"Reit."
Banyak bangku yang memangku para Pria-pria dewasa dengan Topi bundar hitam hingga jas setelan hitam rapih yang tercantum merek-merek mahal pada tag di masing-masing jas para Pria itu.
Tidak dipungkiri bahwa sekumpulan Pria dewasa itu mempunyai kelas yang tinggi dan khusus, Hingga tertuju.
Akan di detailkan dengan betapa megahnya ruangan itu dilapisi dengan kayu-kayu desain mahal hingga lampu Kristal yang dipampang di atas, Ruangan yang jelas ditata rapi dan besar, banyak kursi tersusun rapi berjajar diikuti dengan meja masing masing dari jumlah kursi tersebut.
Pria-pria dewasa tersebut memanjakan tawa mereka di dalam ruangan mereka sebelum dihantam sesuatu serius.
"Tuan." Ucap Reit dengan santai sambil menghampiri Pria-pria dewasa tersebut.
"Saya mengharapkan kabar Tuan-tuan sekalian dengan keadaan sehat, yang jelas siapapun yang hadir dalam Rapat pemerintah ini sudah dipastikan sehat."
"mengapa begitu Reit? bicaralah terbuka kepada kami, tidak apa-apa walau kami senior mu." sudah jelas bukan? sebuah pembukaan pembicaraan yang menjijikan. benar-benar khas seorang para koruptor senior berkomunikasi, Setidaknya itu yang ada di pikiran Reit.
"Kami membimbing seorang junior dan seterusnya." lanjut Pria itu dengan sedikit senyuman licik dalam bentuk mulutnya yang tebal itu.
Diikuti dengan ketawa-ketawa kecil oleh para pejabat lainnya.
Dalam benak para Senior itu bahwa Reit adalah seorang Badut yang akan memberi sedikit kebutuhan humor untuk mereka para senior-senior itu. Sehingga mereka siap dengan begitulah komunikasi mereka berjalan, sehingga juga mereka mengira bahwa percakapan pertama Reit kepada mereka adalah suguhan komedi untuk mereka.
Karena dalam benak Senior, seorang junior hanyalah bahan tambahan atau hiburan sebelum mengganti posisi jabat mereka hingga seterusnya.
"Ketika Duit pulang kepada kita, Tuan-tuan. Kita tidak akan peduli apapun yang kita lalui. Ambil hasilnya, atau lebih." Singka bagi Reit.
Namun mengundang Tawa dari semua senior itu, Kepuasaan rahasia bagi mereka.
Hal itu mengundang pandangan pejabat-pejabat baru atau junior mendengar percakapan tersebut dan membuat mereka merasa bersalah, yang padahal selanjutnya merekalah yang meneruskan kinerja itu. termasuk kotor atau tidaknya.
Reit merasa puas dengan tanggapan mereka, walau itu sindiran keras namun mereka hanya tertawa akan tindakan mereka.
Diketahuilah bahwa Reit bukanlah pejabat kelas junior namun ia diasingkan karena tidak menggunakan cara kerja tradisional para pejabat senior: 'menjadi Koruptor'.
Itu menjadikan nya sebagai pejabat Junior hingga seterusnya.
Namun berkata bahwa Reit disegani karena melawan tindakan tersebut dan justru itulah makanan masyarakat sekarang yang artinya jika semua bocor dia mendapatkan banyak suara daripada seniornya.
"Yang saya maksudkan adalah Istri-istri anda dirumah." lanjut Reit.
Tidak disangka oleh para senior apa yang diucapkan Reit tentang lelucon nya belum berakhir.
Itu membuat para Senior tersontak kaget dan terdiam, itu sungguh memukul mereka tepat di fakta.
"HAHAHAHA Guyonan lama Tuan-tuan." Seorang pejabat muda menghampiri mereka secara perlahan. dengan rambutnya yang masih tidak beruban dan kulitnya yang belum mengkerut. Benar, ia masih berumur 28 tahun dan tampan. Ini yang kalian mau kan para Wanita?
"Moris." Ucap Reit.
Seketika para Senior mengalihkan pandangan mereka mengetahui jika mereka merundung Reit di depan anak Presiden tersebut akan membuat mereka celaka apalagi anak presiden tersebut, Moris. Adalah pemuda kharismatik yang tidak mempan dengan godaan tata kerja Tradisional. Mungkin kekuatan itu hilang ketika Ayahnya turun dari jabatannya.
"Reit." Moris bergegas mendekati Reit, Sementara Reit mengulurkan tangan nya untuk menyambut tangan yang masih belum berkeruh itu bahkan masih sangat lembut untuk disentuh oleh para pejabat-pejabat senior yang sudah menyentuh Duit-duit lebih lama tapi ketahuilah bahwa Tuan muda ini menyentuh Duit yang 'Bersih' walau tidak lebih lama dan lebih banyak daripada para Senior itu.
Dengan tatapan tajam dan lurus Moris, Dia mengernyit kepada Reit memberikan kode tentang guyonan Reit sebelumnya yang menyatakan bahwa Moris cukup puas mendengarnya. Moris menjabat tangannya dengan erat dengan perubahan watak wajahnya menjadi sedikit melancipkan sudut bibirnya ke bawah dengan alis sebelah kanan nya yang menjulang ke atas. Dia menarik tangan Reit lebih dekat dengan nya dan menjulurkan tangan kirinya yang memegang berkas dari tadi dan memaksakan berkas itu masuk kedalam pergelangan Reit dan mengaitkan nya juga dengan jemari-jemari Reit.
