia dalam Doa.” ucap Reit menutup percakapan itu meninggalkan Tiara dalam keadaan bengongnya.
setelah Reit meninggalkan Tiara, Tiara memegang Bunga Matahari itu dengan lekat dan terus menatapnya. lalu Tiara tersenyum perlahan mengeluarkan sedikit air mata dari matanya dan melanjutkan pekerjaan untuk memilah beberapa bunga.
seperti seolah tak terjadi apa apa namun itu akan menjadi pelajaran kedepannya untuknya tetap hidup pada jalan yang sudah ditetapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Lake (COMPLETED)
Любовные романыDi tengah keramaian kota, bisingnya ledakan kemeriahan kembang api, dan sorak setiap orang dalam menyambut tahun baru, masih belum cukup untuk menggerakan hati seorang remaja pria bernama Jake yang sedang meratapi bengisnya kehidupan yang ia jalani...