"Semua sudah di dalam." Moris sedikit membelakangi Reit dan mengalihkan pandangan nya 360 derajat ke arah sekitarnya untuk memantau apakah para orang-orang berjas hitam itu mengamati tindakan Moris dengan Reit barusan. "Setidaknya Fabris, sesuai dugaan kita." Moris merogoh saku celananya dengan cepat meminimalisirkan gerakan mencurigakan nya, mengambil sebatang Rokok tebal.
Reit sadar akan gerakan Moris bahwa mereka bisa saja ketahuan jika tidak melakukan sesuatu, Reit merogoh saku di jas nya dan mengeluarkan pemantik untuk menyalakan rokok tersebut. "Rokok tebal dari jerman ini tidak cocok untuk anda isap di negara tropis Moris, ....apakah itu bawahan Fabris?" Ucap Reit yang mengecilkan suara diimbangi suara pemantik agar ucapan 'Fabris' tidak dapat didengar oleh orang orang-orang jas hitam itu. Memastikan secara mungkin lebih jelas bahwa 'Fabris' bisa saja termasuk salah satu Senior-senior itu.
"perbedaan cuaca tidak membuat jangka waktu prosedur kematian berbeda juga.." Moris sedikit tertawa akibat komentar Reit terhadap rokoknya, tidak seperti orang-orang biasa yang memuji betapa mahal karena gemuknya rokok itu. Sama seperti setebal apapun daging itu, namun dengan bagaimana daging itu berasal tidak meminimalisirkan untuk para konsumen mendapatkan diet terlebih dari berapa berat daging itu.
Moris mendekatkan kepalanya kepada Reit dan membisikan sesuatu "Bawahan yang ahli dengan market gelap memungkinkan bahwa 'atasan' nya memiliki sebuah market gelap besar bahkan bisa saja bisnis itu membantu pesohor nya. Aku tidak yakin kekayaan dia yang terhitung dari sekarang tidak semua, bahkan juga banyak sumbangsih lain agar Rakyat dapat dijilat olehnya. Pertanyaan menarik, reit. Bagaimana bisa dia menghasilkan Profit yang sungguh besar dari sekedar membuka usaha untuk istrinya dan anaknya dalam sekedar 5 cabang Rumah makan Padang?" Moris berdeham dan tersenyum kecil namun matanya semakin tajam dan bersinar, Moris sungguh senang dengan apa yang dia bawa kepada Reit malam ini. Dia menangkap tangkapan besar.
"Tuan Moris, Tuan Reit. Maaf mengganggu percakapan kalian, Rapat akan mulai 10 menit lagi. Harap ambil bangku sesuai posisi kalian masing-masing." Ucap Seorang yang mungkin bekerja mengatur keapikan suasana rapat.
"Begitulah Reit." Lalu Moris memalingkan wajahnya ke arah kiri seperti memperhatikan sesuatu yang ada dalam percakapan nya tadi seolah telah hadir. "Bintang percakapan tersebut."
Reit langsung mengikuti arah pandangan Moris.
Mendapati Pria gemuk berusia 58 tahun dengan banyak uban dan jenggotnya sampai ke dagu itu, berbicara dengan bawahan nya. Itulah Fabris, Dalang pembunuhan dan penculikan keluarga Yold. Kegemukan dari seberapa banyak makanan yang ia tempuh dari negara ke negara, Bahkan dengan setelan jas dan topi bundar nya yang bisa dibilang paling mahal dari orang-orang jas hitam di dalam bangunan ini, bahkan bisa lebih mahal dari setelan Presiden itu sendiri.
Moris meninggalkan Reit yang sudah berdiri di depan kursinya, selagi Reit yang masih sibuk melihat Fabris seperti memegang dendam padanya. Namun tak selang lama, Fabris berhenti berbicara dengan bawahan nya dan tak sengaja mendapati Reit yang memandangnya.
Fabris mengangkat tanganya dan menggerakkan telapak tangan nya ke arah bawah 2 kali dengan perlahan disertai dengan senyuman tipisnya. Itu gesture untuk memerintah Reit agar segera duduk.
Reit duduk secara perlahan tidak melepas pandangan nya dari Fabris.
Fabris mengangkat Gelas penuh wine ke arah Reit untuk menyanjungnya, namun senyuman itu berubah menjadi senyuman licik. Mata Reit menjadi tajam ketika mengetahui bahwa Fabris bermain dengannya bahkan tahu bahwa Reit mungkin mencari data tentangnya atau menyelidikinya.
Fabris sungguh santai, menandakan bahwa segala cara mungkin saja tidak akan mempan untuk menjatuhkan nya. Bukan sebuah mungkin lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Lake (COMPLETED)
RomanceDi tengah keramaian kota, bisingnya ledakan kemeriahan kembang api, dan sorak setiap orang dalam menyambut tahun baru, masih belum cukup untuk menggerakan hati seorang remaja pria bernama Jake yang sedang meratapi bengisnya kehidupan yang ia jalani...